Bayangkan bagaimana perasaan Egalita, sejak awal hingga akhir laki-laki tersebut terus saja menempel pada nya, sangat menyebalkan tentu nya, membuat Egalita tidak bisa bernafas dengan baik.Meskipun berkali-kali Egalita berusaha lepas dari Nyx zaighum, laki-laki tersebut terus saja memiliki banyak akal bulus untuk membuat dia kehilangan kata-kata nya, bahkan J kecil menjadi senjata utama nya untuk membuat Egalita terpaksa menuruti tiap ucapan yang di katakan oleh laki-laki tersebut.Sungguh picik dan sangat pintar sekali."Mommy, bolehkah J kecil duduk disana?," J kecil bertanya pada Egalita, menunjuk ke arah sebuah kursi di ujung gelanggang.Seperti nya bocah laki-laki itu cukup lelah dengan keadaan, bermain ice skating sejak tadi. J kecil cukup pintar dan mandiri, di banding kan Nyx zaighum jelas saja bocah kecil itu pintar dan ahli bermain ice skating. Sepertinya memang sudah terlatih sejak lama sedangkan Nyx zaighum....Egalita langsung menoleh ke arah Nyx zaighum."Cihhhh dia pas
Akhirnya setelah puas menikmati cemilan dan makanan kaki 5, mereka memilih untuk pulang ke hotel. Rasa lelah yang menerjang jelas terasa tidak baik-baik saja, Egalita merasa tubuhnya remuk redam, dia butuh istirahat secepat nya karena kedua kaki ny terasa keram. Olahraga ice skating sudah lama tidak dia lakoni, wajar saja saat kembali memainkan nya jadi mudah lelah dan keram.Disepanjang perjalanan J kecil terlihat berceloteh tanpa henti, dia sesekali menunjukkan sesuatu di jalanan dan meminta semua orang melihat nya. Bocah laki-laki tersebut suka membuat kebisingan belakangan, sangat aktif dan juga begitu pintar."Mommy." J bicara dengan cepat.Egalita duduk tepat di samping daddy nya, memangku dirinya yang terlalu aktif sejak tadi. Nyx sibuk memfokuskan pandangannya kedepan dimana dia terus menyetir. Queen W dan Wiraditya terlihat duduk dibelakang tidak banyak bicara, bergelayut dengan pemikiran masing-masing."He em?." Egalita bertanya pelan."Kenapa untie dan uncle W tidak punya a
Pada akhirnya gadis tersebut diam, memilih tidak melepaskan kaki nya, bisa dia rasakan Nyx zaighum perlahan kembali memijat kakinya, hati-hati tapi begitu cekatan."Aku bukan tukang pijat yang baik, tapi setiap kali pulang ke kediaman grandma J, aku cukup jadi sosok yang paling di tunggu oleh mommy ku untuk memberikan nya pijatan," dan Nyx zaighum kembali membuka suaranya, dia bicara layak nya seorang teman kepada teman baiknya.Tidak ada Nyx zaighum yang arogansi dengan nada suara yang selalu mengegas tinggi atau Nyx zaighum yang membuat Egalita jijik atau tidak nyaman mendengar ucapan nya. Kali ini cukup berbeda, membuat Egalita menatap wajah laki-laki tersebut untuk beberapa waktu."Punya minyak angin atau minyak pijat? Itu jauh lebih baik digunakan sambil memijat." Laki-laki tersebut bertanya, membiarkan netra mereka seketika saling bertabrakan antara satu dengan yang lainnya."Mungkin kamu harus membayar ku beberapa ratus ribu," dan laki-laki itu terlihat mengembangkan senyumanny
Lewat tengah malam.Ketika angin malam berlomba dengan suara hujan, suara deru langkah kaki terdengar saling berlomba-lomba mengejar waktu. Seseorang berlarian dengan bersusah payah, tanpa alas kaki yang menemani nya. Kaki yang membengkak terlihat mulai lecet dan di beberapa sudut kaki mengeluarkan luka dan menimbulkan darah.Sang pemilik tubuh dan kaki terlihat panik, dia tidak mau menoleh kebelakang karena tahu semakin banyak gerakan menoleh akan semakin memperlambat langkah kakinya nya, sedangkan dia harus buru-buru beranjak pergi dari sana, menyelamatkan dirinya dan seseorang yang begitu penting didalam hidup nya.Deru nafas tidak beraturan terdengar jelas, keringat dingin penuh ketakutan bercucuran di iringi dengan berbagai doa dan pengharapan, agar dia mencapai titik pada pintu keluar di ujung sana yang merupakan harapan terakhir dalam hidup nya.Dia tahu sebenarnya kemungkinan berhasil sangat tipis, tapi dia mencoba menyakinkan diri jika dia bisa keluar dari sana, membawa kehid
Egalita masih panik, seperti orang gila mencari obat yang di butuhkan oleh nya. Dia mencari tapi hasil nya sia-sia, mencoba menangis karena tidak menemukan apa yang dia butuhkan."Dimana?," Dia bertanya, bergumam pelan dalam rasa paniknya, membongkar seluruh isi tas nya dan membiarkan semua isi nya berhamburan ke mana-mana.Nyx zaighum yang berdiri di belakang nya hanya bisa menatap Egalita dalam balutan kesedihan, menyembunyikan botol obat di tangan nya dan bersumpah tidak akan memberikan nya pada gadis itu dalam keadaan apapun."Katakan pada ku, apakah penderita trauma bisa di sembuhkan?," Sebaris tanya dia lesatkan, ketika dia menghubungi seseorang di seberang sana. Seorang dokter dan ahli psikologis, yang bisa membantu banyak orang dalam mengatasi traumatis masa lalu."Tentu saja bisa, hanya saja tergantung berapa lama trauma sudah terjadi,""Katakan pada ku ciri-ciri paling signifikan?,""Reaksi mental stres dan cemas. Biasa nya berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkons
Masih di kamar hotel xxxxxxxx,Pusat kota,Seoul,Korea.Nyx Zaighum menatap dalam wajah Egalita yang telah terlelap, memandangi wajah cantik dalam balutan rasa lelah yang mendalam itu untuk waktu yang cukup lama. Telapak tangan nya masih menyentuh lembut punggung tangan gadis itu, mengelus nya secara perlahan setelah membantu Egalita dalam terapi tidur seperti yang di sarankan oleh salah satu teman nya yang berprofesi sebagai dokter psikologi. Membantu menenangkan diri dengan terapi tarikan nafas, membantu Egalita mengontrol beberapa bagian ketakutan nya untuk waktu yang cukup lama. Meskipun rumit akhirnya bisa sedikit membantu, setidaknya Egalita bisa terlelap sesuai harapan. Apalagi pelukan dari J kecil cukup membuat Egalita tenang, gadis itu memang membutuhkan anak nya sendiri selama itu, yang dia percaya menghilang dan tidak akan dia temui lagi.Nyx Zaighum melirik ke sisi kiri Egalita, menatap J kecil yang menatap ke arah Egalita, bocah laki-laki tersebut terlihat berbaring tep
Mansion utama Nyx zaighum,Setelah kembali dari Korea.Egalita terlihat mendengus kesal menatap kearah Nyx zaighum, dia pikir bagaimana bisa laki-laki itu pura-pura tidak melihat nya sejak tadi, Nyx zaighum terlihat sibuk dengan seseorang dan membiarkan Egalita terus duduk di kursi yang ada di sana.Sejak semalam mereka kembali dari Korea, nyatanya laki-laki tersebut tidak mengizinkan dirinya untuk pergi dan pulang dari tempat tersebut. Nyx zaighum seolah-olah sengaja menahan nya agar tinggal di sana."Nyx-," Egalita kembali berusaha bicara, saat laki-laki tersebut sudah agak lapang dengan obrolan nya."Baby tunggu, aku harus menghubungi seseorang." Dan lihatlah laki-laki tersebut bicara, menyambar handphonenya dan bergerak sedikit menjauhi Egalita.Tidak terlalu jauh tapi sengaja memasang jarak di antara mereka, agar Egalita tidak leluasa bicara dengan nya. Sang tangan kanan Nyx zaighum terlihat sibuk mengumpulkan beberapa berkas-berkas yang ada dihadapannya. J kecil tidur ada bersam
"Tapi mister," Egalita agak gelagapan, dia pikir bagaimana bisa laki-laki itu ingin membawa nya ke perusahaan."Aku pikir-,""Ada hal mendadak yang harus aku kerjakan." Nyx kembali bicara dengan ringan, dia tidak lagi melirik ke arah gadis tersebut dan lebih memilih untuk kembali memfokuskan pandangannya ke arah depan dimana tangan kanannya sibuk untuk mengendalikan setir mobil nya.Mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki di sampingnya jelas saja membuat Egalita mengernyitkan keningnya dan dia ingin sekali berkata dia cukup keberatan dengan keadaan ini di mana dia pikir sangat tidak masuk akal saat laki-laki itu akan membawanya pergi menuju ke arah perusahaan nya, tapi itu adalah Nyx zaighum, sekuat apa Egalita untuk menolaknya pada akhirnya laki-laki itu tidak akan mau menyerah. Meskipun dalam keadaan kesal dan Egalita pikir dia saat ini tidak bisa untuk memberontak pergi atau melarikan diri karena mobil yang dikendarakan oleh Nyx zaighum dikendalikan oleh laki-laki tersebut send