Share

Bab 51. Haris

"Tolong jangan buat keributan di warung saya! Disini tempat orang makan dan beristirahat. Bukan ajang baku hantam! Kalau mau unjuk kehebatan, bukan disini tempatnya. Sana kalian, keluar dari warung saya. Gara-gara kalian pembeli saya pada lari," bentak pemilik warung dengan penuh amarah.

Wajarlah beliau marah, gara-gara kami berdua pembeli jadinya tidak ada yang berani masuk. Malah banyak yang sudah masuk dan batal memesan makanan karena keributan antara aku dan Haris.

"Udah, Mas. Kita keluar saja dari sini. Malu dilihat orang. Kayak preman pasar aja," ujar Naya seraya menarik lenganku seakan dia sedang menyeret anak kecil agar pulang.

"Woi ... bedebah kau. Gara-gara kau aku dipecat. Dasar penjilat!" teriak Haris dengan penuh amarah. Dia tuduh aku ini penjilat tanpa menyadari apa kesalahan yang sudah dia lakukan dioerusahaan.

Dia itu dipecat bukan karena hasutanku, pak Herman pun tidak bodoh. Memecat orang yang mempunyai kinerja baik hanya karena hasutan seorang Bayu? Wow ... hebat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status