Share

Bab 15

Aku membuka mata ketika tangan seseorang menyentuh pipiku lembut, kemudian ditepuk berulang kali. Kedua tangan mengucek mata karena penglihatan sedikit kabur.

Ternyata Maria.

"Maafkan aku, Nona. Tuan Edbert memintaku membangunkan Anda untuk mewarna rambut." Maria memasang air muka sedih.

"Sekarang pukul berapa?"

"Pukul empat sore, Nona."

Aku gegas bangun, kemudian pergi ke kamar mandi mencuci wajah. Airnya segar seperti mengalir langsung dari gunung.

Sekarang aku memang terlihat berbeda padahal baru sepekan kemarin berwajah kusam. Perawatan wajah yang menghabiskan uang berjuta-juta memang memuaskan.

"Sekarang aku harus melakukan apa, Maria?" tanyaku setelah ke luar. Perempuan itu memakai celemek hitam menutupi kemeja putihnya.

"Anda duduk di kursi biar aku yang menyiapkan semuanya." Maria lagi-lagi tersenyum ramah.

Aku menurut, kemudian duduk di kursi depan meja rias. Setelah memasang topi higlight untuk bleaching, Maria mulai mewarnai. Rupanya sudah mencampur sebelum membangunkanku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status