Darren meletakan gelas yang baru saja dia tenggak isinya sampai habis itu di atas meja, kemudian dia menarik kursi kosong dan duduk di sana, di hadapan Aliando. Darren menatap Aliando sesaat dengan seringaian lebar yang tampak menghiasi bibirnya sebelum kemudian berdehem."Kamu enggak usah pinjam, Al...karna...aku mau ngasih uang sama kamu secara cuma-cuma..." Ucap Darren sambil menyilangkan tangan di depan dada, menarik punggung dari sandaran kursi, tak lupa, senyum meremehkan ikut menghiasi bibirnya setelah itu. Aliando mengerutkan kening. Menoleh. Mendadak punya firasat buruk dengan ucapan Darren ini.Pasti, Darren akan melakukan hal-hal yang mengesalkan. Tidak mungkin dia mau memberinya uang secara cuma-cuma. Aliando sudah hapal tabiat dan akal busuk Darren sejak SMA. Darren bersiul santai, kembali menghempaskan punggung di sandaran kursi, senyum-senyum sendiri, membayangkan rencananya yang pasti akan berjalan dengan mulus sambil menunggu respon dari Aliando. "Berapa? Be
Aliando tersenyum puas saat mendapati wajah-wajah yang saat ini tengah menatapnya dengan tak sabaran. Mendesak dirinya untuk segera menjawab soal taruhan duel minum dari Darren.Aliando menghela nafas. Bermain-main dengan mereka lebih dulu sepertinya sangat seru. "Seperti apa yang tadi dibilang sama istriku...kalau uang 500 juta itu, bagiku, untuk saat ini ya, tergolong kecil banget...naik kan lah itu uang taruhannya, Ren...kecil banget itu bagiku..." Decak Aliando dengan pandangan menyipit dan dengan kedua tangan yang masih terlipat di depan dada. "Itu pun masih harus tanding minum dulu untuk mendapatkannya." Kata Aliando lagi. Tergelak.Mereka bagai tersambar petir di siang bolong begitu mendengar jawaban Aliando. Kaget banget sumpah. Seketika itu juga mereka terbelalak kaget, jawaban Aliando benar-benar tak terduga sama sekali, kemudian mereka semua kompak membuka mulutnya lebar-lebar, tercengang untuk waktu yang agak lama. Setelah mereka sadar dari keterkejutan, untuk beberapa
Darren terkekeh sembari menoleh ke belakang, menatap teman-temannya, namun ketika mendapati ekspresi muka teman-temannya yang masih saja menampilkan rasa keterkejutan, membuatnya agak sebal sebelum kemudian melotot, memberi kode kepada mereka untuk tertawa juga. Mereka sempat mengerjap sesaat, kemudian langsung ikutan tertawa setelahnya, menuruti kode dari Darren, meskipun terdengar hambar karena mereka masih tidak menyangka saja jika seorang Aliando bisa berkata sesantai itu.Setelah tawa mereka mereda, Darren kembali menatap Aliando dengan dingin. Kemudian, segera mengubah ekspresi mukanya. Serius lagi. Menunggu respon Aliando. Aliando balas terseyum tipis, tapi malah menoleh ke arah Nadine. "Gimana, sayang?" Aliando memperbaiki posisi duduk, menghadap sang istri. "Apa menurutmu...itu masih terlalu sedikit?" Aliando meminta pendapat Nadine. Sengaja mau membuat mereka tambah panas lagi. Rahang Nadine langsung mengeras, berlagak berfikir. "Menurut aku sih masih kurang, ya, Mas
Nadine sempat bingung karena Aliando malah mengajaknya pergi dari sana, padahal keduanya belum membalas cemoohan dan hinaan mereka, belum sempat memberi pelajaran kepada mereka, tapi akhirnya Nadine menyadari bahwa tidak serta merta suaminya itu hendak pergi. Aliando pasti punya rencana, maka, dia pun hanya menurut, keduanya lalu bangkit dari kursi dan mulai melangkahkan kakinya dari sana. Panik, Darren dan Dika langsung belingsatan, mereka berdua harus cepat mengambil keputusan.Aliando yakin sekali jika Dika dan Darren tidak mau harga diri mereka terjun bebas ke dalam jurang. Pasti, mereka malu jika tidak menyanggupi permintaan dirinya.Beberapa saat kemudian... Tiba-tiba... "Oke! sepuluh miliar. Kami menyanggupinya. Kami setuju!" Benar saja. Terdengar seruan Dika dan Darren yang sudah menyanggupi permintaan Aliando. Aliando dan Nadine yang telah melangkahkan kakinya agak menjauh dari sana, akhirnya menghentikan langkah begitu mendengar seruan Darren dan Dika. Darren dan D
Sebelum duel minum dimulai, Darren meminta perhatian kepada semua orang, dia mau mengatakan sesuatu lebih dulu. "Aku dan Aliando akan duel minum. Kami akan taruhan. Jika aku kalah, maka, aku akan memberi uang sama Aliando sebesar 10 miliar...tapi jika Aliando kalah...maka, Aliando harus merelakan istrinya itu, untuk tidur denganku malam ini..." Ucap Darren dengan seringaian lebar yang seketika itu juga menghiasi bibirnya. Aliando menggeram, meremas jari jemarinya, menatap tajam tepat di manik mata milik Darren. Aliando tidak akan pernah membiarkan istrinya itu disentuh oleh laki-laki mana pun. Termasuk Darren. Tidak akan pernah. Sampai kapan pun! Semua orang mangguk-mangguk setelah sebelumnya sempat terperangah. Setuju-setuju saja karena jelas mereka ada dipihak Darren. Mereka juga berkata kalau Darren lah yang pasti akan menang.Kemudian, tatapan semua orang kompak terarah kepada Aliando dengan senyum menghina dan berkata kalau makanya jadi suami itu yang berguna, biar istrinya
Para pelayan segera meletakan sekitar sepuluh botol minuman beralkhohol sekaligus di atas meja yang akan ditenggak secara langsung oleh keduanya.Kemudian, Aliando dan Darren mulai meraih botol masing-masing, membuka tutup botolnya lebih dulu, lantas menenggak alkhohol dari botolnya secara langsung secara bersamaan.Seketika itu juga sorak-sorai para penonton kembali terdengar riuh, tepuk tangan turut serta begemuruh.Darren! Darren! Beberapa orang masih menyemangati Darren dengan menyebut-nyebut namanya.Tapi ada hal yang membuat semua orang harus dibuat terbelalak, tercengang, saat melihat Aliando yang sedang menenggak alkhoholnya, kelihatan tidak gugup sama sekali, mulus dan bisa dibilang keren. Kenapa Aliando bisa tahan minum dengan cara seperti itu? Bukannya cara minum seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang biasa dan jago minum?Pasalnya Aliando tidak menyandang dua predikat tersebut. Kini perhatian mereka mendadak terfokus kepada Aliando, langsung kasak-kusuk
"Ayo, Ren. Sekarang giliranmu. Kenapa kamu hanya diam aja? Kalau kamu enggak mau minum lagi. Itu berarti kamu nyerah. Itu berarti...kamu kalah dan kamu harus segera mengeluarkan uang 10 miliar sesuai perjanjian diawal." Ucap Aliando dengan seringaian lebar yang tampak menghiasi bibirnya saat mendapati Darren hanya diam saja dengan muka menahan marah. Semua kepala langsung tertoleh ke arah Darren, menunggu, penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Darren yang kini wajahnya sudah tampak kesal dan frustasi. Darren tidak mempedulikan kalimat Aliando, dia masih mengatupkan rahang dengan rapat, tengah berfikir dengan keras. Beberapa detik kemudian, bukannya meraih botol, melakukan gilirannya karena Aliando lebih unggul darinya atau dia mau mengatakan kalau dia itu menyerah?Tapi yang dilakukan Darren benar-benar diluar dugaan, sungguh memalukan, dia malah bangkit berdiri, menatap Aliando dengan tatapan sinis seraya berkacak pinggang. "Lihat lah guys. Teman lama kita ini ternyata j
"Eh, Darren...kamu apa-apaan sih? Kamu itu jelas udah kalah dari Aliando, mending kamu ngaku aja deh sekarang, enggak usah berkelit lagi kayak gini. Enggak usah menghina-hina Aliando demi mengalihkan perhatian semua orang. Demi menutupi kekalahanmu!" Nadine berseru kesal dengan kedua tangan terlipat di depan dada.Nadine memicingkan pandangan, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Dan asal kamu tau aja ya, Ren. Apa yang sedang kamu lakukan itu benar-benar menunjukan kepada kita semua dengan jelas, kalau kamu itu adalah seorang laki-laki pengecut. Kamu berbuat curang. Lebih baik, kamu akui kekalahanmu sekarang daripada buat suamiku marah atau kamu akan menanggung akibatnya nanti!"Beberapa kepala langsung mangguk-mangguk setelah itu, setuju dengan apa yang dikatakan Nadine. Tatapan Darren langsung terarah kepada Nadine, mendengus sebal, dia tidak suka mendengar ucapan Nadine."Emangngya siapa suamimu? Kenapa kemarahanannya itu akan membuat aku menyesal?" Darren mendongakan kepala tinggi-