Share

Bab 36. Bagai Tersayat Pisau

Suara ketukan pintu membuat Livia yang tengah tertidur pulas langsung terbangun. Perlahan Livia mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menggeliat dan menginterupsi orang yang mengetuk pintu kamarnya untuk segera masuk ke dalam.

“Selamat pagi, Nyonya Livia.” Sang pelayan menyapa Livia dengan sopan seraya membawakan nampan yang berisikan saparan.

Livia menyipitkan matanya, menatap sang pelayan yang mendekat padanya. “Ini jam berapa sampai kamu sudah mengantarkan sarapan untukku?”

“Suda jam delapan pagi, Nyonya,” jawab sang pelayan yang sontak membuat Livia terkejut.

“Jam delapan?” Livia langsung membuka matanya. Dia menoleh ke samping—melihat ranjang Kaivan sudah kosong. Livia berdecak kesal. Merengut karena Kaivan sudah tidak ada di sampingnya.

“Apa suamiku sudah berangkat ke kantor?” tanya Livia dengan wajah kesal pada sang pelayan yang berdiri di hadapannya.

Sang pelayan mengangguk. “Sudah, Nyonya. Tuan baru saja berangkat. Sebelumnya saya ingin membangunkan Nyonya saat Tuan ingin berangk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status