Share

68. Hidayah

Mata Hani merebak melihat nasi kotaknya terjatuh. Perutnya sudah melilit lapar. Tadi pagi perempuan itu hanya mengganjal perutnya dengan segelas teh tawar dan sebungkus roti saja. Hingga kini dia belum mengisi bahan makanan lagi ke perutnya.

Andai saja nasi kotak tersebut jatuhnya tidak berantakan, Hani tidak ragu untuk memungutnya. Sayang nasi dan lauk-pauknya berserakan di jalanan.

“Hani!”

Hani tersentak. Dia tidak menduga jika Layla sungguhan mengejar. Takut mantan istri Panji menghina keadaannya yang sekarang, Hani memilih lekas angkat kaki seribu.

Sikap buruk Hani di masa lalu membuatnya selalu berpikiran buruk. Dia selalu berpikiran bahwa mereka yang pernah disakiti akan menuntut balas atau menghujat keadaannya yang sekarang.

“Ck. H

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fahima Marzuqi
Thor, katanya sholat asyar? kok hani meneteskan air mata gara2 dengar imam baca ayat² suci Al-Quran? memang sholat asyar itu bacanya keras? enggak kan?
goodnovel comment avatar
Widodo Ratno Prasetyo
Author hrs lebih cermat lagi, shalat ashar bacaannya gak dikeraskan...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status