Share

22. Raihan bermimpi

Andai ….

"Ano, mamamnya dihabiskan dulu, Nak, baru pakai sepatunya. Handa tidak akan kemana-mana. Iya kan, Handa?" Rania memandang Raihan yang sedang duduk di kursi meja makan dengan sepiring nasi goreng di hadapannya.

"Benar, Buna benar," jawab Raihan dengan terus tersenyum lebar memperhatikan istri cantiknya yang kelewat mempesona.

"Tapi, Ano udah kenyang Bun," timpal anak laki-laki yang berumur tiga tahun itu.

"Sedikit lagi, ayo habiskan, Sayang," bujuk Rania kembali dengan tatapannya yang sedikit merajuk pada Vano.

"Iya, anak Handa harus banyak makan biar cepat tumbuh besar," ucap Raihan menambahi perkataan istrinya.

"Memang kenapa Handa kalau Ano tubuh besar?"

"Biar bisa tidur sendiri," jawab Raihan dengan takut-takut memandang istrinya yang menatap memicing tajam. "Itu loh, kan kasurnya sempit kalo ada Ano di tengahnya."

"Oooo," respon si kecil dengan kepala yang mengangguk-ngangguk paham. "Handa s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status