Plak!
“MA!” bentak paman Angel ketika istrinya menampar Angel dengan keras.
Dia baru keluar dari ruang inap Renata kemudian melihat suaminya sedang memeluk keponakan kurang ajarnya. Segera wanita paruh baya berwajah judes itu menghampiri mereka, menarik Angel dari pelukan suaminya dan menampar gadis itu keras. Jaydan lari dari tempatnya dan langsung melindungi kekasihnya.
“Apa yang Anda lakukan?!” marah Jaydan menyentak.
“Tidak usah ikut campur urusan keluargaku. Pa, untuk apa kamu masih mengurusi anak tidak tahu diri ini, hah?! Dasar gadis sial, kau mau membunuh anakku? Sini kau, biar kubuat mampus dirimu di sini sekarang juga!”
Ibu Renata hendak kembali menyerang Angel namun Jaydan menghadangnya dan Paman Angel pun segera menawan istrinya.
“Kamu ini apa-apaan, kenapa kamu menampar Angel?!”
Wanita itu mendorong suaminya kasar, “Kamu yang apa-apaan?! Untuk apa kamu memedulika
Clek!Suara pintu terbuka membuat Jaydan otomatis menoleh ke belakang. Dia sontak berdiri ketika paman Angel masuk, pria itu memberikan tanda agar Jaydan tetap duduk di tempatnya. Pria itu mendekat lantas mengambil kursi dan duduk di seberang ranjang yang berlawanan dengan Jaydan.“Namamu siapa, Nak?” tanya paman Angel sopan, dari sikap yang dilihat Jaydan tadi, lelaki itu menilai paman Angel adalah sosok yang bijaksana.“Jaydan, Paman.”“Kamu kekasih Angel?”Lelaki itu mengangguk, paman Angel mengembangkan senyum.“Terima kasih ya, kamu sudah setia menjaga Angel.”“Sama-sama Paman, aku akan terus menjaganya sampai dia pulih.”Paman Angel mendesah lega, ia menatap keponakan malangnya. Tangan pria itu terulur untuk mengelus rambut Angel, Jaydan memperhatikannya dengan saksama. Tampak jelas kasih sayang yang berusaha paman berikan pada Angel. Dia benar-benar tulus.
“Tidak usah bangun, kamu berbaring saja,” titah Alessa saat Angel berusaha menyambut kawan baiknya itu. “Iya, kondisimu masih lemah. Tidak kusangka kau sangat mudah sakit ya, Evil Queen.” Karel, Angel sering menatap lelaki jangkung itu lama. Meski berusaha menunjukkan ekspresi cuek dan mengesalkan seperti biasanya tapi gadis itu tahu Karel masuk dalam daftar orang yang cemas terhadap keadaannya. Gadis itu membenarkan posisinya agar bisa duduk tegak, dia pegal seharian berbaring di ranjang. Alessa memegangi kantung cairan infus yang hampir jatuh karena pergerakan Angel. “Hati-hati, Angel,” gumam Alessa.
“Kamu jahat sekali pada si Galah,” tegur Angel setelah kedua temannya pergi.“Dia terlalu berisik, mengganggu saja.”“Tapi dia yang membantuku.”“Apa ini, kamu sedang membela laki-laki lain di depanku?”Angel terkekeh pelan, ia tahu Jaydan berpura-pura marah hanya untuk menghiburnya. Senyum Angel tiba-tiba memudar ketika ia mengingat sesuatu, tamparan bibinya dan pembelaan sang paman menyerang benak Angel secara bersamaan. Perasaan bersalah pun menyeruak. Ia takut rumah tangga paman dan bibinya berantakan gara-gara masalah ini.“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Jaydan menyadari keanehan kekasihnya.“Apa Pamanku menemuimu tadi?”“Iya
Keesokan harinya saat kondisi Angel sudah membaik, ia meminta pada Jaydan untuk diantarkan ke ruang inap Renata. Ia ingin meminta maaf sekaligus membahas segala sesuatu yang memang harus segera dituntaskan dengan kedua sepupunya itu. Saat ini Angel sudah berada di sana, bersama Renata, Hena, pamannya dan bibinya. Kebetulan sekali semua orang yang ingin Angel temui ternyata ada di sana. “Angel, kemari, Nak. Renata dan Hena ingin bicara padamu.” Angel mendekat dengan ragu-ragu, tampak Hena dan Renata masih terlihat kesal pada Angel. Terlebih Hena, ia masih marah karena ternyata Karel dan Alessa menjebaknya demi membantu proses hukum Angel. “Renata, Hena, cepat minta maaf pada Angel atas semua kesalahan yang telah kalian lakukan.”
Karel memainkan kunci mobilnya saat ia keluar dari tempat gym sembari bersiul santai. akhirnya setelah sekian purnama lelaki itu bisa menyempatkan diri untuk memanjakan dirinya dengan mandi keringat demi menjaga kebugaran tubuh. Lelaki itu juga ingin mulai menumbuhkan otot-ototnya yang sempat punah karena kesibukan di organisasi.Tak lama lagi, masa pensiunnya sebagai anggota BEM akan tiba. Karel akan menghadapi semester neraka yang memerlukan kekuatan penuh baik secara lahir dan batin. Jadi dia harus rutin olahraga lagi. Lelaki itu sudah ada di dalam mobil mewahnya, merapikan rambut sebentar sambil bercermin di kaca spion setelah itu ia pun berangkat ke tempat tujuan.Rencananya hari ini ia dan Jaydan akan bertemu dengan teman-teman SMA mereka, reuni dadakan yang diatur salah seorang temannya disambut gembira oleh semua orang. Tak ayal Karel ingin tampil menawan hari ini, siapa tahu dia bisa bertemu dengan mangsa baru. Sudah terlalu lama ia menyendiri setidaknya untuk
“Kamu ini, aku serius bertanya.”“Aku jarang diam di rumah sampai tidak pernah memikirkan apakah aku kesepian atau tidak selama tinggal di sini.”“Orang tua kamu ke mana?”“Kerja, mereka juga jarang pulang ke sini. Tepatnya mereka langka ada di negara ini. Mereka tidak bisa hidup tanpa pekerjaannya, anaknya hampir mati pun sepertinya mereka tidak akan peduli.”“Kamu tidak boleh bicara seperti itu.”“Memang faktanya begitu.”“Orang tua kamu pasti punya alasan, jangan terlalu berburuk sangka.”“Sudah ah, jangan bahas mereka, malas aku.”“Pacar kamu tidak akan marah kan aku di sini?”“Memangnya aku punya pacar?” tanya Karel.“Bagaimana kamu ini, ya mana aku tahu.”“Aku juga tidak tahu kalau aku punya pacar.”Alessa terkekeh sebentar sampai ia menepuk jidatnya se
"Aku merasa ini ulah sepupu-sepupu Angel, Jay," ungkap Karel setelah menjelaskan detil kejadian yang menimpanya hari ini.Jaydan buru-buru meninggalkan tempat reuni begitu mendapat kabar bahwa Karel kecelakaan. Meski sering berdebat dan bahkan bertengkar tapi dua sahabat itu tetap saling peduli dan selalu ada di kala keduanya membutuhkan satu sama lain.Jaydan menggeleng, mengelak perkiraan Karel yang menebak dalang di balik insiden penabrakkan yang dialaminya."Bukan, pasti bukan Renata dan Hena. Mereka sudah berdamai dengan Angel, dan lagi memang apa motif mereka sampai harus mencelakaimu seperti itu?""Bisa saja Hena masih dendam gara-gara aku mempermainkannya waktu itu.""Kurasa tetap mustahil, Rel, pasti ada orang lain yang berniat buruk pada kita. Dari pesan ancaman yang dia kirim, terlihat jelas kalau dia takut jika kita terus berada di dekat Angel. Karena dengan keberadaan kita maka ruang gerak orang itu untuk mencelakai Angel jadi se
Hari Rabu, tepat pukul sepuluh, keluarga Angel dan teman-teman gadis itu sudah memasuki ruang persidangan. Mereka duduk berderet di kursi sebelah kanan, ada Axel yang juga menghadiri sidang tersebut. Sudah lama ia tidak melihat istrinya bekerja, karena persidangan ini sangat spesial makanya Axel menyempatkan waktu.Jeyasa sedang bersiap di mejanya sambil membereskan beberapa berkas yang diperlukan untuk pembelaan nanti. Wanita hamil itu menoleh ke arah keluarganya dan mendapati sang suami sedang tersenyum manis padanya. Seperti dengan cara itu Axel sedang memberikan dukungan penuh pada Jeya yang sebentar lagi akan berjuang.Kasus yang diperkarakan Jeya hari ini sebenarnya bukan kasus banding atas tuduhan pencucian uang yang dilakukan Adam Lee. Kasus itu tidak bisa digugat kembali karena terdakwa sudah meninggal dunia tapi dalam prosesnya Jeya mendapat kasus yang disinyalir masih ada kaitannya dengan kasus Adam Lee. Jeya ingin menuntut salah satu perusahaan yang menyuap