Share

Pendarahan

****

Sejak tiba di Jakarta, Helmi sengaja menonaktifkan ponselnya. Namun, justru bukan ketenangan yang ia rasakan, hasrat ingin kembali kepada Dinda malah semakin menjadi-jadi.

'Dinda, dugaanku salah. Kamu tetap bertahta di hatiku, bodohnya, aku terlambat menyadari itu semua!' batin Helmi.

'Andai saja, kamu mau memaafkanku dan memberiku kesempatan lagi untuk membersamaimu, aku pasti bahagia sekali.'

Matanya berkabut ketika kenangan manis dulu melintas di pikirannya. Menggodanya untuk bernostalgia, dan akhirnya ia merasakan pilu karena kebodohannya sendiri.

'Apa salahnya aku mencobanya? Ya, mencoba mengajak Dinda untuk rujuk kembali.'

Tiba-tiba senyuman melengkung di bibirnya, ia sangat berharap Dinda bersedia menerima permintaannya untuk kembali rujuk dan memulainya dari awal lagi.

Tangannya mulai mengetik pesan untuk mantan yang tak bisa ia lupakan. Bagaimana ia bisa lupa? S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status