"Fafa! Kamu jangan kasar sama Ratu. Udahlah, aku gak mau satu payung sama kamu," Andy menjauhkan dirinya dari Fafa, tangannya menarik Ratu agar ikut masuk ke dalam mobilnya.
Fafa pun membuka pintu mobil bagian belakang, ini memang hak-nya karena kedua orang tuanya pun sudah mengenal Andy bertahun-tahun. Terserah mau berbuat apa.
"Temen aku gimana? Aku gak enak kalau pulang duluan. Mereka berteduh disana," Ratu menunjuk supermarket IndoJaya, Jenny dan yang lainnya menatap pandang ke arahnya. Berharap bisa pulang secepatnya.
"Sebentar, aku keluar dulu. Kamu disini aja ya?" Andy keluar dari mobil, langkahnya menghampiri Jenny dan yang lainnya.
Di dalam mobil, Fafa menarik rambut Ratu dari belakang. Sontak membuat Ratu kaget dan menjerit kesakitan.
"Sakitt! Lepaskan! Jangan begini! Nanti rambutku-arghh," Ratu berusaha menyingkirkan tangan Fafa yang begitu kuat menarik rambutnya.
"Gue akan lepasin rambut lo tap
Kedatangan Andy dengan wajah datarnya membuat Gerald dan Paijo heran."Lo kenapa kok wajah di tekuk gitu? Ada masalah?" tanya Gerald hati-hati, ia tau ketika marah Andy sedikit sensitif dan mudah emosi.Andy menghela nafasnya. "Gue putusin Fafa," jawabnya tegas. Sama sekali tidak ada penyesalan, ini adalah keinginannya sejak dulu namun tak bisa memutuskan tanpa ada alasan tapi sekarang sudah ada bukti kuatnya.Paijo terkejut. Sejenak ia menghentikan kunyahan permen karetnya."Kenapa di putusin? Udah gak cinta lagi sama Fafa? Mending buat gue aja daridulu. Pasti dia sekarang lagi nangis," Paijo juga tertarik dengan Fafa, tapi dengan kata lain tak berani menikung Andy yang masih berpacaran dengan cewek itu, dan dulu.Tak ada jawaban, Gerald mencubit lengan Paijo agar tidak membahas Fafa. Pasti Andy menahan amarahnya."Sakitt tau! Merah nih," Paijo menunjuk bekas cubitan Gerald di tangannya.Di k
Di kantin, semangat Ratu untuk berjualan pisang goreng seperti biasanya pudar. Pikirannya melayang masih ingat kata-kata Raja yang membuat hatinya tidak tenang."Gue pisang gorengnya empat. Gue harus paling pertama," ujar salah satu pembeli, memang datang pertama kalinya.Ratu melamun, tidak menanggapi pembelinya.Lisa yang menyadari itu pun menepuk bahu Ratu dan bertanya 'kenapa?' hanya jawaban menggeleng tanpa berkata apa-apa. Lisa semakin heran, tidak seperti biasanya Ratu lebih banyak diam.Ratu tersadar. "Aku capek. Kalian aja ya yang melayani pembelinya? Aku juga laper pingin makan."Lisa mengangguk. "Oh, ok. Tenang aja, pasti semuanya bakalan habis. Karena gue jagonya!" seru Lisa bangga, Ratu hanya menggeleng heran. Lisa sangat bersemangat.Ratu bergabung dengan Jisoo dan Rose."Tumben mau makan? Biasanya juga gak mau," ceketuk Jisoo sambil menikmati es teh-nya.Raja dan Ares dat
Ratu tersenyum remeh. "Apa? Sayang? Kamu itu gak menghargai perasaan aku. Sadar Raja! Selama ini aku selalu sabar dengan sikap kamu yang gila itu. Sampai Fafa jadi sasarannya. Aku kecewa sama kamu. Aku benci kamu Raja!" teriak Ratu frustasi, hatinya lelah menghadapi sifat Raja. Cowok itu selalu bermain-main.Raja menggeleng. Tangannya meraih jemari Ratu yang bebas. "Aku gak sengaja. Maafin aku ya? Aku kira Fafa bakalan nolak, tapi dia mau."Ratu menghempaskan tangan Raja. "Dan kamu juga mau.""Sayang maafin aku ya? Kamu jangan-""PERGI KAMU! AKU BENCI KAMU RAJA! ANGGAP KITA GAK PERNAH KENAL!" Ratu mendorong Raja agar menjauh, namun dorongan kuatnya itu membuat Raja terduduk di lantai."Ratu, kamu ingat baik-baik. Aku mencintaimu itu dengan caraku sendiri. Suatu saat nanti, dia-" Raja menunjuk Andy. "Pasti akan ada berbagai masalah. Aku bisa jamin itu. Kisah cinta gak akan selalu manis Ratu," Raja menasehati, kata-katanya tulus.
Di sebuah kafe, Fafa mengajak Moza untuk merencanakan sesuatu yang sangat penting. Bahkan Moza sampai rela kehujanan sedikit dan rambutnya setengah basah, lalu Fafa dengan entengnya mengatakan nanti akan kering dengan sendirinya."Kipasin dong, atau bawain hair dryer dari rumah lo. Tega sama gue lo Fa," Moza cemberut, badannya sedikit menggigil karena hawa hujan yang dingin menusuk permukaan kulitnya.Fafa menahan senyumannya. "Gue mau ngomong penting. Ini soal Ratu yang jadian sama Andy," nadanya terdengar serius bahkan kedua alisnya menyatu memikirkan sesuatu.Moza mengernyit. "Rencana apa? Lo masih cinta sama Andy?" tanya Moza hati-hati takutnya Fafa marah.Fafa mengangguk. Tentu saja masih mencintainya."Gue gak nyangka kenapa Ratu anak baru yang jualan pisang goreng malah jadi pacarnya Andy sih? Gue gak terima za, masa iya di putusin gara-gara ciuman doang. Itu kan Raja gak sengaja," jelas Fafa tak ada yang di tutupi, sesuai fakta dan kejadian
Selama jam pelajaran berlangsung, Ratu sama sekali tak bisa berkosentrasi. Lisa yang selalu mengajaknya berbicara pun ia abaikan."Ratu, lo sakit hati ya sama kejadian tadi?" tanya Lisa setengah berbisik takut terdengar oleh guru.Ratu menghela nafasnya. Ia mengangguk pelan."Dari sekolah yang dulu dan sekarang sama aja. Mereka selalu merendahkan aku Lis. Gak panteslah, ini itu. Aku capek Lis," Ratu mulai berkeluh kesah, hatinya benar-benar berada di titik terlelah.Lisa mengusap bahu Ratu. "Sabar, Fafa emang sok drama dari dulu. Dia itu caper cuman pingin dapat perhatian doang. Gak usah di masukkin ke hati."Raja dan Ares yang mendengar itu pun heran. Sepertinya tertinggal berita baru nih."Adik gue kenapa? Kok galau?" tanya Ares menoleh menatap Raja."Kayaknya ada kejadian tadi pagi. Sayangnya gue dan lo gak datang tepat waktu jadi gak tau apa," Raja mengedikkan bahunya. Pasti ini menyangkut Andy
Malam ini Ratu tak berkosentrasi belajar. "Arghh," ia mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya masih terbayang bagaimana Andy kembali lagi dengan Fafa. "Ini namanya cinta satu detik. Ck, sudahlah buat apa aku mengingatnya? Mereka sama saja selalu ada maunya dan ingin menang sendiri," tangannya kembali mengerjakan tugas PR Sejarah hingga selesai. Jam 12 malam, Ratu menguap. Sangat melelahkan belajar semalaman. Tapi setidaknya mengenyahkan pikirannya dari rumitnya cinta. *** Ratu yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya saat keluar dari kamar dan berbalik di kejutkan oleh kehadiran Raja, jangan lupakan senyuman jahilnya. Ratu berdecak kesal. "Kamu ngapain kesini? Kenapa bisa tau alamat rumahku?" tanya Ratu panik, bagaimana kalau bapak dan ibunya tau? Bisa gawat! Dan berpikir Raja ini pacarnya. Raja terkekeh. "Karena aku tau semuanya tentang kamu. Bahkan kedua orang tua kamu tadi menyapaku dan mengajak sarapan bareng. Gak ap
Saking senangnya, Andy mengajak Fafa ke sebuah kafe. Makan bersama atau kencan lagi. Disini Fafa paling bahagia, senyuman manis dari bibir pink merona itu tidak pernah luntur. Fafa begitu bahagia karena akhirnya bisa mengambil alih lagi, Andy dari Ratu yang hanpir berhasil memiliki Andy sebagai kekasih. Namun tidak untuk sekarang, status itu berubah menjadi mantan."Enak banget nih sayang. Kamu cobain deh spagheti punyaku," tangan Fafa siap menyuapkan spaghetinya. Tapi Andy menggeleng. "Gak usah, aku udah punya sendiri. Kamu makan aja," tolaknya halus, tapi kali ini tidak ada nada dingin dan wajah datar seperti berpacaran dulu, senyumannya membuat hati Fafa menghangat dan berdebar.Senyuman Fafa pudar. 'Kenapa gak mau? Padahal aku pingin romantisan,' batinnya sedikit kecewa.Selesai makan, Fafa sibuk membalas pesan dari rekan kerjanya sebagai model.Andy memperhatikan Fafa. "Sibuk banget ngetiknya. Serius gitu, penting ya?" tanyany
Pagi sekali Andy sudah sampai di rumah Fafa, ia menjemput gadisnya untuk berangkat bersama. Saat menunggu di depan gerbang, tawa renyah Fafa dengan suara berat laki-laki itu mengalihkan Andy dari ponselnya yang tadinya ingin mengirimkan pesan kepada Fafa."Kamu hari ini cantik banget sayang. Aku tambah cinta sama-""Oh jadi ini ya chat aku seharian gak di bales dan nomor kamu gak aktif," sela Andy cepat, langkahnya menghadang Fafa dan laki-laki di sebelahnya yang memakai seragam berbeda."Dia siapa?" tanya Andy dengan nada dingin. Rasa tidak suka sekaligus cemburu menjadi satu. Pikirannya berkelana kemana-mana tentang laki-laki di hadapannya saat ini."Pacar aku. Iya kan sayang?" Gio menjawabnya dengan jujur, berbeda dengan Fafa yang terdiam dan gugup. "Emangnya lo siapa? Ngapain kesini?" Gio balik bertanya, karena selama ini hanya dirinyalah yang selalu datang ke rumah Fafa tidak ada laki-laki lain.Andy mengepalkan tangannya. Pacar? Jadi selama i