Share

Bangunan Bambu

PADA waktu bersamaan, sepagi itu Rakryan Rangga sudah berdiri menunggu di pendopo kediaman Rakryan Tumenggung. Ia mendapat perintah menghadap, sehingga begitu bangun tidur cepat-cepat mendatangi katumenggungan.

Tak sampai menunggu lama, orang yang hendak ditemui sudah muncul. Rakryan Tumenggung berpakaian lengkap seperti akan ke medan perang, membuat Rakryan Rangga mengerutkan kening.

"Kau tampak heran melihatku, Rangga?" tegur Rakryan Tumenggung yang menyadari mimik keheranan pada wajah bawahannya.

"Ah, mohon ampun Gusti Tumenggung, saya hanya agak kaget melihat Gusti berpakaian seperti hendak berperang," jawab Rakryan Rangga dengan jujur.

Rakryan Tumenggung mengungkit satu sudut bibir. Lalu sambil membenahi pakaiannya ia memberi jawaban dengan suara dalam.

"Aku memang hendak pergi berperang, Rangga. Tugas kita kali ini memang tak ubahnya sebuah peperangan bagiku. Sebab hidup-matiku, juga mungkin hidup-matimu, sangat tergantung pada ditemukan atau tidaknya Gusti Puteri dalam lima har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status