Kemudian, tatapannya beralih kepada kedua orang penting dan berkuasa di negara ini, bergantian. Aliando hanya mengulas senyum. Lantas mengangguk pelan sebagai balasan. "Ah, aku belum bilang sama kamu ya kalau kedua orang tua kandungku itu adalah Nyonya Kartika dan Tuan Aryaprasaja."Astaga. Nadine menghembuskan nafas dengan kasar. Dadanya terasa begitu sesak. Dia mendadak teringat dengan kejadian beberapa saat yang lalu. Soal sikapnya Pak Irawan terhadap Aliando. Pantas saja David dan Pak Irawan sangat menghormati Aliando. Seperti dengan atasannya saja. Pak Irawan dan David adalah orang kepercayaannya Tuan Aryaprasaja. Jadi, secara otomatis, Aliando menjadi atasanya mereka. Oh...oleh sebab itu, mereka bersikap sopan dan menghormati Tuan Mudanya. Ternyata mereka tidak hanya sebatas saling kenal saja, berteman, tapi lebih dari itu!Seketika bulu kuduk Nadine meremang saat mengetahui fakta mencengangkan itu. Nyonya Kartika dan Tuan Arya beralih menatap seorang perempuan yang ber
Setelah mengobrol banyak hal di meja makan, Nyonya Kartika melanjutkan mengobrol berdua saja dengan Nadine. Sedangkan Tuan Arya mengobrol dengan Aliando. Nyonya Kartika mengajak Nadine keliling rumah, sambil menceritakan masa kecil Aliando, menceritakan bagaimana mereka bisa berpisah, menceritakan susahnya keluarganya dulu sebelum menjadi sesukses sekarang, karena kondisi ekonomi keluarga yang bisa dibilang serba kekurangan itu membuat mereka tidak bisa mengerahkan tenaga untuk mencari Aliando. Nyonya Kartika juga menunjukan album foto-foto ketika Aliando masih kecil.Nadine merasa amat bahagia karena bisa langsung dekat dan akrab dengan mertuanya, dia juga jadi tahu masa kecil suaminya yang harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Sedih juga dengernya. Nadine juga salut mendengar perjuangan keluarga Aryaprasaja dari bukan siapa-siapa menjadi sesukses sekarang ini, yang pasti harus jatuh bangun dulu sebelum akhirnya mengantarkan keluarga mereka masuk ke dalam daftar satu orang
Tiba di kediaman Reno, Nadine sekeluarga harus mendapat sambutan yang kurang mengenakan dari sang tuan rumah. Terlebih saat Reno, istrinya dan Dimas yang melihat Aliando masuk ke dalam rumah, mereka kompak memberikan tatapan mata tajam.Tapi Aliando tidak peduli dengan tatapan mata tajam mereka yang seakan-akan hendak menelannya hidup-hidup. Ternyata ada Dion dan Lidya juga di sana. Mereka tiba duluan daripada keluarganya Nadine. Entah ada urusan apa mereka datang ke rumah itu. Mungkin saja mereka juga disuruh untuk datang."Apa yang sudah kamu lakukan sama anak saya...Dimas...menantu sampah?!" Reno langsung menggeram marah kepada Aliando setelah mereka sempat mengobrol basa-basi lebih dulu. Seketika semua orang mengerjap begitu mendengar suara Reno yang keras. Menoleh. Seketika menghentikan obrolan, menghentikan kegiatan masing-masing, kompak beralih menatap Reno dan Aliando secara bergantian.Atmosfer ruang tamu kini berubah jadi menegangkan. Mereka saling pandang, seakan teng
Pengakuan Nadine yang terkesan mendadak itu (karena setahu mereka selama ini Nadine tidak pernah mencintai Aliando, mereka juga melihatnya secara langsung bagimana sikap dingin Nadine kepada Aliando sebelum-sebelumnya) membuat mereka tak langsung percaya, malah menuduh Aliando yang tidak-tidak. Mereka menuduh Aliando telah memaksa Nadine, lebih parahnya lagi menuduh Aliando telah melet Nadine yang membuat Nadine jadi klepek-klepek dengan dirinya. Aliando menoleh ke arah Nadine yang duduk di sampingnya, yang kini sudah akan membantah semua tuduhan itu sebelum Aliando berbicara. "Sayang...katakan sama mereka...kalau kamu enggak dipaksa sama aku, kan? Kamu mencintaiku dengan tulus, kan?"Nadine mengangguk dengan cepat. Lantas berpaling kepada semua orang. "Aku mencintai Mas Aliando dengan tulus. Tanpa ada paksaan dari Mas Aliando atau pun dari yang lainnya. Jadi, aku mohon sama kalian, kalian jangan menuduh Mas Aliando yang enggak-enggak, jangan nyalahin Mas Aliando tentang perasaa
Aliando langsung menanyakan maksud dan tujuan menghubungi Pak Irawan yang ingin menanyakan kabar kelanjutan soal permintaannya pada malam ketika dia dan istrinya pergi ke rumah kedua orang tuanya Aliando kepada Pak Irawan untuk mencarikan perusahaan yang akan menjadi distributor tunggal untuk Sadewa Group sebagai pengganti perusahaan milik Pak Handoko. Tentu saja Aliando mendapatkan jawaban yang dia inginkan, tidak mengecewakan, Pak Irawan sudah mendapatkan apa yang diminta oleh sang Tuan Muda. Setelah mendapat perintah dari Aliando, Pak Irawan langsung gerak cepat, tanpa menunda-nundanya lagi. Aliando menghela napas lega begitu mendengarnya.Setelah tidak ada hal yang perlu dibicarakan lagi, Aliando mematikan panggilan. Semua orang kini tengah terpelongo saat Aliando menurunkan smartphone dari telinga. Mereka segera mendesak Aliando, memastikan bahwa orang yang baru saja Aliando hubungi itu adalah Pak Irawan. Orang kepercayaannya Tuan Aryaprasaja. Dahi Aliando mengernyit, menai
Pukul sembilan malam lebih, keluarga Arjuna akhirnya pamit pulang. Termasuk Dion dan Lidya. Setelah kepergian Arjuna sekeluarga, Reno, istrinya dan Dimas masih duduk di sofa ruang tamu dengan perasaan marah, bingung, kesal, bercampur aduk menjadi satu karena kejadian mencengangkan yang barusan terjadi. Mereka masih sibuk membahas soal kejadian itu yang hingga kini rasanya masih memenuhi benak. Dimas kesal bukan main karena bisa dibilang rencana membuat Aliando tidak bisa berkutik malam ini dengan menggunakan kekuasaan Ayahnya gagal total. Dimas tidak jadi memberi Aliando pelajaran. Pasalanya tidak ada satu orang pun yang berani menyinggung hal itu tadi, tidak ada yang berani memaksa Aliando untuk meminta maaf dan bersujud di kakinya karena mereka harus dibuat terkejut dengan fakta yang mencengangkan. Aliando mengenal orang kepercayaan dari salah satu keluarga konglomerat di Indonesia. Ditambah respon Aliando yang sangat menjengkelkan di telinganya. Sementara itu, Dion dan Lidya
Seketika ingatan Aliando langsung terhempas pada kejadian dimana Dika mempermalukan dirinya bak seekor anjing di depan banyak orang pada saat dia meminjam uang padanya. Kalau saja Nadine tidak datang dan menyelamatkan harga dirinya waktu itu, mungkin saja dia akan menanggung malu sampai sekarang. Tapi dengan terjadinya kejadian itu, membuat Aliando sadar, membuat Aliando jadi tahu, bahwa ternyata Dika adalah teman yang kayak iblis! Dika adalah sahabat yang tidak tahu diri. Dulu, ketika dia masih susah, mau berteman dengannya, tapi giliran sekarang sudah sukses, malah menganggapnya sampah. Benar-benar teman kampret! Rasa-rasanya Aliando ingin langsung meninju wajah Dika detik ini juga. Dia sudah sangat emosi bukan main. Namun dia buru-buru mengontrol emosinya, mencoba mengendalikan diri. Sepertinya lebih seru jika membalas perbuatan Dika dengan cara yang lebih elegan lagi.Aliando juga jadi teringat dengan tekadnya ingin membalas perbuatan Dika. Ingin membuat Dika sadar.
"I-ini aku enggak salah liat?" Tahu-tahu David berkata dengan suara tergagap. Berjalan mendekati kedua Kakaknya.Tentu saja dia shock berat setelah melihat Aliando turun dari Lamborghini itu.Aliando dan Nadine kompak menoleh ke arah David. David lalu berpaling kepada Aliando. "Kamu barusan turun dari Lambo ini? K-kamu bisa mengendarai Lamborghini?" Tanya David dengan suara yang masih tergagap.Kemudian, David terpelongo sambil menunjuk-nunjuk ke arah bodi mobil. Pandangannya berpindah-pindah dari mobil mewah itu ke wajah Aliando. Memastikan. Nadine menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Dia mengabaikan keterkejutan David. Dia malah mendengus sebal saat David masih memanggil Aliando dengan panggilan 'Kamu'.Adiknya ini bebal sekali. Susah dibilangin. Tapi dia harus terus mengingatkan kepada sang adik biar tidak bersikap kurang ajar pada Aliando. "David...kan udah Kakak bilangin soal hal ini berkali-kali sama kamu...kalo panggil Mas Aliando itu dengan panggilan 'Bang'. Kamu h