Share

Bab 17

Setelah menemani Tuan Edbert sarapan pagi, aku kembali ke kamar karena tidak tahu harus berbuat apa lagi. Mandi dan berdandan sudah, aku bahkan sedang memakai dress yang perempuan lain gunakan ke mall atau restaurant mungkin.

Teringat obrolanku dengan Tuan Edbert tadi.

"Aku sudah memilih gaun pernikahan yang cocok untukmu. Pertanyaannya, apa kamu mau menikah di hotel atau di sini saja?"

"Di sini saja, Tuan. Aku tidak ingin ketahuan siapa pun," jawabku seadanya.

"Kenapa?"

"Nyonya Aluma pasti marah kalau tahu Tuan menikah lagi. Maaf, aku tidak sanggup jika dikatai pelakor, Tuan."

Tuan Edbert mengangguk. Sebenarnya bukan itu alasan sesungguhnya. Aku hanya takut ketahuan orang lain dan kabar pernikahan kami sampai di telinga Mas Zaki.

"Nona, apa aku boleh masuk?" Suara itu milik Maria. Aku yang sedang duduk di dekat jendela mengangguk tanpa ingin menoleh.

Ah, berpakaian seperti ini tiada berguna karena bukan demi mendapat perhatian Mas Zaki. Aku merasa sebagai manusia paling hina. Perempu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status