Share

Bab 23

"Bagaimana kamu tahu, Maria? Apa mungkin kamu mengenal Mas Zaki?"

"Dia lelaki yang lumpuh," lirih Maria membuang pandangan dariku.

"Ya, benar. Mas Zaki lelaki lumpuh, hanya mampu duduk di kursi roda." Kedua bahu Maria kucengkram kuat. "Katakan, bagaimana kamu mengenal Mas Zaki?"

Perempuan itu menunduk lesu, tangannya gemetar. Tidak lama kemudian dia menggigit bibir, lalu berlalu ke luar tanpa mampu aku kejar.

Ada apa dengan Maria? Mungkinkah ada kaitannya dengan kelumpuhan Mas Zaki ataukah mereka sempat bermain api?

Astagfirullah, tidak mungkin. Maria bilang punya kekasih sampai rela jadi pelayan di sini. Lagi pula sebelum kecelakaan itu terjadi, Mas Zaki sedang lembur di kantor.

"Sudah jam tiga sore," gumamku ketika melihat jam dinding. Tanpa sadar aku telah lama merenung dalam kamar, enggan untuk beranjak atau sekadar mengisi perut yang kosong.

Ketika pikiran terusik, sesuap nasi pun aku tak sanggup menelannya. Biar saja para pelayan itu makan sendiri, aku tidak lagi peduli.

"Nona T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status