Share

20. Balada Cilung dan Es Cekek

"Masa kamu nggak tahu cilung sama es cekek, sih?" sungutku tak habis pikir.

"Cilung itu makanan?" Dia balik bertanya.

"Yaiyalah. Jajanan yang sering ada di depan SD. Masa belum pernah coba?" Aku mulai sewot.

"Di sekolah saya dulu nggak ada itu."

Aku menepuk dahi. Pantas saja hal ini terjadi, dia terlahir sultan, jadi tak mungkin merasakan sekolah umum negeri.

"Argghh ...." Aku menggeram, kesal sendiri. Kuempaskan tubuh ke sandaran kursi, lalu melipat tangan dan tak mengatakan apa pun lagi.

Dari sudut mata kulihat Khalid mengusap wajah berkali-kali. Wajar, puasa pertama, tengah hari, dan aku meminta keinginan yang aneh-aneh lagi.

"Tapi kita bisa cari." Menanggapi responsku yang begini, dia tiba-tiba membujuk. "Kamu cukup kasih tahu saya gimana bentuknya Cilung sama Es Cekek."

Aku tersenyum lebar, lalu mulai menjelaskan tak sabar.

"Cilung itu aci digulung, terus dibubuhi taburan bawang halus yang gurih. Sementara es cekek itu es di Mamang-Mamang gerobakan yang diplastikin terus dikasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status