Harvey mengira Chandra yang mau membawakannya pakaian sudah datang, jadi dia pun langsung berjalan keluar. Namun, saat menoleh, dia malah melihat Lewis.Dia tanpa sadar mengangkat alis ke arah Selena dan berkata, "Ada tamu?"Selena mengenakan pakaian tidur, sementara Harvey mengenakan handuk. Mereka sudah terlihat hidup seperti suami dan istri.Ini adalah hal yang membuat orang curiga. Namun, Lewis juga tidak bodoh. Setelah meletakkan barang-barang keperluan Tahun Baru, dia pun pergi dengan penuh kebingungan.Selena tidak menjelaskan. Semakin dalam Lewis terperangkap, akan semakin berbahaya jadinya. Akhirnya nanti tidak akan baik untuk mereka berdua.Harvey memandangi barang-barang keperluan Tahun Baru itu dengan tatapan dingin sambil berkata, "Apakah aku tidak cukup murah hati?"Biaya perceraian sebesar dua triliun rupiah sudah lebih dari cukup.Selena menjawab, "Nanti aku akan memberikannya kepada pemulung."Harvey mendengus dan berkata, "Dia sering datang?""Dia pernah datang saat a
Selena menghentikan gerakan tangannya, kemudian berkata dengan nada bicara yang menjadi lebih tegas, "Tante, tidak perlu membahas hal itu. Aku ingin mengobrol dengan Ayah, tolong kamu keluar dulu.""Baiklah, Nona." Perawat itu menutup pintu secara pelan-pelan.Seperti biasanya, Selena dengan sabar membersihkan tubuh Arya, serta memangkas rambut dan memotong kukunya.Jika bukan karena grafik detak jantung di sampingnya masih menunjukkan detak jantung yang stabil, Selena hampir mengira bahwa ayahnya telah meninggalkan dunia ini.Cuaca hari ini sangat bagus, hujan badai telah berlalu. Dia pun membuka tirai dan membiarkan sinar matahari yang hangat masuk ke dalam kamar."Ayah, aku sekarang semakin jarang menemani Ayah. Jika Ayah tidak bangun juga, aku khawatir Ayah tidak akan bisa melihatku lagi. Oh ya, aku sudah bercerai dengan Harvey."Suara Selena sangat lembut, sinar matahari bersinar ke arah senyum di mulutnya. Dia terus menceritakan, "Meskipun dia tidak memperlakukanku dengan baik da
Jamuan amal malam ini diselenggarakan oleh Keluarga Yoharja. Keluarga Yoharja beralasan ingin menggunakan sepuluh persen dari hasil lelang untuk beramal. Namun, pada kenyataannya, semua orang tahu bahwa bisnis Keluarga Yoharja memiliki masalah dengan arus kas belakangan ini, bahkan telah menjual barang-barang untuk mendapatkan uang tunai.Orang-orang yang berada di lingkaran itu sudah mengetahuinya dengan jelas. Marky Yoharja yang merupakan kepala Keluarga Yoharja, memiliki pandangan yang sangat jeli. Sejak kecil, dia sudah suka mengoleksi barang-barang berharga, sehingga Keluarga Yoharja pun telah mengoleksi cukup banyak harta yang bernilai.Kali ini, Marky benar-benar membutuhkan uang. Orang-orang di lingkarannya yang menerima undangan pun berdatangan. Orang-orang yang tidak punya uang juga ingin datang untuk melihat barang-barang berharga itu. Dilaporkan bahwa rumah Keluarga Bennett juga akan dilelang.Selena dan Olga datang tepat waktu. Olga menjulurkan kepala dari jendela mobil sa
"Nyo ... Nona Selena, mari aku antar kamu masuk," ujar Chandra masih dengan sikap hormat kepada Selena."Tidak perlu, aku sedang menunggu temanku, dia sudah datang."Selena melihat seorang wanita mengenakan mantel bulu merah dari kejauhan, tampak seperti flamingo. Wanita itu juga mengenakan stoking berwarna kulit dan sepatu hak tinggi.Selena tiba-tiba merasa tidak ingin mengaku bahwa dirinya mengenal wanita itu. Tak disangka, ternyata Olga datang terlambat karena berganti pakaian di dalam mobil.Olga datang dengan harum semerbak, dia juga mengenakan kacamata hitam yang mencolok. Selena pun menoleh sejenak, lalu berjalan sambil berkata, "Oh tidak, aku salah mengenali orang, aku masuk dulu.""Selena, tunggu aku!"Olga berjalan ke arah Chandra, lalu melepas kacamata hitamnya dan memelototi Chandra sambil berkata, "Apakah kamu yang membuat Selena marah lagi?"Chandra tidak pernah mengomentari pakaian wanita, tetapi saat ini ..."Kamu pikir Gedung Langit Indah ini adalah klub malam? Kamu b
Pada saat ini, jamuan makan malam belum resmi dimulai, semua orang sedang mengamati barang-barang pameran. Ketika Alana memanggil, tatapan semua orang tertuju pada mereka.Melihat Harvey mengerutkan kening, Agatha pun meraih lengannya dan menjelaskan, "Alana dan Selena adalah teman sekolah, mereka pernah ada cekcok sebelumnya. Bukankah kurang baik kalau orang dengan status seperti kamu ikut campur dengan urusan para gadis?"Harvey menarik lengannya dari gandengan Agatha, kemudian meluruskan dasinya tanpa berekspresi.Agatha juga tidak banyak bertingkah lagi, tetapi dia tetap mengingatkan, "Apalagi kamu sudah bercerai dengannya, kalau kamu membantunya, apa yang akan dipikirkan oleh orang lain? Pertunangan kita sudah dekat, rumah sakit juga sedang dalam persiapan. Jika rumor buruk tentang kamu beredar saat ini, itu akan berdampak besar pada harga saham perusahaan Grup Irwin. Maka dari itu, sudah seharusnya kamu menjaga jarak dengan Selena.""Siapa bilang aku ingin membantunya?" ujar Harv
Saat Olga duduk di kursinya, lampu ruangan meredup. Agatha merendahkan suaranya dan mengancam, "Awas kalau kamu semakin keterlaluan, Olga!""Eh? Hanya begini saja aku sudah dianggap keterlaluan? Aku mengira yang termasuk keterlaluan itu adalah kalau aku menyebarkan informasi bahwa kamu adalah seorang wanita simpanan perusak rumah tangga orang!"Cahaya redup menyinari wajah Agatha hingga membuat wajahnya tampak pucat pasi. Olga malah sangat senang, dia tersenyum sambil berkata, "Aku suka melihat dirimu yang tak berdaya menghadapiku. Agatha, Aku sudah menyiapkan bukti-bukti atas perbuatanmu selama ini. Kalau kamu masih juga berani mengganggu aku dan Selena, aku tidak menjamin akan membantumu menjaga rahasia ini. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan diam saja dan menjadi manusia yang baik. Lagi pula, aku sudah tahu kalau kamu itu bagaikan siluman rubah yang licik, jadi tidak perlu berpura-pura di depanku."Agatha memelototinya dengan jengkel, tetapi benar-benar tidak berani mengatakan sepa
Olga benar-benar jengkel. Kenapa bisa ada orang rendahan seperti itu di dunia ini? Olga berkata dengan merendahkan suaranya, "Kamu sudah merebut posisinya sebagai istri Harvey, apakah masih belum cukup juga?"Agatha mendengus dengan dingin, lalu berkata, "Jika bukan karena dia, aku sudah menikahi Harvey sejak lama. Justru Selena yang merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!""Muka tembok Nona Agatha benar-benar sudah bisa mendapatkan rekor dunia Guinness Book sebagai wajah yang paling tebal. Kujamin tidak ada yang bisa memecahkan rekormu dalam ratusan tahun ke depan. Dulu aku mengira diriku ini sudah cukup muka tembok, ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nona Agatha. Bagaimanapun, memang level muka tembokmu tidak pernah terkalahkan.""Olga, sebaiknya kamu bersikap lebih sopan padaku," ancam Agatha sambil melipat tangan di depan dada."Wah! Sudah panik, ya?" Olga selalu memiliki kemampuan untuk membuat orang jengkel setengah mati."Seharusnya bukan aku yang panik
Pemandangan malam di Jalan Marina terkenal sangat indah. Kedua sisi jalan aspal yang luas disinari oleh lampu-lampu yang gemerlap, seperti jalan menuju surga, membentang sampai ke tempat yang tak terlihat oleh mata.Selena menurunkan jendela mobil dan membiarkan angin laut bertiup masuk.Angin laut yang sejuk bertiup ke lehernya, berhembus begitu kencang hingga hatinya pun menjadi sejuk.Olga mengingatkan sambil mengendalikan setir, "Jangan sampai masuk angin.""Ya, hanya sebentar saja." Selena meletakkan tangannya di jendela mobil dan menyandarkan kepalanya di lengannya, lalu menutup matanya dan merasakan kebebasan angin."Olga, aku sudah memikirkannya. Setelah aku mati, kamu taburkanlah abuku di laut."Olga sontak menghentikan mobil di pinggir jalan, "Selena, malam-malam begini jangan bercanda seperti itu, itu tidak lucu sama sekali."Selena membuka pintu dan turun dari mobil, lalu menghirup angin laut yang memiliki aroma laut sambil berkata, "Awalnya aku ingin membeli kembali Kediam