Share

14. Sabia

“Mau ke mana kamu, Sabia?” Tanya Mama saat melihatku membawa koper berisi pakaian dan perlengkapan lainnya.

“Mau pergi, Ma.”

“Kamu marah sama Mama?”

Aku mengembuskan napas berat. Mama tanya dan bertanya-tanya? Oke. Akan aku jawab, ya.

“Nggak.”

“Lalu kenapa kamu pergi?”

“Sabia mau bertapa, Ma. Siapa tahu dapat hidayah dan taufik buat mengikuti perintah Mama.”

Mama menggeleng pasrah anaknya agak lain.

“Sabia—“

“Telinga Sabia sakit setiap hari harus mendengar teriakan Mama.”

“Sabia, kamu—“

“Mama bahkan nggak bangga sama sekali sama aku, padahal series yang kalian perebutkan pemerannya adalah dari novelku,” ucapku kecewa.

Sudan cukup, kali ini memang aku harus mengatakan apa yang selama ini aku pendam. Siapa tahu, kali ini Mama akan sadar dari khilafnya.

“Aku kira, setelah tahu mama mendatangiku untuk mengucapkan selamat, atau paling nggak beri aku apresiasi. Tapi—“

Aku menggeleng. “Mama justru memintaku menjadikan Sabrina peran di series itu tanpa sebelumnya memberiku sedikit pujian. Ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status