"Aku mau pulang ke tempat asalku.""Kamu nggak takut disuruh bayar denda?" tanya Pelayan Wandi dengan segera.Selena pun tertawa kecil. "Kalau cuma segitu sih aku juga masih sanggup bayar.""Kamu nggak boleh pergi! Kamu cuma butuh kamar dengan pemanas, 'kan? Itu masalah sepele, biar segera aku urus!"Mira hanya menyuruh Pelayan Wandi untuk memastikan Selena tidak betah di rumah ini, bukannya mengusir Selena.Entah penjelasan seperti apa yang harus dia berikan seandainya Selena benar-benar angkat kaki dari sini!Selena langsung tahu apa yang ada di pikiran Pelayan Wandi. Dia paling benci orang yang bisanya hanya membuat alasan.Selena melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Pelayan Wandi dengan dingin. "Loh? Tadi katanya nggak ada, sekarang jadi ada? Ternyata Pelayan Wandi mempermainkanku, ya? Memangnya kamu pikir aku ini bisa diperlakukan seenakmu?""Kenapa sih kamu rewel banget?" dumal Pelayan Wandi dengan kesal. "Ini 'kan cuma masalah kamar. Memangnya kamu pikir kamu ini
"Kalau bukan karena aku dengar sendiri, aku nggak akan percaya kamu ternyata tukang bohong!"Pelayan Wandi segera bangkit berdiri dan berlutut lagi di hadapan Jasper, lalu menampar pipinya sendiri dengan keras. "Saya yang salah! Maaf, Nona, tolong maafkan saya. Saya-lah yang salah! Tuan Muda, tolong berikan saya satu kesempatan lagi. Saya yang terlalu bodoh karena sudah tua!""Kalau kamu mengakui sekarang sudah tua dan bodoh, kamu nggak perlu jadi pengurus rumah di sini. Kami menggajimu setiap hari bukan untuk mempekerjakanmu jadi tukang tindas."Begitu mendengar bahwa dia akan dipecat, tangisan minta ampun Pelayan Wandi pun menjadi makin kencang.Gaji sebagai pengurus rumah Keluarga Farrell sangat tinggi. Walaupun Pelayan Wandi juga memiliki banyak pendapatan tidak sah lainnya, tetap saja dia tidak mau kehilangan gaji utamanya.Tiba-tiba, Mira pun berjalan dari belakang dan bertanya, "Ada apa ini?"Mira menatap Selena dengan sangat ramah. "Vanessa, kamu adalah tamu di rumah ini. Kalau
Pelayan Wandi menyadari bahwa Mira ingin mengkambinghitamkan dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka Selena begitu penting bagi Tuan dan Tuan Muda.Jika masalah ini dibiarkan terus berlarut-larut, Mira pasti akan terseret. Lebih baik biar Pelayan Wandi saja yang disalahkan dalam masalah ini.Pelayan Wandi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sekalipun Tuan marah kepada Mira, sebagai pasangan suami istri, mereka pasti akan segera berbaikan.Namun, jika Pelayan Wandi menyeret Mira, itu sama saja mencoreng nama baik Keluarga Farrell. Jika itu sampai terjadi, Pelayan Wandi sudah benar-benar tidak memiliki tempat lagi di sini."Ya, Nyonya memang sudah mengingatkan saya. Saya memang awalnya melakukan tugas saya dengan baik. Sayangnya, pemanas di kamar ini rusak. Saya langsung menghubungi tukang, tapi tukangnya tidak bisa datang hari ini. Ini benar-benar di luar kendali saya. Tapi, saya jadi mengabaikan perintah Nyonya dan bersikap dengan buruk. Saya memang pantas mati. Saya minta maaf, Tuan, Tu
Ekspresi Mira langsung berubah menjadi lebih serius. "Diam, kamu tahu itu hal tabu buat ayahmu.""Halah, tabu apanya! Pasti waktu itu Ayah meninggalkan keluarganya demi mengejar harta dan kekuasaan, lalu pelan-pelan merintis karirnya dengan Ibu! Sejujurnya, menurutku Ayah itu jahat.""Sembarangan saja! Siapa yang ngajarin kamu begitu?""Eh ... Ne ... Nenek," jawab Michelle."Nenekmu itu cuma asal bicara, zaman sekarang beda dengan yang dulu. Sekarang justru Keluarga Ransom yang ingin memanfaatkan ayahmu. Kamu tahu betul sifat ayahmu. Kalau kamu mengungkit soal ini di hadapannya, kamu pasti akan dipukul.""Iya, aku tahu, aku 'kan cuma menduga. Lagian, cewek itu kelihatan biasa-biasa saja, sama sekali nggak ada mirip-miripnya dengan Ayah. Tenang saja, Bu.""Ya sudah. Kamu sudah lihat kejadian hari ini, kamu tahu betapa baiknya ayah dan kakakmu memperlakukan jalang itu. Mereka bahkan tega memecat Pelayan Wandi. Mulai sekarang, kamu harus lebih berhati-hati di hadapan cewek itu. Dia itu pi
Rudy balas menatap Selena dengan kesan hangat. "Aku suka banget dengan sifatmu, lalu matamu ... ""Mataku?" tanya Selena dengan penasaran."Nggak, bukan apa-apa kok," kilah Rudy. "Lakukanlah yang terbaik yang kamu bisa, Nak, aku nggak akan menyulitkanmu."Satu-satunya kemiripan antara Selena dan orang itu adalah mata mereka berdua.Waktu itu Harvey juga menikah secara diam-diam, jadi Rudy tidak tahu siapa yang menjadi istrinya. Begitu Harvey muncul dengan Selena di acara penghargaan itu, Rudy sontak terkejut menatap wajah Selena.Rudy langsung menyuruh orang untuk menyelidiki tentang Selena. Ternyata ayah Selena bernama Arya dan merupakan penduduk asli Kota Arama. Dengan kata lain, Selena tidak mungkin memiliki hubungan apa pun dengan wanita itu.Sementara itu, Selena merasa sebenarnya ada yang sedang Rudy sembunyikan.Selena pun menemani Rudy sambil membuat obat, menyeduh teh dan membuat kue.Awalnya, Selena mendekati Rudy untuk mencari kesempatan balas dendam demi George dan Harvey.
Rudy sama sekali tidak pernah terpikir menjadikan Selena sebagai menantunya, dia hanya merasa familiar dengan sosok Selena.Akan tetapi, penolakan keras dari Mira seolah-olah Selena tidak ada artinya seperti ini membuat Rudy benar-benar tidak senang."Apa yang kurang dari Vanessa? Dia itu seorang dokter hebat yang terkenal!""Kamu nggak dengar Michel bilang dia sudah punya anak? Mana pupil mata anaknya berwarna kehijauan pula! Itu 'kan berarti bisa saja suaminya orang asing? Pokoknya, nggak akan kuizinkan putraku menikah dengan wanita yang sudah nggak perawan lagi!""Jaga ucapanmu, Mira!" bentak Rudy sambil menggebrak meja. "Aku sama sekali nggak punya niat kayak gitu! Bagiku, dia itu penyelamat hidupku dan seorang anak malang yang hidup tanpa keluarganya! Lagi pula, dia juga bukan orang miskin! Lihat saja betapa terkenalnya dia! Sesuai ucapannya, orang kaya saja pasti akan sakit dan dialah yang berhak menentukan mau mengoperasi pasiennya atau nggak! Dia berhak menentukan mau menerima
"Pesta apa?""Mungkin pesta pemilihan calon jodoh," sahut Harvey asal bicara sambil menatap Selena dengan penuh cinta. "Aku sudah nggak sabar banget mau ketemu denganmu."Selena pun menutup teleponnya. Dia jadi penasaran bagaimana Mira dan Michelle akan melalui malam ini?Dia awalnya benar-benar mengira Rudy hanya bercanda.Sementara itu, Michelle dan Mira mulai merasa tidak nyaman setelah pemanas kamar Michelle dimatikan. "Ayah gila, ya? Masa Ayah tega membuat kita kedinginan demi si jalang itu?""Ibu nggak tahu ayahmu begini karena wanita jalang itu atau bukan, yang jelas ayahmu itu nggak bisa terima kalau ada yang membantah keputusannya. Ibu benar-benar nggak terpikirkan hal ini. Nggak Ibu sangka wanita jalang itu berani memperbesar masalah."Mira menjawab sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Sebenarnya, dia hanya ingin diam-diam menindas Selena.Masalah ini sepele, tetapi Selena langsung melibatkan Rudy. Sudah pasti Selena bermaksud meminta Rudy menghukum Mira.Sebagai kepala
Selena mimpi indah malam itu di dalam kamar yang sangat cantik itu. Jendelanya disetel pada sudut 270 derajat yang bisa dibuka secara otomatis. Selena menatap pemandangan di luar sana dan entah kenapa merasa seperti bernostalgia.Selena segera mandi, lalu mengenakan topengnya dan membuka pintu kamar untuk menyiapkan sarapan Rudy.Begitu keluar dari kamar, embusan angin dingin pun mengenai wajahnya. Selena yang sontak merasa kedinginan pun langsung bersin. Makin lama udaranya makin dingin.Selena menatap ke kejauhan sambil memikirkan Harvest.Harvey bilang Harvest sedang dikirim ke sebuah pulau untuk menjalani pelatihan, jadi Selena tidak bisa melihat anak itu untuk sementara waktu.Namun, sekitar awal tahun depan, Harvest akan mendapatkan satu bulan libur.Anak itu pasti sudah tumbuh tinggi."Pagi."Jasper sedang melakukan gerakan aerobik, kaus pendeknya yang tipis memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang berotot. Wajah tampannya juga basah oleh keringat."Tuan Jasper bangunnya pagi s