Share

Takhta Baru

“Ya, kan ceritanya emang begitu.” Aya meminta Saka duduk di sebelahnya. Putri malu dan pengawal pribadinya juga memperhatikan keduanya.

“Ya, lanjutkan ceritanya kalau begitu.”

“Putri Malu, kan, umurnya udah lebih tua daripada Ayahanda. Jadi udah saatnya naik ke langit, gitu katanya.”

“Nirwana maksudnya?” Saka membenarkan maksud perkataan istrinya.

“Nah, iya itu. Jadi kedatangan kita bisa dikatakan tepat waktu, Kang Mas. Dia mau pergi terus dia titipkan istana dan pulau ini sama kita. Gimana, mau, kan? Kita juga belum ada tempat tinggal. Di sini hening banget, cocok sama kita yang introvert parah.”

“Memang dia tak punya keturunan?” tanya Saka dan Aya menggeleng saja.

“Di sini nggak ada jantan. Adanya kupu-kupu betina aja makanya istana dibangun indah banget.”

“Apa nanti tidak akan terganggu kupu-kupu di sini dengan dua ekor harimau seperti kita?”

“Masa depan nggak ada yang tahu, Kang Mas. Nggak ada salahnya juga dicoba dulu. Kalau cocok kita lanjut kalau nggak cocok kita pergi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status