Share

103. Menyakiti Rania terus-menerus

"Memang dia siapa? Aku sedang mengobrol bersama Kakak dengan tenang dan dia ikut menimbrung. Merusak mood-ku saja, aku jadi tidak berselera untuk melanjutkan makan, huh!" kesal Renan dan kembali berfokus pada Nanan yang ada di depannya. Tidak peduli pada perasaan Rania yang mungkin terluka akibat perkataan kasarnya.

Tes!

Satu bulir air mata Rania turun tanpa permisi, buru-buru Rania menghapusnya dengan cepat dan menaruhkan daging mentah tersebut ke dalam wadah mangkuk yang cukup besar.

Setelah itu, ia melanjutkan mencuci sayuran dan kembali ke dalam kamarnya. Tidak ada yang dia ucapkan, langkah kakinya juga tidak menandakan dia marah, wanita itu mampu mengontrol emosinya agar tidak menangis di depan Renan.

Mata Renan juga terus memperhatikan Rania yang berjalan dengan santai tanpa menegur laki-laki itu lagi.

"Cih! Lewat dia di depanku! Semakin merusak ketenanganku sekarang!"

Rania meneguk ludahnya susah payah dan dengan cekatan menutup pintu kamarnya. Setelah pintu tertutup, bar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status