Share

23. Membuntuti Rania

"Jadi, ini restaurant tempatnya bekerja?" Raihan melihat sekeliling bangunan restaurant tempat Rania bekerja. Bukan restaurant bintang lima, pasti gajinya juga tidak besar. Terlihat juga dari tempatnya yang kurang luas, namun tidak sepi pelanggan. "Restaurant ini masih terbilang kecil ukurannya," sambungnya lagi sambil mengusap lehernya yang sedikit merinding karena cuaca dingin. Laki-laki itu juga semakin mengeratkan jaket ke tubuh kekarnya.

Hoek! Hoek!

Terdengar suara wanita yang sedang muntah dari pintu belakang restaurant, Raihan dapat melihat dari tempat berdirinya. Sosok wanita yang beberapa hari ini memenuhi isi pikirannya.

"R-rania …," lirih Raihan saat Rania memuntahkan isi perutnya begitu saja. Wanita itu berjongkok sambil menekan perutnya yang sakit. Tampak, gadis yang kelihatan lebih muda dari Rania mengusap leher Rania dan memberikan segelas air putih untuk bunanya Vano itu.

Si gadis muda tampak khawatir dan berbicara pada Rania. Terlih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status