Share

Bab 68. Janji dan Napsu yang Tertahan

Sukesih berlari dan langsung menghambur memelu begitu melihat Mbayang berdiri seorang diri membelah kayu. Sudah beberapa hari saat kekacauan di padepokan terjadi, dia tidak punya kesempatan bertemu dengan Mbayang dan rindu itu pecah sudah. Gadis bertubuh sintal itu pun menenggelamkan wajahnya pada dada bidang lelaki yang dia cintai itu, tanpa ada rasa malu atau canggung, terlebih berita tentang Mbayang yang akan pergi meninggalkan padepokan membuat Sukesih makin tidak bisa mengendalikan dirinya.

“Sukesih... tolong jangan seperti ini, bila ada yang melihat, kita berdua akan terkena masalah!” Mbayang perlahan melepas pelukan Sukesih. Matanya celinguan mengamati sekitar takut ada melihat.

“Kang... aku takut sekali, hiks.. hiks,” jawab Sukesih mendongakkan kepala menatap wajah Mbayang yang memang lebih tinggi darinya.

“Takut kenapa?” jawab Mbayang sambil mengelus-elus bahu Sukesih.

“Kata Iyem dan Bondan, kau akan ikut pergi ke kota raja? Jangan pergi kang...”

Sukesih kembali memeluk era
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status