Share

Kesalahpahaman yang Tak Berujung

Saat tengah menunggu kesadaran Sheline, Sean tersentak saat Bramantyo menghampirinya.

"Sean?"

"Ya?"

"Ayo kita merokok sebentar."

Sean melirik ke arah Kania yang kemudian tersenyum ke arahnya, "Pergilah, aku tidak apa-apa berada di sini."

Sean mengangguk, ia kemudian bangkit berdiri lalu mengikuti langkah Bramantyo yang membawanya ke arah luar. Mereka memiliki area balkon yang dekat lalu merokok di sana.

"Bagaimana keadaan Anda?" Tanya Sean hati-hati.

Bram menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan Sean, "Tidak baik, tentu saja. Kau tidak tahu bagaimana shocknya aku melihat Sheline yang sudah bersimbah darah di hadapanku."

Sean tertegun. Ia sendiri merasa gemetar mendengar kabar Sheline menyakiti diri sendiri, apalagi Bram yang melihat semuanya.

"Ini salahku karena terlalu memanjakannya." desah Bram dengan berat.

Sean hanya terdiam, cukup paham apa yang sebenarnya Bramantyo tengah rasakan. Sheline adalah puteri satu-satunya yang Bramantyo miliki, wajar jika Sheline sangat dimanjaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status