Selena tidak tahu tentang hubungan Lanny dan Sean sehingga kehadiran Lanny membuatnya terkejut.Meski Lanny tidak mati, Selena juga tidak merasa kecewa.Bagaimanapun juga, identitas Lanny sangat istimewa. Dari sudut pandangnya sendiri, Lanny pantas mati, tetapi dari sudut pandang Harvey, dia pasti akan sedih kalau adiknya mati.Oleh karena itu, sikap Selena terhadap Lanny sekarang juga agak aneh.Kehadiran Lanny membuat situasi yang sudah kacau menjadi lebih kacau. Semua orang belum pulih dari kata-kata yang baru saja dikatakan oleh Selena. Sean juga melihat Lanny."Nona Lanny, apa kamu baik-baik saja?"Luka Lanny pasti sudah dibalut. Selena bisa mencium bau darah yang samar-samar di udara."Saya baik-baik saja, Tuan Sean.""Ayah, dialah yang menyelamatkan Ayah. Kalau bukan karena bantuan Nona Lanny, aku masih nggak bisa berbuat apa-apa sekarang."Semua pikiran Richie saat ini dipenuhi oleh Selena, tetapi Lanny telah menyelamatkannya, jadi dia juga harus menunjukkan rasa terima kasih.
Suara Selena gemetar. "Ayah, aku sudah puas karena bisa bertemu dengan kalian lagi.""Selena, aku nggak menyangka kalau Shira ternyata sekejam ini. Dia nggak cuma mencoba membunuhmu berkali-kali, tapi juga membuat keluarga kita hancur!""Selena, sebelumnya Kakak punya prasangka ke kamu, apa kamu nggak marah ke kakak?""Meski aku nggak tahu identitas kalian, aku nggak pernah menyalahkan kalian."Keluarga mereka akhirnya berkumpul dan suasananya sangat mengharukan. Hanya Lanny yang terkejut dan tidak bisa memercayai semua ini.'"Kenapa bisa seperti ini? Ini nggak mungkin. Dia menipuku. Kenapa dia bisa menipuku?" Keyakinan Lanny runtuh dan mentalnya juga hancur.Saat Sean melihat mereka masih berlutut, dia menyuruh mereka untuk berdiri."Nona Lanny, apa kamu baik-baik saja?"Lanny menepis tangannya. Dia tiba-tiba berlutut di depan Selena dan berkata berulang kali, "Maaf, ini salahku. Semua ini salahku."Dia jelas tidak takut mati. Bahkan saat Harvey mematahkan tangan dan kakinya, dia tida
Sean menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa. Tenangkan dirimu dulu."Dia menatap Harvey dan berkata, "Adikmu lagi sangat emosional sekarang, jadi bawa dia untuk beristirahat."Kehadiran Harvey di sini sudah cukup memalukan. Para pria di Keluarga Bennett ini seperti serigala liar yang ingin langsung mengulitinya di tempat.Tujuannya di sini hanya untuk membuat Lanny mengetahui kebenaran.Bagaimanapun juga, Lanny sangat keras kepala. Kalau dia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri, dia tidak akan pernah percaya."Paman, istirahatlah dengan baik. Saya akan datang untuk menjenguk Anda lagi lain kali."Harvey menyapa dengan sopan, tetapi tanpa disangka, Richie langsung melempar bantal ke arahnya."Pergi dari sini!"Richie marah sampai wajahnya memerah. Dia tidak bisa menahan kemarahannya saat dia memikirkan putrinya yang terlantar di luar diperlakukan dengan kejam oleh orang lain.Selena segera mendekat dan menenangkannya, "Ayah, jangan marah-marah dulu, tubuh Ayah masih lemah.""Nam
Harvey meninggalkan Lanny yang sudah kehilangan semangatnya. Adiknya hanya terluka ringan oleh peluru yang meleset, tetapi ekspresinya sekarang seperti terluka parah.Dia duduk di kursi belakang dengan tatapan kosong dan terlihat hampir hancur.Pukulan kebenaran terlalu besar bagi Lanny.Saat ini, dia merasa sangat bersalah dan bingung. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Harvey dengan tatapan kosong."Kak, ini pasti alasan Kakak nggak membunuhku, 'kan? Kakak tahu kalau hasil ini akan membuatku lebih menderita daripada membunuhku."Lanny menutupi wajahnya dan air mata mengalir di antara jari-jarinya. "Aku nggak ingin seperti ini. Padahal aku hanya ingin membantu Sean, tapi apa yang telah aku lakukan? Aku hampir saja membunuh adiknya! Aku pantas mati!"Harvey menghela napas saat melihat Lanny menyalahkan dirinya sendiri. "Aku bukan dewa, aku juga nggak punya kemampuan meramal masa depan. Aku membiarkanmu hidup dengan harapan kamu bisa memperbaiki hidupmu dan memperbaiki kesalahan yang
Situasi di Keluarga Bennett makin kacau dan Shira makin gelisah.Meski saat ini tidak ada bukti yang pasti untuk membuktikan identitas Richie, Keluarga Bennett sudah yakin kalau Richie bukan anaknya Petra. Hal ini menyebabkan garis keturunan Richie menjadi sangat kacau di Keluarga Bennett.Rencana awal Shira dan Theresa adalah untuk mengakhiri garis keturunan Keluarga Bennett. Dengan begitu, mereka bisa mengambil alih sebagian besar aset Keluarga Bennett. Itu adalah kekayaan yang luar biasa.Sebaik apa pun Keluarga Bennett memperlakukan Shira, pada akhirnya dia tetap harus menikah.Namun, hal yang bisa dia dapatkan hanyalah mahar pernikahan dan dia bahkan harus pindah ke Kediaman Davira. Setelah menikah, dia akan menjadi pelengkap pria.Shira melakukan ini bukan hanya untuk membalas dendam Theresa, tetapi juga untuk dirinya sendiri.Dibandingkan dengan pikiran cinta Theresa, Shira lebih cerdas. Dia sangat menyadari kalau hal yang paling tidak bisa diandalkan di dunia ini adalah cinta.
Sean agak terkejut. Theresa melarikan diri setelah rencananya, tetapi Shira malah meneleponnya daripada melarikan diri. Ini sama seperti yang Selena katakan.Si palsu Shira ini tidak hanya jahat tetapi juga sangat ambisius.Sean tetap tenang dan berkata, "Ya, adikku. Ada apa?""Kakak, aku nggak bisa menghubungi Kakak dari kemarin, Kakak membuatku khawatir. Apa Kakak baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan informasi kalau ayah nggak mati dan aku sudah mencari cara untuk menyelamatkannya.""Gimana keadaan ayah? Apa Kakak berhasil menyelamatkannya?"Suara Shira penuh dengan kekhawatiran. Kalau Sean tidak tahu kebenarannya, mana mungkin dia akan menghubungkan hal-hal itu dengan Shira?Wanita ini benar-benar menakutkan.Meski masih muda, dia punya ambisi dan keberanian yang luar biasa.Kematian terlalu mudah untuk orang sepertinya!Sean mengatakan alasan yang sudah disepakati dengan Selena sebelumnya, sementara Shira langsung mengusulkan untuk melihat ayah."Oke, tapi situasi
Richie menatap gadis kecil di depannya yang sedang menangis dengan mata merah dan suara yang gemetar. Gadis ini adalah orang yang pernah dia sangat sayangi."Ayah, syukurlah Ayah baik-baik saja. Ayah nggak tahu betapa khawatirnya aku selama ini!"Shira menangis di depan tempat tidur sangat lama, tetapi dia tidak mendapatkan respons apa pun. Dia pun merasa agak bingung. "Ayah ... "Shane berkata dengan tenang sambil menekan kebencian di dalam hatinya, "Shira, sekarang ayah masih sangat lemah.""Kalau gitu, istirahatlah dengan baik, Ayah. Jangan khawatir tentang apa pun, ada aku di rumah."Shira menghibur ayahnya, tetapi Richie hanya menjawab, "Ya."Namun, Shira tidak memperhatikan urat nadi yang menonjol di punggung tangan yang memegang seprai. Betapa sabarnya Shane menahan keinginannya untuk membunuh Shira.Setiap kali Shane teringat pada apa yang Shira telah lakukan, hatinya tidak bisa tenang.Putrinya dibunuh oleh wanita kejam ini di negeri asing. Entah berapa banyak penderitaan yang
Sean terus membujuk dengan baik, "Sekarang kita dalam kesulitan. Ibu masih hilang dan kita juga menjadi target keluarga Paman Ruben. Mereka nggak puas dengan perlakuan kakek ke kita dan merasa kalau perusahaan ayah juga merupakan salah satu aset kakek. Jadi sebelum kakek meninggal, mereka sudah mulai membeli beberapa saham yang tersebar. Tadinya aku nggak mengkhawatirkannya karena saham-saham itu nggak berarti apa-apa, tapi sekarang kakek sudah meninggal."Shira terkejut, "Jadi ada masalah?""Ya, masalah besar. Jumlah saham mereka dan saham kakek sudah melebihi total saham Ayah."Sean menghela napas. "Kalau mau menyalahkan, salahkan ayah yang terlalu menyayangi kita. Dia memberikan sebagian sahamnya ke setiap anaknya. Siapa sangka kakek akan meninggal dan orang-orang dari keluarga Paman Ruben akan membuat masalah? Saham ayah jauh lebih sedikit dari mereka sekarang, jadi mereka bisa mengendalikan perusahaan. Meski kita mengajukan gugatan, kita juga pasti akan kalah.""Terus kita harus g