"Tidakkah ini agak berlebihan?"
Hening!
Setelah seharian memperhatikan Melisa, ibu mertuanya yang menjadi begitu ceria ketika merencanakan ulang tahun Erina, Bianca akhirnya memutuskan untuk menyuarakan opininya malam itu. Malam ketika anggota keluarga Lagrave bersantai di ruang tengah dan mendiskusikan tentang pesta Erina, warna apa yang cocok untuk tema ulang tahunnya, dress code, tamu-tamu dan segala hal yang tidak menarik minat Bianca sama sekali.
Seluruh kepala yang terfokus memperhatikan Melisa, mendengar penuturan sang nyonya rumah yang menggebu-gebu membuat persiapan ulang tahun Erina, spontan beralih ke arah Bianca. Mereka menatap Bianca seperti menatap alien.
"Apa aku salah bicara?" Bianca yang duduk bersilang kaki di sofa tunggal yang berseberangan dari anggota keluarga Lagrave, mengangkat cangkir tehnya tanpa ada perasaan berdosa sudah merusak suasana dengan komentarnya.
"Apa maksudmu dengan berlebihan?"
Se
Mengesampingkan pertikaian Bianca dan keluarga Lagrave malam itu, persiapan perayaan ulang tahun Erina terus berjalan. Banyak orang-orang asing yang keluar masuk di mansion itu, memasang tirai dan pita, merombak lantai pertama sepenuhnya untuk dijadikan aula pesta. Bianca sudah mengira kalau ucapannya akan diabaikan, jadi ia tidak merasa marah atau apa pun ketika dia tau dirinya sudah diabaikan. Bianca menjalankan sarapannya sendirian karena entah bagaimana, seluruh anggota keluarga Lagrave tidak muncul di sana.Mereka mungkin sarapan lebih awal, atau mereka memang hanya ingin menghindarinya saja. Yang mana pun itu... "Baguslah," Bianca merasa bahagia. Sikap menyebalkannya telah membuahkan hasil yang dia harapkan. Jika keluarga Lagrave terus mengabaikannya, memperlakukannya seperti makhluk tak kasat mata, bukankah itu berarti ia mengoleksi lebih banyak alasan agar kerja sama ayahnya dibatalkan? Amplop perceraiannya akan menjadi tiket
"Di mana Bianca?"Ketika Gerald pulang dan berjumpa dengan Junie di tangga, pertanyaan itu keluar secara natural dari mulutnya. Seakan-akan ia mempunyai urusan pada Bianca ketika pada realitanya, dia tidak."Miss. Bia sedang bersantai dengan tuan Olliver di balkon."Mendengar kalau istrinya sedang bersama Olliver, ekspresi Gerald menunjukkan sedikit ketidak-senangan. Mengapa Olliver begitu gencar mendekati Bianca? Itu memuakkan. Maksud Gerald, bukan berarti dia cemburu atau apa pun, TIDAK! TIDAK MUNGKIN DIA CEMBURU DENGAN KEDEKATAN BIANCA DAN OLLIVER! Gerald hanya..., oh, tepat! Gerald hanya memikirkan perasaan Erina!Bayangkan betapa sedihnya Erina kalau melihat pria yang ia cintai sejak remaja, pria yang tidak pernah mengapresiasi perasaannya, tiba-tiba menaruh perhatian lebih kepada wanita lain. Erina pasti terluka, Gerald tidak menyukai kalau Erina terluka."Siapkan secangkir kopi untukku dan antarkan kopi itu ke balkon." Gerald yang berencana menuju kamar, beristirahat dan mungki
Dua cangkir kopi panas menemani secangkir teh yang mendingin dan sudah tersentuh setengah di atas meja batu itu. Dua pemilik cangkir kopi, Gerald dan Olliver, duduk berdampingan di hadapan Bianca, si pemilik cangkir teh tersebut. "Aku melihat Ibu menjadi sangat sibuk. Bahkan sampai malam begini, dia belum selesai dengan urusannya." Gerald mengajak Olliver bercengkerama, membahas topik ringan menyangkut persiapan ulang tahun Erina. "Aku sudah memintanya beristirahat berkali-kali, maksudku..., dia sudah menyewa event organizer, tapi dia masih menyibukkan dirinya di bawah. Aku sudah tidak tau harus mengatakan apa." "Disaat-saat seperti ini, aku jadi merasa Ibu begitu memperlakukan Erina secara istimewa, lebih istimewa daripada anak kandungnya." "Yah, itu wajar. Dia memang selalu menginginkan anak perempuan." Mendengar konversasi dua bersaudara di depannya, Bianca duduk termenung tanpa menaruh minat yang berarti di sana. Bianca, daripada memikirkan obrolan tidak penting dari Lagrave b
Ketika nama Liam Sinclair disebutkan oleh Junie, Bianca merasa seluruh dunianya berhenti berputar. Bianca dilanda keterkejutan yang dominan, membuat jantungnya berpacu dua kali lipat lebih kencang. Dengan emosi yang terguncang, padu-padan antara kerinduan, kesedihan dan ketakutan, Bianca berhasil membawa dirinya turun ke lantai pertama. Kepada sosok Liam yang berdiri kikuk sendirian di ruang tamu.Deg!Seperti jantungnya telah jatuh ke mata kaki, Bianca mencelos begitu tatapannya berlabuh ke arah sosok Liam yang berdiri tiga meter di hadapannya. Sosok itu begitu nyata, begitu mengiris hatinya. Selama ini Bianca mengira ia akan mampu bertahan di rumah itu dengan dagu terangkat arogan. Namun, ketika ia melihat sosok Liam, Bianca menunduk dengan ego yang menciut.Liam Sinclair adalah sahabat Bianca, dan bukan hanya sekedar sahabat, pria itu adalah pria yang mengetahui mimpi-mimpinya, paham dengan ambisinya. Mereka kerap duduk bersama dan menceritakan masa depan yang mereka idam-idamkan.
"Apa suamimu akan baik-baik saja kau meninggalkannya seperti itu?" Liam berujar begitu ia mendudukkan dirinya di seberang Bianca. Di antara mereka, ada sebuah meja besi dengan permukaan kaca, berbentuk lingkaran dan memiliki dua cangkir teh di atasnya. Dua cangkir teh yang disiapkan Junie sesuai permintaan Bianca.Setelah Junie menyajikan teh tersebut juga, Junie masih berada di sana, dua langkah di belakang Bianca. Dia tidak diperbolehkan pergi oleh Bianca, ataupun menjauh.Bianca pikir, karena statusnya sekarang adalah wanita beristri, berduaan dengan pria yang bukan suaminya hanya akan mencemarkan nama baiknya. Itu tidak boleh. Dia harus hadir sebagai istri tanpa cacat, istri mulia yang sudah disia-siakan oleh Gerald."Gerry akan baik-baik saja. Lagipula, dia harus bekerja. Aku tidak mau menghalanginya.""Meskipun begitu, dia tidak terlihat cukup senang.""Ahahaha, apa yang kau katakan?" Bianca mengibaskan tangan, bersikap kasual dengan elegan. "Suamiku memang selalu berekspresi se
Siapa Liam Sinclair?Pertanyaan tersebut menyeruak di benak Gerald sementara ia berdiri di depan sederet perhiasan yang berkilau jelita di hadapannya. Hari ini adalah hari terakhir Gerald menemukan hadiah untuk Erina. Dia sudah tidak mempunyai waktu untuk berleha-leha.Namun, mengkhianati tekadnya, otaknya malah melalang-buana kepada sosok jangkung yang ia temui tadi pagi. Sosok jangkung dengan rupa yang terbilang menawan. Surai cokelat kemerahan dan mata hazel yang menyiratkan keteduhan.Seorang pria bernama Liam Sinclair yang sukses memancing kejengkelannya hanya dengan bernapas di ruang tamunya. Seorang pria yang disambut Bianca dengan raut ceria."Tsk...." Gerald tidak bisa fokus sama sekali."Apa perhiasannya tidak menarik seleramu, Tuan?" Eric--asisten pribadi Gerald--bertanya begitu mendengar ketidak-senangan dalam decakan bosnya. "Apa kau ingin melihat koleksi lain?""Lupakan tentang koleksi lain," Gerald
Ketika Gerald ada hal penting yang hendak Erina ungkapkan padanya, Gerald dihadapkan oleh Erina yang lagi-lagi membungkuk dan meminta maaf padanya. Sejak perayaan ulang tahunnya direncanakan, Erina kerap mencurahkan hatinya pada Gerald bahwa ia merasa bersalah pada Bianca. Bahwa, gara-gara ulang tahunnya, ia jadi merepotkan Bianca dan membuat gadis itu tidak nyaman. Erina meminta maaf sudah menjadi beban. Namun..."Seperti yang kukatakan, kau bukan beban sama sekali, Rinie. Kau tidak perlu mencemaskan Bianca sama sekali.""Bagaimana bisa aku tidak cemas? Bianca sudah menolak sarapan bersama kita setiap hari. Dia pasti membenciku. Aku hanya ingin berdamai dengannya, tapi..., aku takut menambah kekesalannya kalau aku menemuinya.""Kau tidak perlu menemuinya," Gerald bersandar di bibir kolam air mancur yang mengalir teduh di belakangnya. Dingin angin musim dingin bertiup menembus kemeja yang ia kenakan. Gerald percaya Erina juga merasakan dingin yang
Hari ketika Erina merayakan ulang tahunnya, langit begitu cerah dan angin musim dingin yang biasanya bertiup kencang dan memilukan tulang, menjadi begitu tentram. Seakan-akan Bumi berkonspirasi untuk menjeda segala nestapanya dan menghadiahkan hari yang istimewa kepada Erina.Mungkin karena cuaca yang menjadi cerah atau karena hari itu adalah hari ulang tahun Erina, semua penghuni mansion Lagrave, hadir di meja makan dengan bugar dan segar.Bianca pun, kendati dia adalah orang yang mengoposisi perayaan ulang tahun Erina dan selama ini dia selalu sarapan di kamar, dia hadir di meja makan dengan cengiran jenakanya yang biasa."Selamat ulang tahun, Erina. Selamat sudah menapak usia 26. Kau menjadi lebih jelita dengan pertambahan umurmu, Ibu merasa bangga sudah melihatmu tumbuh dengan sempurna."Melisa, sebagai sosok yang paling berbahagia di sana, mengucapkan selamat dengan senyum sumringah. Menerima ucapan selamat Melisa, Erina yang pagi ini hadir dalam balutan dress rumahan berwarna me