Share

Petir di siang bolong

Canda tawa menghiasi suasana di dalam kamar tidur Dena dan Argi, tepat hari itu usia Ariq genap enam bulan. Ariq sangat senang bercanda dengan Adim, tak henti terus tertawa. Ia tergelak saat Adim terus menciumi pipi juga lekuk leher. Tangan mungilnya juga memukul-mukul kepala Adim yang membuat pria itu semakin gencar menggelitik.

Dena yang ikut merebahkan tubuh di ranjang, tersenyum bahagia melihat suami dan anaknya begitu bahagia tergelak.

Adim menggulingkan badannya ke samping kanan, menoleh ke Dena yang sudah memiringkan tubuh untuk memberikan ASI ke Ariq yang sudah mengantuk.

"Kamu capek, ya, Dena. Seharian kerja, pulang tetap urus kebutuhan aku sama Ariq." Jemari tangan Adim menyelipkan helai rambut Dena kebelakang telinga wanita itu.

"Nggak, kok, Mas, udah kewajiban aku, 'kan." Dena mengusap kepala Adim begitu lembut, kedua mata pria itu terpejam, senyumnya juga begitu lebar.

"Aku mau olahraga, supaya bugar," ucap Adim. "Udah lama nggak work out," lanjutnya sambil duduk lalu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status