Share

97. Rania siuman

"Ren … nan ... mana Ren … nan, uhukk."

"Jangan banyak bergerak dulu, kau masih lemah sekali," ucap Raihan dengan suara panik, menahan bahu Rania yang berusaha untuk bangkit mencari Renan.

Perempuan itu masih sangat lemah sekali, bahkan bicaranta juga tidak lancar.

"Ren-nan ...."

"Syut ... tubuhmu masih lemah, Anya." Raihan perlahan mengelus rambut Rania dengan lembut. Air matanya juga ikut turun karena tidak tega melihat Rania yang terbaring lemah seperti mayat. Dia paham pada perasaan Rania, tapi untuk saat ini, wanita itu harus banyak istirahat.

Rania menyentuh perutnya yang begitu nyeri seperti nyerinya luka menganga yang baru tersayat. Dari air mukanya yang menahan perih, pasti itu sangat menyakitkan sekali, membuat laki-laki di hadapannya juga ikut meringis.

"Apa sakit?"

Rania menatap Raihan saat ditanya seperti itu, kemudian diam saja dan enggan menjawab. Menurutnya, Raihan tidak perlu tahu tentang dirinya yang hanya punya ginjal satu karena itu tidak penting.

"A-aku tah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status