Share

BAB 82

Satya menyusut air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Sekuat apapun dia bertahan, air mata itu lolos di pipinya. Celana hitam yang dia kenakan sudah penuh dengan lumpur di tanah pemakaman yang masih baru. Lelaki itu memeluk nisan bertulis nama kakeknya dengan erat seolah tengah memeluk Pak Guntoro yang telah berpulang tadi pagi.

Kerabat keluarga Satya sudah mundur satu per satu. Hanya tersisa beberapa orang yang masih menatap sendu gundukan tanah merah yang penuh dengan taburan dan karangan bunga yang diberikan oleh para pelayat. Sebagai pemilik Pesona Group, tentu saja banyak orang yang mengenal Pak Guntoro. Kulihat banyak sekali orang yang terluka atas kepergiannya meski hal ini sudah diprediksi sebelumnya.

“Mbak, aku pulang dulu. Tolong temani Mas Satya,” ucap Andira sambil memegang bahuku lembut. Mata wanita itu pun terlihat sembab menandakan tangisan yang tak henti semenjak laki-laki yang merawatnya dari kecil itu kembali ke pangkuanNya. Suami Andira sendiri menggenggam t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status