“Anna, maafkan aku!” Wyatt meringkuk di atas ranjang Anna, merasa nyaman dan aman.Keributan di luar, orang-orang yang sedang membuka seluruh tenda dan mengangkat kursi-kursi tidak berarti apa-apa buatnya. Ia memejamkan mata dan samar-samar mendengar tawa Anna dari segala arah. Suara Anna yang berkata betapa bodoh Wyatt karena jatuh cinta padanya.“Tidak apa. Biar saja aku bodoh! Yang penting kamu tidak meninggalkanku.”Tak lama Wyatt tertidur. Ia tidak memimpikan apapun. Ia hanya melihat kegelapan tanpa akhir dengan suara-suara Anna mengema di mana-mana. Ia kemudian terbangun ketika pintu rumah diketuk dengan heboh. Ia tahu pelakunya dan tidak bisa melakukan apa-apa.“Meninggalkan istrimu sendiri di rumah dan malah ada di sini! Tidakkah kamu keterlaluan?”Wajah kakeknya langsung menyapa ketika Wyatt telah membuka pintu sedikit.“Aku akan segera kembali!” kata Wyatt.Albert, kakek Wyatt menghela napas keras dan berbalik pergi ke dalam rumah.Halaman rumah tempat tenda kemarin berdiri
Dominic berhenti tepat di depan kubikel tempat asisten dan sekretarisnya duduk. Ia menatap seorang pria yang tengah menyusun sesuatu di sana dan menyadari kalau sudah seminggu sejak ia datang ke acara pernikahan pria itu.“Rupanya sudah waktunya kamu masuk,” kata Dominic sehingga pria yang diajaknya bicara mengangkat kepala dan berdiri.“Selamat pagi, Pak!” sapa pria itu pada Dominic.“Aku tidak menyangka kalau kamu benar-benar akan masuk!” Dominic membuang muka. “Atur pekerjaanmu dengan baik. Tolong panggilkan Azzar ke dalam ruanganku!” suruh Dominic. Ia masuk ke dalam ruangannya setelah itu.Dominic melepaskan jasnya. Ia kemudian duduk dan memutar kursi putarnya melihat ke luar jendela. Jalanan tampak ramai di luar sana. Ia merasa kesal hanya dengan memikirkan keberadaan asisten baru yang direkomendasikan oleh tunangannya. Andai saja ia bisa mengingkari janjinya dengan suatu alasan yang kuat, tetapi untuk sekarang Dominic tidak bisa malakukan hal itu.“Tuan, ini saja Azzar!” Pelayan
Esme, jika aku jatuh cinta pada orang yang kamu cintai, apa yang akan kamu lakukan?Esme terbangun dan langsung duduk karena kaget. Sudah hampir tiga bulan sejak Anna ditemukan meninggal tergantung di dalam kamarnya. Wyatt, teman Anna sejak kecil sudah menikah. Kecuali saat hari Esme ada di tempat yang sama di tempat penemuan tubuh Anna, ia tidak lagi melihat Anna di dalam mimpinya.Lalu hari ini tiba-tiba saja Esme melihat Anna kembali menanyakan pertanyaan yang sama dengan yang ditanyakan oleh gadis itu sesaat sebelum ia dengan terang-terangan mengejar Dominic.“Nona, saya akan masuk sekarang!” Pelayan Esme mengetuk pintu dan memberitahukan kedatangannya.Esme merengangkan tubuhnya sedikit sebelum kemudian duduk di atas ranjang. “Masuklah!” suruhnya.Pintu diketuk lagi, si pelayan sekali lagi mengatakan kalau minta izin untuk masuk dan kemudian muncul dengan nampan berisi sarapan pagi. “Sarapannya mau ditaruh di mana, Nona?’ tanya si pelayan pada Esme.“Taruh saja di sana!” tunjuk E
“Azzar, Esme akan datang sekitar pukul 12 siang. Tolong awasi dia sampai aku datang. Dia pasti mendatangi bajingan itu dulu untuk mengucapkan selamat!”Azzar telah menerima perintah. Setelah memeriksa jadwal Dominic yang menjadi tuannya, melaporkan jadwal yang waktunya paling dekat, Azzar turun ke lobi dan tetap di sana untuk mengawasi pergerakan Wyatt.Ia berpura-pura membaca buku, tetapi matanya terus awas dengan kemunculan Wyatt yang masuk ke berbagai ruang yang menangani beberapa pekerjaan. HRD telah menyerahkan tugas yang membuat Wyatt sibuk.“Tidakkah membuang-buang waktumu?” Azzar mengangkat kepala karena yakin kalau Wyatt mengajaknya bicara. Ia menutup buku, tetapi membatasi halaman yang dibaca dengan jari telunjuknya. “Kamu sedang bicara denganku?” tanya Azzar ingin tahu.“Apa kamu sudah menunggu Nona Esme? Aku selalu penasaran dengan hubunganmu dan Esme. Kalian tidak seperti majikan dan bawahannya. Apa ini hubungan yang rahasia?”Rasanya Azzar ingin memukul Wyatt keras-kera
Wyatt hanya curiga saja awalnya. Itu pun karena tindak-tanduk Azzar juga. Jika mereka kebetulan bertemu dan ada Esme di sana, mata Azzar tidak akan berhenti memperhatikan Esme. Sesekali walau tidak kentara senyum terbit di bibir Azzar. Rasanya seperti melihat seorang penjahat yang jatuh cinta pada musuhnya. Tatapan yang diberiakn Azzar kepada Esme bukan sebuah penghormatan, tetapi keinginan untuk mengingat bagian diri Esme yang dicintai.“Dia adalah pria yang bodoh!” gumam Wyatt pelan.Ia kemudian menyadari kalau sama bodohnya dengan Azzar dan merasa bersimpati di detik kemudian. Mereka adalah dua pria bodoh yang tidak bisa mendapatkan cinta. Yang lebih menyiksa adalah melihat wanita yang dicintai malah bersama dengan pria lain.Wyatt pikir mungkin keinginan Azzar bisa dimanfaatkan. Akan tetapi, akan butuh waktu untuk melakukannya. Karena bukankah sebelum ini sudah begitu banyak kesempatan untuk Azzar mendekati Esme? Tetapi, pria bodoh lainnya itu hanya berdiri di pagar pembatas saja.
“Tuan Muda, makan malam telah siap!” Pelayan yang mengepalai para pelayan lain memberitahukan Dominic dari luar kamarnya.Ia telah selesai mandi, sedang mengeringkan kepalanya dengan handuk. “Ya, baiklah! Aku akan turun!” serunya tampak bermaksud untuk membuka pintu sedikit pun.Dominic tidak punya siapapun lagi di dunia ini. Kedua orang tuanya telah meninggal. Kakek dan neneknya ada di luar negeri setelah mengetahui Dominic bisa mengurus semua perusahaan mereka seorang diri. Yang ada di sekelilingnya hanya orang-orang kepercayaan dari kedua orang tuanya dulu.“Tuan Muda, keluarga Nona Esme kemarin telah mengirimkan pesan dan menyetujui rencana pernikahan yang Anda ajukan!”Senyum terbit di bibir Dominic. Selama ini rencana pernikahnnya ditolak karena keluarga Esme menilai putri mereka sampai kekanak-kanakan. Esme masih belum bisa menjadi nyonya besar Dominic.“Baguslah! Aku akan memberitahu Esme juga!” kata Dominic senang.Ia pastinya tidak akan kesepian lagi di rumah besar ini. Ada
Wyatt menganti pakaian tidur yang telah dikenakannya. Yulia yang tengah melakukan perawatan sebelum tidur berhenti dan menatap Wyatt melalui cermin. Tampaknya istri Wyatt itu ingin bertanya akan ke mana suaminya setelah isya begini.“Esme meneleponku,” kata Wyatt memberitahu.Yulia tercenung sebentar dan kemudian menginggat wanita yang pernah ditemuinya itu. “Oh, Nona Esme yang waktu itu kita temui di kafe? Apa ada sesuatu dengannya?” tanya Yulia penasaran.“Tidak tahu! Tiba-tiba saja dia menelepon dan memintaku untuk menjemputnya ke rumah!” Wyatt berhenti sebentar. “Aku pikir mungkin dia bertengkar dengan orang tua atau dengan Dominic. Jadi dia seperti orang yang melarikan diri!” Wyatt menerangkan.“Apa dia akan menginap?” Yulia agak terkejut dengan dirinya yang terdengar tidak suka dengan pilihan tersebut.Mereka baru saja menikah dan Esme jelas bukan keluarga yang bisa menginap sembarangan. Tetapi, buat Wyatt dirinya bukan apa-apa, jadi percuma kalau Yulia mengatakan apa yang ada d
Wyatt mencegat Azzar di pintu utama kantor. Wyatt baru akan masuk dan Azzar tampak tergesa-gesa keluar. Sepertinya ia mendapat tugas dari Dominic yang berhubungan dengan Esme. Karena tidak ada hal yang membuat Azzar begitu semangat selain Esme.“Apa kamu tahu kalau aku kemarin ke rumah Esme?” Wyatt memancingnya.Azzar berhenti, menarik Wyatt dengan kasar supaya tidak menghalangi jalan masuk dan kemudian menatap dengan curiga. “Apa maksudmu menemuinya?” tanya Azzar lekas.Semua hal tentang Esme tampak begitu menarik untuk Azzar. Padahal ia begitu terampil dalam menghilangkan emosinya dalam hal lain, tetapi tidak pada hal ini. Atau bisa jadi karena Wyatt yang tak seharusnya berada di dekat Esme kini ada di dekat gadis itu.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Azzar marah.Lihat bagaimana Azzar memandang Wyatt dengan penuh kebencian. Lihat bagaimana pria itu tampak seakan menjadi hewan buas yang akan menerkam Wyatt.Tetapi, Wyatt sama sekali tidak terpengaruh. Ia menelengkan kepala dan tampak