Terbiasa dengan kasur yang mudah membuatku tertidur di dalam Dome, kini aku harus menghadapi kenyataan. Disini hanya ada kasur biasa, aku benar-benar tak bisa tidur! Kulihat W115 sedang otomatis mencharger dirinya sendiri. Rasanya malam ini terlalu sepi.Sepertinya yang lain sudah tidur, jadi aku putuskan untuk keluar saja. Menikmati suasana malam tanpa penghalang kaca Dome. Mungkin dengan begini, aku jadi mudah untuk tidur. Aah... begini ternyata rasanya hidup tanpa harus tergantung dengan semua hal yang pernah kurasakan dulu."Serenada...."Aku pikir dia tadi bisa tidur. Eh, ternyata dia ada di luar juga! Kulihat bulan malam ini masuk ke fase purnama, pantas saja tak terlalu gelap."Nah, kau ada disini juga Artemis.""Aku tidak bisa tidur! Hm... baru ini aku lihat bulan sungguhan di langit.""Memang nampak berbeda dengan bulan buatan didalam Dome."Hembusan angin pelan datang menerpa kami berdua. Rambut Serenada yang pendek itu pun dibuatnya kacau. Dia nampak sebal saat harus merapik
Kalhuaros sudah janji untuk memberitahuku dimana kendaraan besar yang pernah dipakai oleh Alexander. Ya, itu nama ayahku! Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tandanya apakah dia akan mengajakku besok atau kapan?"Hei, Artemis! Mau ikut kami di ladang?""Tidak sekarang, Rex! Mungkin lain waktu, kemana Kalhuaros?""Ah, dia sedang bersama Zandila. Biasanya mereka berdua mencari tanaman untuk obat. Ada perlu dengannya?""Sebenarnya tidak terlalu penting! Hanya untuk memuaskan rasa penasaranku saja.""Hei, Cepatlah Rex! Kau sudah ditunggu dari tadi.""Ya, baiklah Rou! Aku akan kesana! Baiklah, Artemis aku tinggal dulu."Rex melambaikan tangan sambil menaiki Pentarec miliknya dan melesat cepat. Aku duduk didepan rumah Kalhuaros, menunggu lelaki tua itu pulang. Suasana disini sepi, mungkin banyak yang berada di ladang. Ah, tak mungkin aku mau pulang lalu kembali lagi kemari!"Hei, sudah lama kau berada disini?"Aku langsung berdiri saat mendengar suara yang tak asing lagi bagiku. Zandila sud
Aku dan Dova masih menatap gundukan tanah dihadapan kami berdua. Sementara Rex dan Rou sudah mulai bekerja, menggali mana yang bisa. Mereka berdua masih takut kalau salah menggali dan merusak benda didalamnya. Aku berjalan mendekati mereka berdua sembari menepuk kedua pundaknya."Tenang saja, kalau ada lecet sedikit masih bisa diperbaiki.""Baiklah kalau begitu, Artemis. Hei, Rex! Aku gali bagian atas ya!""Ya, baiklah! Oh, ya Artemis. Robot berbentuk bola kemarin bisa kau keluarkan saja?""Tentu. Aku bawa lebih banyak kali ini. Sayangnya daya galinya tidak akan sekuat alat milikmu. Tanah disini terlalu keras!""Tidak masalah! Itu sudah cukup membantu."Dova langsung mengaktifkan robot humanoid yang dia temukan di laboratorium Profesor Sanders. Sebelumnya robot ini tidak berfungsi dengan baik. Baru malam tadi sambil memodifikasi Pentarec milik Rex dan Rou ia juga coba memperbaikinya. Ternyata pagi ini bisa dia gunakan."Lalu robot kecil yang itu gunanya apa?""Aku juga tidak terlalu pa
Kami bertiga panik berada di dalam pesawat ini. Ternyata benda ini semakin naik ketinggiannya. Sialnya Zandila sudah pingsan. Aku baru tahu kalau dia ternyata takut eh mungkin lebih tepatnya phobia. Dova nampak ragu mau menekan tombol yang mana."Ee... mungkin yang ini!""Pesawat ini mulai turun, kurasa tombolnya benar!""PENDARATAN DILAKUKAN!"Saat kupastikan benda ini sudah berada diatas tanah lagi, aku dan Dova mulai berlari ke arah pintu. Ternyata tidak memakai sistem otomatis dan kami harus membukanya dengan menekan tombol biru disampingnya."Kalian bisa menerbangkannya tadi, luar bisa! Lalu dimana Zandila?""Eh, itu dia...."Dova menunjuk ke arah pintu pesawat bernama SKYLAR ini. Nampak Zandila keluar sambil mengusap kepalanya. Cepat sekali dia tersadar! Dia sedikit bertanya tentang apa yang baru saja terjadi padaku dan Dova."Ya, kau pingsan tadi! Kenapa tidak bilang kalau takut pada ketinggian?""Mana aku tahu kalau pesawatnya masih berfungsi?""Tapi naik Pentarec kau tidak apa
Kalhuaros mencium sesuatu mencurigakan dari padang rumput yang menjadi perbatasan area, antara Dome dan pemukiman suku ini. Ia meminta pada kepala suku untuk mengadakan penjagaan disekitar wilayah perbatasan itu."Rex dan Rou adalah prajurit terbaik disini, biarkan saja mereka pergi.""Apa saya perlu ikut dengan mereka, Kalhuaros?""Tidak! Berjagalah di area sekitar, Zandila. Ada yang lain seperti Artemis dan Dova. Mereka juga bisa diandalkan untuk menggunakan senjata modern."Aku hanya terdiam melihat keduanya yang serius membicarakan masalah keamanan. Rasanya aku menjadi biang kerok dari semua ini. Mungkin seharusnya aku tak berada disini, agar tidak terjadi hal semacam ini."Tony pasti mencari adikmu Serenada! Dia tidak akan mencarimu karena kau bukan targetnya.""Memang apa perbedaan saya dan Serenada, Kalhuaros?""Aku mencurigai sesuatu dari Tony, ada yang mau dia manfaatkan dari tubuh Serenada."Zandila terkejut mendengar perkataan lelaki tua itu. Sama, begitupun denganku. Tetapi
Setidaknya tembakan laser itu sudah membuat beberapa robot milik Tony Rodgers hancur. Ternyata Dova tidak sendirian! Ada Rex dan Rou yang datang dan dengan lincahnya menggerakkan Pentarec milik mereka sambil menembakkan laser. Dova mengeluarkan senjatanya yang bisa menembakkan rudal mini dan mengunci sasarannya."Dova, sialan! Tidak akan kumaafkan! Aargh...!""Syuuut...!""Dhuaaar...!"Aku senang melihat Max terpental jauh. Tunggu dulu! Seharusnya dia terjatuh, tapi kemana badannya? Ah, sudahlah! Itu tidak penting untuk dibahas."Dova, lepaskan ikatan kami!""Diamlah, Artemis! Jangan banyak gerak ya!"Satu per satu ikatan Tali Magnetic Stripe kami terlepas. Dova menembak dengan senjata lasernya. Baru kutahu ternyata ini mudah dilepas dengan satu tembakan laser saja. Kudengar suara bising saling menembak antara Rex, Rou dan Tony Rodgers. Novan membawa Kalhuaros dulu masuk lagi ke dalam rumahnya. Vaxia mengikutinya dari belakang."Kita tidak punya banyak waktu! Mana Pentarec milikmu? Bia
Tak pernah kutahu lagi bagaimana kondisi diluar sana. Menurut kabar dari Rex dan Rou, mereka yang mati dalam penyerangan kemarin telah dikuburkan. Aku tak bisa pergi dari rumah Kalhuaros, tubuhku masih sangat lemah. Sekalinya berjalan pun hanya sampai ke toilet lalu kembali lagi ke kamar."Kekuatanmu masih belum terkendali, Artemis.""Apa ayahku dulu seperti itu juga, Kalhuaros?""Tidak juga! Dia masih bisa mengendalikannya, kurasa ini ada hubungannya dengan perkataan Max waktu itu."Menghalangi kekuatanku dengan cara apa? Otakku masih belum bisa menangkap maksudnya. Kalhuaros tak memintaku untuk memikirkan hal itu. Hanya menyuruhku untuk istirahat kembali. Sebenarnya aku bosan berada di kamar ini. Tapi untuk bergerak saja, rasanya lemas sekali dan berulang kali nyaris terjatuh."Halo, Artemis! Bagaimana kondisi badanmu?""Sudah lebih baik, Zandila!"Kalhuaros menyuruhnya untuk pergi lagi dan meninggalkan saja apa yang dia bawa. Namun laki-laki bertubuh tegap dan besar itu tak mau. Dia
"Aku tidak bisa memberikan lebih untuk pesawat SKYLAR ini, setidaknya sudah ada beberapa penambahan untuk sistem operasinya. Oh ya, aku juga baru tahu kalau ternyata ini bisa digunakan untuk menyelam juga!""Kalau untuk berjalan di darat saja, seperti kendaraan jaman dulu menggunakan roda bagaimana?""Tidak ada roda disini! Fungsi itu juga tak kutemukan sama sekali. Hanya bisa untuk terbang dan menyelam di kedalaman dengan batas tertentu."Aku hanya mengangguk saja mendengar penjelasan Dova. Berarti untuk ukuran jaman dulu, pesawat ini sudah terhitung canggih. Sebenarnya yang membuatku takjub adalah benda ini masih utuh meski sudah puluhan tahun lamanya."Sistem AI-nya sudah kuperbaharui. Selain itu ada mode perintah suara, tapi kendali manual tetap bisa digunakan.""Kecepatannya tetap lambat ya! Karena hanya mengandalkan energi dari panel surya saja.""Yaa... seperti layaknya pesawat komersil jaman dulu. Tapi aku sudah menambahkan mode Warp. Cara kerjanya sama seperti alat Black Hole