Share

75. Kesadaran Nona

Kakinya sudah bergelantungan tidak jelas. Anak itu akan memekik jika melihat ke bawah. Sementara aku sekuat mungkin menahan agar tubuh Nona tidak terjatuh.

"Kemarikan tanganmu yang satunya, Non!" perintah Mas Arif mengulurkan tangan kanannya.

Nona menurut. Kedua tangannya yang mencengkeram erat lenganku, kini berpindah satu. Tangan kiri wanita itu mulai membelit lengan ayahnya.

Suami Aryanti pun inisiatif membantu. Kami bertiga bahu membahu menarik lengan Nona hingga naik ke permukaan. Akhirnya setelah mengeluarkan banyak tenaga, Nona berhasil diselamatkan.

Anak itu menubruk tubuhku. Badannya gemetar ketakutan. Kutenangkan dengan mengelus rambutnya.

Kurangkul Nona hingga tiba di bawah pohon mangga. Pohon ini cukup rindang untuk kami berteduh sejenak. Sampai sana kembali pundak ini kurelakan sebagai tempat bersandarnya Nona. Kami duduk lesehan beralasan rumput liar.

"Menangislah jika itu bisa sedikit mengurangi beban di hatimu." Aku bicara sambil terus membelai rambut Nona.

Nona mend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status