Share

38. Sabia

Aku menatap kedua lelaki di hadapanku dengan risi. Pasalnya mereka sudah berjabat tangan lebih dari 5 menit dengan saling melempar tatapan tajam. Aku khawatir mereka jadi jatuh cinta.

Astaghfirullah, tobat Sabia!

Aku memisah tangan mereka dengan keras membuat mereka menatap ke arahku penuh tanya.

“Pamali satu gender saling tatap-tatapan begitu,” ujarku menatap keduanya kesal. “takut ada jin lewat terus bikin kalian jatuh cinta.”

Pak Rully dan Kukuh bergidik jijik lalu saling melempar tatapan kesal. Lagian ada-ada saja mereka, perkenalan macam apa yang mereka lontarkan satu sama lain.

“Ada apa Bapak datang kemari?” tanyaku pada Pak Rully.

“Jadi hanya dia yang boleh datang kemari?” Pak Rully menunjuk Kukuh.

Astaghfirullah, salah lagi. Aku menepuk jidatku keras.

“Bukan begitu, Pak—“

“Baperan!” sindir Kukuh sambil menatap sinis Pak Rully.

“Kamu men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status