Share

133. Sabar Yang Tiada Batas bagian B.

Wangi sate yang telah terhidang di meja begitu menguar di indera penciuman bu Samirah. Cacing-Cacing dalam perutnya seakan bangkit dan menyerangnya hingga menyebabkan rasa lapar dan ingin mencicipi sate itu.

"Ini sate beli di langganan Ibu lho. Mau Mala ambilkan nasi, Bu?" tanya Mala dengan menatap lembut mertuanya.

"Nggak usah!" sahutnya judes. "Sana kamu pulang, ngapain terus disitu?"

"Ya…udah, Mala pamit ya, Pak, Bu," ucapnya sambil melangkah ke luar. Meski sikap mertuanya begitu, Mala tetap bertahan. Kata ibunya, Lawan arogannya sikap mertuamu dengan lembut, jika kamu masih mencintai suamimu. Jangan kau tempatkan suamimu pada pilihan yang tak bisa di pilihnya. Jika ibunya menekan, maka tugasmu adalah menenangkan. Bersikap lembut pada orang arogan tidak akan membuatmu hina tapi sebaliknya sikap itu yang akan membuatmu terlihat berharga. Pesan bu sarah waktu itu yang selalu terngiang-ngiang di telinga Mala.

Setelah terdengar pintu yang tertutup, bu Samirah merraih piring dihadapan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status