Share

BAB 43A

Sepanjang malam aku tidak dapat memejamkan mata. Air mata terus saja deras mengalir dari ujung netraku. Aku hanya bisa menatap Mas Bayu yang memeluk bayi mungil kami, ada perasaan cemburu.

Mereka adalah bapak dan anak. Sebentar lagi mereka berpisah. Dan Nayla berhak untuk itu. Berhak mendapat kasih sayang ayahnya.

Apakah ini cara Mas Bayu menegurku. Menegur aku yang pernah menolaknya.

Ya, aku ingat saat dia ke Belanda dan kita pulang dari Volendaam, aku sempat mendiamkannya. Meskipun dia tidur memelukku, aku tak meresponnya. Kau hanya diam saja. Apakah dia masih menyimpan kemarahannya hingga saat ini?

Kemaren, usai pertengkaran pun, aku juga malas diajak tidur karena dia tak kunjung memberiku penjelasan.

Apa lalu dia berfikir aku memang layak untuk ditinggalkan? Karena aku telah mengecewakannya? Tak adakah kesempatan tersisa lagi untukku? Apakah Mas Bayu sungguh tak mau mempertahankan hubungan ini?

Aku memang salah. Aku memang pergi darinya. Apakah aku harus menyesalinya jika akhi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status