Ricky yang sedang sibuk melampiaskan kemarahan di dalam hatinya. Ia tidak menyadari suara ponsel sedang berdering nyaring berapa kali. Termasuk suara ponsel panggilan dari seseorang.Wanita itu masih berteriak nyaring, hingga suaranya sudah menghiasi ruangan kamar hotel mewah.Ricky yang dalam pengaruh obat perangsang, ia terus menyiksa tubuh wanita itu hingga tidak berdaya di atas ranjang.Wanita itu yang sudah tidak bisa mengikuti kegilaan Ricky. Ia sudah terkapar duluan di atas ranjang dengan nafas tersengal-sengal."Lemah," cibir Ricky yang memilih untuk menuruni ranjang. Ia berjalan ke arah kamar mandi dengan meninggalkan wanita itu yang sudah kelelahan hingga tidak bertenaga di atas ranjang dengan tubuh polos bermandikan cairan kental milik Ricky.Wanita itu bernafas lega dan sekaligus bersyukur Ricky telah mengakhiri permainan brutal tersebut. Walau bagian bawahnya terasa perih dan tubuhnya terasa remuk semuanya."Aku yakin pria itu akan memberikan aku banyak uang dan tips mala
"Busyet perubahan yang dratis. Kini berapa berat badanmu sekarang?" tanya Ricky yang masih kaget dengan perubahan tubuh William Randolph yang mendadak seperti ini. Tidak lupa ia menepuk-nepuk bahu William Randolph dengan tepukkan yang kuat.William Randolph tersenyum penuh kebanggaan akan pujian Ricky padanya dan sekaligus senang dengan tubuhnya yang sekarang ini. Tidak seperti gajah yang susah jalan dan mencari pakaian ukuran super jumbo di berbagai tempat."Sisa 90kg sekarang, Mau turunkan 20 lagi dan membentuk otot di tubuh. Kemudian membalaskan sakit hatiku kepada Bella Saphira," jelas William Randolph dengan senyuman jahat akan rencana kedepannya yang ingin mempunyai tubuh atletis. Ricky yang sudah bisa menebak tujuan gila William Randolph yang ingin mempunyai tubuh atletis. "Kau ingin jadi incaran para wanita?" tanya Ricky yang menarik salah satu kursi. Kemudian duduk di sana dengan wajah tenang.William Randolph menarik kursi di hadapan Ricky. Kemudian duduk di hadapan Ricky
Pria itu semakin suka dengan wajah kesal Bella Saphira. Ia memberanikan diri untuk meremas salah satu dada Bella Saphira dengan gemas."Singkirkan tangan kotor mu," desis Bella Saphira yang menyingkirkan tangan pria tua itu yang sejak tadi meremas salah satu dadanya secara kasar.Pria tua itu tidak terima akan penolakan Bella Saphira. Ia langsung meremas kedua dada Bella Saphira dengan kedua tangan.Merasakan empuk dan nikmatnya kedua dada Bella Saphira. Pria itu tertawa bahagia."Kau wanita genit yang tidak memakai bra," seru pria tua itu dengan suara nyaring. Hingga semua mata melihat ke arah Bella Saphira dengan tatapan mata penuh nafsu.Kebanyakan para pria yang melihat juga ingin menikmati tubuh Bella Saphira dan juga merasakan empuknya dada tersebut."Aku yakin kau juga tidak memakai dalaman," ucap pria jelek itu yang berusaha menaikkan rok ketat yang di kenakan oleh Bella Saphira."Jangan kurang ajar," seru Bella Saphira yang melayang tendangan ke arah rudal pria itu. Hingga pr
Para tamu melihat satu sama lain. Mereka sedang memikirkan tawaran dari James Arthur."Aku yakin Bella Saphira akan klimaks sebentar lagi," ucap James Arthur yang memasang taruhan di atas meja dengan percaya diri.James Arthur sengaja menyewa dua preman kelas kakap untuk melecehkan Bella Saphira dan memenangkan taruhan.Para tamu terlihat berpikir berapa kali untuk mengikuti ide dari James Arthur.Melihat keraguan di hati para tamu, James Arthur sengaja menambah uang taruhan di atas meja. Kemudian melihat para tamu kelihatan bingung.Melihat jumlah uang yang banyak di atas meja. Berapa tamu mulai tergiur hingga melupakan peraturan di klub malam Norm."Aku ikut," seru seorang tamu yang ikut bertaruhan dengan James Arthur. Kemudian di susul oleh berapa tamu lainnya yang sudah tergiur oleh jumlah uang taruhan di atas meja.Melihat jumlah uang yang banyak di atas meja. Tawa James Arthur semakin nyaring di dalam hati. Ia sangat yakin akan menang dan mendapatkan banyak uang hari ini."Lima
"Berani main-main sama mereka, aku pastikan kau akan menderita!" ucap Bella Saphira dengan nada ancaman kepada James Arthur.James Arthur tertawa bodoh di hadapan Bella Saphira. Di dalam hati ia mengumpat berulang kali akan sikap Bella Saphira yang seenak hati menggagalkan rencana yang di susun."James," bentak Bella Saphira dengan suara nyaring dan penuh kecemburuan."Aku tidak akan macam-macam pada mereka," balas James Arthur yang tertawa kaku. Kemudian meraih minuman yang di antarkan oleh Bella Saphira.Bella Saphira mendengus kesal akan sikap James Arthur yang masih melirik berapa wanita lain yang berjalan lalu lalang dengan pakaian minim."Aku tunggu kamu di dalam mobil," tawar James Arthur yang mencari aman karena perasaannya mengatakan hal buruk akan terjadi pada dirinya. Jika terlalu berlama-lama di dalam klub malam Norm.Ide James Arthur langsung di setujui oleh Bella Saphira. Dengan begitu ia bisa bekerja dengan tenang tanpa cemburu kepada para wanita yang di lirik oleh Jame
James Arthur yang malas berdebat. Ia memilih pergi dari dalam hotel daripada sakit kepala.Cintya yang tidak terima akan sikap James Arthur yang seperti ini. Ia berlari keluar dari dalam kamar untuk mengejar langkah kaki James Arthur."James... Jangan marah. Tadi aku hanya bercanda," seru Cintya yang berusaha menghentikan langkah kaki James Arthur.James Arthur tidak perduli akan tanggisan dan permohonan Cintya sepanjang lorong yang kini menjadi pusat perhatian orang yang lalu lalang."Aku muak dengan sikap manjamu," balas James Arthur yang mendorong Cintya menjauh darinya ketika akan memasuki lift.Cintya yang terdorong menjauh hanya bisa menatapi pintu lift yang tertutup rapat."Aku yakin ini pasti ulah Bella Saphira yang sudah mencuci otakmu," seru Cintya dengan kedua tangan di kepalkan. Lalu memilih untuk kembali ke dalam kamar.Cintya tidak langsung pulang. Ia masih bertahan di dalam kamar hotel untuk menikmati kemewahan dan kenyamanan kamar hotel mewah."Aku akan cek out besok d
"Badan babi dengan wajah babi mau tidur dengan aku, jangan pernah bermimpi terlalu tinggi. Ngaca dulu di sana," cibir Bella Saphira yang menuangkan Vodka ke dalam gelas William Randolph secara kasar. William Randolph yang tidak terima di hina. Ia langsung meraih pinggang Bella Saphira untuk duduk di atas pangkuan. "Lepasin," pekik Bella Saphira yang merontah-rontah di dalam dekapan William Randolph. William Randolph memaksa kedua kaki Bella Saphira untuk terbuka lebar. Kemudian memasukkan kedua jemarinya ke dalam celah inti Bella Saphira. "Ahh..."jerit Bella Saphira dengan suara merdu ketika bagian bawahnya di masuki oleh jemari William Randolph yang gemuk. "Dasar jalang, begitu cepat kau terangsang oleh permainan jemari ini?" cibir William Randolph yang menambah kecepatan mengocoknya hingga Bella Saphira berulang kali mendesah merdu. "Hentikan... Ah hentikan..." pinta Bella Saphira yang memohon pilu dengan kedua tangan menahan satu tangan William Randolph yang memainkan bagian b
Ricky yang sudah mengeringkan wajahnya dengan sapu tangan. Lalu terkekeh renyah melihat keandaan William Randolph yang tersiksa dengan wajah suram dan satu tangan mengamankan bagian yang membengkak hebat. "Sepertinya ada yang lebih sial dari aku," cibir Ricky kepada William Randolph yang berwajah hitam kelam. William Randolph mendengus kesal. Ingin sekali ia membacok orang agar perasaan di dalam hati menjadi lebih baik daripada tersiksa seperti ini. Ricky masih terkekeh renyah dengan tatapan geli melihat ke arah barang William Randolph yang masih berdiri seperti pohon. "Jadi gimana?" tanya Ricky dengan wajah bodoh yang semakin memanasi suasana hati William Randolph yang masih belum sulut. "Keparatt," umpat William Randolph dengan suara murkah. Sebenarnya William Randolph ingin menghancurkan klub malam Norm untuk melampiaskan emosinya. Tetapi William Randolph sadar kekuatan dirinya tidak cukup kuat untuk menghancurkan klub malam Norm yang di beking oleh para mafia dan orang atas.