Share

Bab 14

Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?"

"Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin.

"... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.

Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas.

"Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.

Hati Yasmin pun terasa hangat.

Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.

Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.

Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....

Yasmin pura-pura tidak tahu dan bertanya, "Kenapa Daniel kembali ke Kota Imperial?"

"Aku nggak tahu. Nggak ada orang Keluarga Guntur yang tahu juga," jawab Martin dengan alis berkerut.

Yasmin pun merasa kecewa. "Apa kamu sudah berbicara dengannya?"

"Sejak dia putus hubungan dengan Keluarga Guntur, kami nggak pernah berbicara lagi. Aku juga nggak bisa menghubunginya meskipun aku mau." Ketika Martin teringat pada sesuatu, dia langsung memperingati Yasmin, "Kalau kamu bertemu dengan kakakku, kamu harus menghindarinya."

"... Aku tahu," jawab Yasmin.

Dulu Martin akan sesekali pergi ke rumah Jason untuk mencari Daniel. Hubungan mereka berdua lumayan baik.

Akan tetapi, Daniel malah langsung memutuskan hubungannya bersama Keluarga Guntur dengan begitu tak berperasaan.

Namun, bisa-bisanya orang seperti Daniel mempunyai kekuatan yang begitu besar.

Iblis tidak perlu ditakuti, tapi iblis yang kuat harus ditakuti.

Saat keduanya sedang menikmati makanan mereka, sebuah Rolls Royce hitam perlahan-lahan berhenti di seberang jalan di mana ia menghadap ke arah restoran.

Tatapan tajam Daniel melewati jendela mobilnya dan tertuju ke dua orang yang sedang makan di restoran itu dengan sinis.

Yasmin yang sedang makan mendadak menegang, lalu dia tanpa sadar menoleh ke arah jalan.

Di luar adalah pemandangan lalu lintas yang sibuk. Tidak ada yang aneh.

Kalau begitu, dari mana datangnya perasaan tidak enak karena ditatap tadi?

"Ada apa?" tanya Martin.

"Nggak apa-apa."

Setelah mereka selesai makan, mereka keluar dari restoran.

"Biarkan aku mengantarmu pulang," ucap Martin.

"Nggak usah. Aku bisa pulang sendiri."

"Apa sekarang kamu tinggal sendiri?" tanya Martin.

"Ya. Aku menyewa rumah."

Martin berpikir, jadi Yasmin sudah tidak punya pacar?

"Aku pergi dulu." Setelah itu, Yasmin pergi.

Martin menatap sosok langsing Yasmin yang berlari kecil dengan tatapan hangat. Yasmin sepertinya tidak banyak berubah. Meskipun sosoknya jauh sekali dari Martin, Yasmin tetap sama.

Untuk transportasi, Yasmin memilih kereta bawah tanah termurah.

Dia juga tidak bisa langsung mencapai Taman Royal. Setelah keluar dari kereta bawah tanah, Yasmin perlu berjalan lagi.

Setelah berjalan selama satu jam, dia baru tiba di depan pintu Taman Royal.

Kalau bisa, Yasmin berharap tidak pernah mencapai tujuan ....

Ketika dia melihat mobil Rolls Royce hitam parkir di luar pintu, tubuhnya langsung menegang.

Itu mobil Daniel ....

Pepohonan dan semak-semak di sekitar Taman Royal tampak gelap di malam hari, membuatnya kelihatan seperti setan bergigi dan bercakar.

Saking gugupnya, Yasmin menelan ludah. Setelah mengumpulkan keberaniannya, dia baru menaiki tangga dan masuk ke aula.

Saat Yasmin bertatapan dengan mata yang tajam itu, dia tanpa sadar menundukkan kepalanya.

"Ke mana?" tanya Daniel dengan ekspresi datar.

"Nggak ke mana-mana .... Hari ini aku sudah menemukan pekerjaan. Di rumah sakit bedah plastik ..." jawab Yasmin. Tidak ada gunanya dia menyembunyikannya karena Daniel pasti sudah tahu tanpa perlu menyelidikinya.

Daniel menatap Yasmin dengan sinis. "Mendekatlah."

Karena Yasmin takut sekali dengan Daniel, ada jarak yang lumayan di antara keduanya.

Yasmin terdiam sejenak sebelum melangkah maju. Setelah jarak mereka hampir satu meter, Yasmin pun berhenti. "Aku nggak berbohong. Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh pergi cari tahu ...."

"Sudah?" Tatapan mata Daniel tampak mengintimidasi.

Mata Yasmin berkelip sedikit dan tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Apa aku perlu cari tahu?" tanya Daniel.

"Nggak." Yasmin segera berkata, "Aku hanya nggak tahu apa aku perlu mengatakannya atau nggak. Hari ini di rumah sakit bedah plastik, aku berpapasan dengan Martin dan seorang wanita. Seharusnya itu pacarnya, tapi aku juga nggak yakin. Setelah itu ... aku dan Martin pergi makan malam bersama. Sesudah makan malam, aku pulang ke sini."

"Terburu-buru sekali menggoda pria? Mau aku mencarikanmu beberapa?"

"Bukan begitu. Kamu salah paham. Kami hanya pergi makan malam!" jelas Yasmin.

"Aku ingat dulu dia sangat mengasihanimu. Kamu nggak menyuruhnya membantumu melarikan diri?" sindir Daniel.

Yasmin menatap ke bawah sambil berkata, "Aku tahu diri."

"Menjauhlah dari pria-pria Keluarga Guntur," ancam Daniel.

"Baik ...." Yasmin menuruti Daniel dan berusaha mengontrol ketakutannya. Kemudian, dia berkata, "Apa aku boleh sewa rumah dekat rumah sakit bedah plastik? Sudah malam sekali setelah aku pulang kerja. Setelah aku naik kereta bawah tanah pun, aku perlu berjalan satu jam lagi sebelum tiba di Taman Royal. Boleh, nggak?"

Keheningan yang mematikan menyebar ke aula kosong ini. Aura berat yang kuat pun menyelimutinya.

Yasmin menjadi sulit bernapas. Dia takut Daniel menolak, jadi dia berkata lagi, "Semua Kota Imperial adalah milikmu. Meskipun aku nggak tinggal di sini, nggak ada bedanya juga saat aku tinggal di luar ...."

Setelah Yasmin selesai berbicara, Daniel menurunkan kakinya yang jenjang, lalu bangkit. Auranya mengintimidasi seluruh sudut ruangan.

Seluruh tubuh Yasmin menegang. Dia sangat takut. Kakinya juga sudah kehilangan tenaga dan seakan-akan telah dikendalikan oleh sesuatu.

Sosok tinggi di depan Yasmin pun berjalan mendekat. Aura Daniel yang kuat membuat Yasmin sulit bernapas.

Lalu, Daniel langsung mencengkeram rahang Yasmin dengan kuat.

Wajah Daniel yang mengerikan mendekat. Dengan suara yang rendah, dia menjawab, "Boleh."

Yasmin yang telah mendapat persetujuan Daniel pun terkejut sampai tubuhnya gemetar. Di cerminan mata hitam Daniel yang sulit dibaca, Yasmin dapat melihat sosoknya yang mengecil dan ketakutan.

"Premisnya adalah kapan pun aku memanggilmu, kamu harus datang."

Yasmin setuju, "Baik ...." Di bawah tatapan Daniel, Yasmin mencoba untuk melangkah mundur dan melepaskan dirinya dari genggaman Daniel. "Aku akan kembali ke kamarku."

Setelah itu, Yasmin menaiki tangga dengan hati-hati.

Mata Daniel yang tajam melirik ke samping.

Binatang buas tidak perlu khawatir mangsanya akan lepas dari kendalinya saat ia bergerak makin jauh.

Daniel sudah membiarkan Yasmin kabur dua tahun lalu, tapi kali ini Daniel tidak akan membiarkannya lagi.

Setelah Yasmin kembali ke kamarnya, dia duduk di ujung tempat tidur. Dia tidak merasa lega.

Selama dia belum meninggalkan Daniel, dia tidak boleh lengah.

Dia harus melakukan setiap hal dengan hati-hati agar tidak terjadi musibah.

Besok harinya, Yasmin bekerja sambil mencari tempat tinggal di internet.

Setelah menemukan tempat tinggal yang cocok, dia pergi melihatnya saat waktu istirahat.

Itu adalah apartemen sebesar sekitar lima puluh meter persegi. Harganya 2,4 juta. Agak mahal, tapi Yasmin yang sangat ingin keluar dari Taman Royal tidak punya banyak pilihan dan waktu.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Harvey York
Daniel yg terlalu dominan Dan membosankan, karekter wanita yg terlalu lemah, smpi gemes Dan TDK masuk akal..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status