Share

21. Peduli

"Mau?" Khalid menawariku saat kutemani dia makan menu sop iga bakar di ruang tamu.

Aku menggeleng pelan. "Nggak, udah kenyang."

"Maaf kalau tadi cilungnya nggak ketemu. Lain kali kita cari lagi, atau kalau perlu bikin." Dia masih terlihat bersalah, padahal aku tahu seberapa keras usahanya seharian ini.

"Nggak apa-apa, lagian aku cuma pengen keliling sambil jajan aja tadi."

"Yakin?"

Aku mengangguk pelan. "Iya, palingan nanti anakmu ileran."

"Nindi ...."

"Bercanda, Ganteng."

Khalid memejamkan mata sesaat, dan mulai makan tanpa suara. Bersamaan dengan itu ponselku berbunyi. Panggilan video dari Roy tampak di layar.

"Apa?" sungutku begitu wajah lelaki berambut pirang itu memenuhi layar.

"Angkat telepon udah kayak Kang Jagal. Halo-halo dulu, kek. Atau ucap salam."

"Lo tahu siapa gue, Roy!"

"Iya, tahu. Lu, kan cewek sinting," sahut Roy yang membuatku sontak tertawa nyaring.

"Lagi di mana, lo?" tanyaku setelahnya.

"Tebak, gue di mana?"

Eh, Si Kampret malah minta main tebak-tebakkan.

"Pasti d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status