Share

98. Renan ikhlas?

Raihan memejamkan matanya untuk mengatur nafasnya atas pernyataan Renan. "Are you sure?"

Tidak, Raihan, tidak. Adikmu jelas masih ingin terus bersama Rania. Namun, dia memiliki perasaan yang rapuh, sehingga dia tidak ingin Rania kecewa saat tahu kebenaran bahwa kakinya lumpuh.

"A-aku yakin," jawab Renan dengan suara yang bergetar. Matanya sedikit memerah dan deruan nafas yang seperti sesak.

Raihan terkekeh dan tidak percaya. Laki-laki itu memijat batang hidungnya. "Wajahmu tidak menggambarkan bahwa kau siap hidup tanpa Rania."

Setelah mengatakan perkataan barusan, Raihan bergegas melangkahkan kakinya keluar ruangan. Dia membawa kakinya berjalan menuju ruang administrasi bangsal yang dikediami oleh Renan.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak Raihan?" tanya perawat yang sudah mengenal Raihan karena ayah Raihan adalah salah satu penyumbang terbesar untuk yayasan rumah sakit besar yang menangani Raihan dan Rania sekarang.

"Aku minta tolong padamu untuk menukar ranjang adikku dengan ukuran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status