Ketika nama Liam Sinclair disebutkan oleh Junie, Bianca merasa seluruh dunianya berhenti berputar. Bianca dilanda keterkejutan yang dominan, membuat jantungnya berpacu dua kali lipat lebih kencang. Dengan emosi yang terguncang, padu-padan antara kerinduan, kesedihan dan ketakutan, Bianca berhasil membawa dirinya turun ke lantai pertama. Kepada sosok Liam yang berdiri kikuk sendirian di ruang tamu.Deg!Seperti jantungnya telah jatuh ke mata kaki, Bianca mencelos begitu tatapannya berlabuh ke arah sosok Liam yang berdiri tiga meter di hadapannya. Sosok itu begitu nyata, begitu mengiris hatinya. Selama ini Bianca mengira ia akan mampu bertahan di rumah itu dengan dagu terangkat arogan. Namun, ketika ia melihat sosok Liam, Bianca menunduk dengan ego yang menciut.Liam Sinclair adalah sahabat Bianca, dan bukan hanya sekedar sahabat, pria itu adalah pria yang mengetahui mimpi-mimpinya, paham dengan ambisinya. Mereka kerap duduk bersama dan menceritakan masa depan yang mereka idam-idamkan.
"Apa suamimu akan baik-baik saja kau meninggalkannya seperti itu?" Liam berujar begitu ia mendudukkan dirinya di seberang Bianca. Di antara mereka, ada sebuah meja besi dengan permukaan kaca, berbentuk lingkaran dan memiliki dua cangkir teh di atasnya. Dua cangkir teh yang disiapkan Junie sesuai permintaan Bianca.Setelah Junie menyajikan teh tersebut juga, Junie masih berada di sana, dua langkah di belakang Bianca. Dia tidak diperbolehkan pergi oleh Bianca, ataupun menjauh.Bianca pikir, karena statusnya sekarang adalah wanita beristri, berduaan dengan pria yang bukan suaminya hanya akan mencemarkan nama baiknya. Itu tidak boleh. Dia harus hadir sebagai istri tanpa cacat, istri mulia yang sudah disia-siakan oleh Gerald."Gerry akan baik-baik saja. Lagipula, dia harus bekerja. Aku tidak mau menghalanginya.""Meskipun begitu, dia tidak terlihat cukup senang.""Ahahaha, apa yang kau katakan?" Bianca mengibaskan tangan, bersikap kasual dengan elegan. "Suamiku memang selalu berekspresi se
Siapa Liam Sinclair?Pertanyaan tersebut menyeruak di benak Gerald sementara ia berdiri di depan sederet perhiasan yang berkilau jelita di hadapannya. Hari ini adalah hari terakhir Gerald menemukan hadiah untuk Erina. Dia sudah tidak mempunyai waktu untuk berleha-leha.Namun, mengkhianati tekadnya, otaknya malah melalang-buana kepada sosok jangkung yang ia temui tadi pagi. Sosok jangkung dengan rupa yang terbilang menawan. Surai cokelat kemerahan dan mata hazel yang menyiratkan keteduhan.Seorang pria bernama Liam Sinclair yang sukses memancing kejengkelannya hanya dengan bernapas di ruang tamunya. Seorang pria yang disambut Bianca dengan raut ceria."Tsk...." Gerald tidak bisa fokus sama sekali."Apa perhiasannya tidak menarik seleramu, Tuan?" Eric--asisten pribadi Gerald--bertanya begitu mendengar ketidak-senangan dalam decakan bosnya. "Apa kau ingin melihat koleksi lain?""Lupakan tentang koleksi lain," Gerald
Ketika Gerald ada hal penting yang hendak Erina ungkapkan padanya, Gerald dihadapkan oleh Erina yang lagi-lagi membungkuk dan meminta maaf padanya. Sejak perayaan ulang tahunnya direncanakan, Erina kerap mencurahkan hatinya pada Gerald bahwa ia merasa bersalah pada Bianca. Bahwa, gara-gara ulang tahunnya, ia jadi merepotkan Bianca dan membuat gadis itu tidak nyaman. Erina meminta maaf sudah menjadi beban. Namun..."Seperti yang kukatakan, kau bukan beban sama sekali, Rinie. Kau tidak perlu mencemaskan Bianca sama sekali.""Bagaimana bisa aku tidak cemas? Bianca sudah menolak sarapan bersama kita setiap hari. Dia pasti membenciku. Aku hanya ingin berdamai dengannya, tapi..., aku takut menambah kekesalannya kalau aku menemuinya.""Kau tidak perlu menemuinya," Gerald bersandar di bibir kolam air mancur yang mengalir teduh di belakangnya. Dingin angin musim dingin bertiup menembus kemeja yang ia kenakan. Gerald percaya Erina juga merasakan dingin yang
Hari ketika Erina merayakan ulang tahunnya, langit begitu cerah dan angin musim dingin yang biasanya bertiup kencang dan memilukan tulang, menjadi begitu tentram. Seakan-akan Bumi berkonspirasi untuk menjeda segala nestapanya dan menghadiahkan hari yang istimewa kepada Erina.Mungkin karena cuaca yang menjadi cerah atau karena hari itu adalah hari ulang tahun Erina, semua penghuni mansion Lagrave, hadir di meja makan dengan bugar dan segar.Bianca pun, kendati dia adalah orang yang mengoposisi perayaan ulang tahun Erina dan selama ini dia selalu sarapan di kamar, dia hadir di meja makan dengan cengiran jenakanya yang biasa."Selamat ulang tahun, Erina. Selamat sudah menapak usia 26. Kau menjadi lebih jelita dengan pertambahan umurmu, Ibu merasa bangga sudah melihatmu tumbuh dengan sempurna."Melisa, sebagai sosok yang paling berbahagia di sana, mengucapkan selamat dengan senyum sumringah. Menerima ucapan selamat Melisa, Erina yang pagi ini hadir dalam balutan dress rumahan berwarna me
"Tuan Gerald, maafkan aku sudah mengganggumu di hari sibuk ini. Aku tau aku seharusnya tidak mengganggumu tentang Miss. Bia, tapi aku harus melaporkan ini padamu..., aku harus melaporkan ini."Hari ketika kesibukan di mansion Lagrave menjadi dua kali lipat lebih padat, ketika semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk pesta ulang tahun Erina malam nanti, Junie malah datang dan menginterupsi aktivitas Gerald.Mengingat Junia adalah kaki tangan ibunya yang diperintah untuk memata-matai Bianca, sudah sewajarnya Junie memberikan laporan dari hasil pengamatannya pada Melisa. Namun, karena belakangan ini Melisa begitu sibuk, sulit untuk Junie melaporkan informasi yang ia peroleh tentang Bianca."Jika itu sesuatu yang urgen, kau bisa melaporkannya padaku langsung." Gerald menutup laptopnya dan menaruh perhatian penuh pada Junie yang berdiri gelisah di hadapannya. Informasi apa pun itu, sepertinya itu informasi yang sangat mendesak. Apa lagi yang Bianca lakukan sampai pelayannya bergetar keli
"Gila, ya?"Pertanyaan itu keluar dari bibir Bianca, sudah sewajarnya. Yang tidak wajar adalah keberadaan Gerald Lagrave yang tertangkap matanya, berdiri tiga meter di seberangnya, di tempat yang tidak seharusnya. Tidak, karena..., mengapa Gerald berada di hadapannya ketika pria itu seharusnya berpesta dengan Erina sekarang? Berbahagia dan menyebarkan rumor kalau perasaannya masih berada di wanita yang sama, bukan istrinya?Iya, rencana Bianca sejak awal adalah membuat orang-orang yang datang di acara ulang tahun Erina menyadari kalau Gerald masih mencintai Erina, bahkan ketika dia sudah mempunyai istri. Bahwa, istri Gerald adalah wanita malang nan menyedihkan. Bianca sengaja keluar di suhu dingin ini semata-mata agar ia tidak hadir di acara ulang tahun Erina; agar orang-orang mengira ia malu menunjukkan diri dan sedang patah hati.Jika Gerald di sini, maka...Sialan, rencananya akan sia-sia bila Gerald malah berada di sini!"Mengapa kau di sini?" Suara Bianca menyapa Gerald yang berd
"Pfffttt..."Tawa jenaka lolos dari bibir Bianca, ia menepuk kuat pundak Gerald sampai pria itu merasakan perih di kulitnya yang tertutup kemeja biru tua. Ia mengernyit tak senang ketika Bianca menganggap ucapannya sebagai lelucon, lagi dan lagi. Seakan-akan dia adalah pria humoris yang menebar lelucon kesana-kemari ketika pada realitanya, Gerald adalah pria yang terkenal dingin dan selalu serius.'Mengapa Bianca tidak mempercayainya?'Pertanyaan itu lebih seperti keluhan dalam benak Gerald. Namun, di satu waktu ia menyadari kalau memang sulit untuk Bianca untuk mempercayainya. Mengingat selama ini hubungan mereka layaknya relasi Tom dan Jerry. Gerald sendiri pun, masih tidak mengerti mengapa dirinya berubah seperti ini.Gerald tidak mengerti mengapa pemikiran tentang Bianca yang melarikan diri darinya, berlayar ke Paris dengan pria lain di gandengannya membuat tekanan darah Gerald naik dan urat-urat nadinya ingin meledak. Ia tidak bisa duduk tenang di rumah, tidak bisa merasakan kean