Share

Pengecut

"Dia ... benar-benar Dara Larasati Atmajaya, Ma?" Nikita menatapku dengan pandangan gusar.

Bu Sarah sepertinya tidak bisa lagi berkata-kata. Wajahnya terlihat bingung, dan mungkin juga merasa malu atas sikapnya tadi. Tentu saja, itu karena map yang mereka baca berisi keputusan Papa untuk membatalkan semua kerja sama dengan perusahaan keluarga Sadewa.

"Baiklah, Bu. Sepertinya sudah cukup kita menghadiri acara ini," ucapku kemudian pada Ibu. "Ayo kita pulang, Bu."

"Iya, Nduk," jawab Ibu. Sepertinya memang Ibu sudah tidak tahan dengan keributan itu, karena pada dasarnya hatinya begitu lemah lembut.

"Ayo pulang, Mas," ajakku lagi pada Mas Lana.

"Iya, Dek," jawabnya.

Kami bertiga hendak beranjak, tapi Pak Firman seketika menghentikan kami.

"Tunggu. Tunggu sebentar, Nak Dara," ucapnya padaku. "Saya benar-benar minta maaf atas sikap istri dan putri saya. Tolong, ijinkan kami bicara baik-baik."

"Sejak awal kami tidak mengajak ribut loh, Om," jawabku, menatap pria di depanku dengan tajam. "Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status