Para tamu melihat satu sama lain. Mereka sedang memikirkan tawaran dari James Arthur."Aku yakin Bella Saphira akan klimaks sebentar lagi," ucap James Arthur yang memasang taruhan di atas meja dengan percaya diri.James Arthur sengaja menyewa dua preman kelas kakap untuk melecehkan Bella Saphira dan memenangkan taruhan.Para tamu terlihat berpikir berapa kali untuk mengikuti ide dari James Arthur.Melihat keraguan di hati para tamu, James Arthur sengaja menambah uang taruhan di atas meja. Kemudian melihat para tamu kelihatan bingung.Melihat jumlah uang yang banyak di atas meja. Berapa tamu mulai tergiur hingga melupakan peraturan di klub malam Norm."Aku ikut," seru seorang tamu yang ikut bertaruhan dengan James Arthur. Kemudian di susul oleh berapa tamu lainnya yang sudah tergiur oleh jumlah uang taruhan di atas meja.Melihat jumlah uang yang banyak di atas meja. Tawa James Arthur semakin nyaring di dalam hati. Ia sangat yakin akan menang dan mendapatkan banyak uang hari ini."Lima
"Berani main-main sama mereka, aku pastikan kau akan menderita!" ucap Bella Saphira dengan nada ancaman kepada James Arthur.James Arthur tertawa bodoh di hadapan Bella Saphira. Di dalam hati ia mengumpat berulang kali akan sikap Bella Saphira yang seenak hati menggagalkan rencana yang di susun."James," bentak Bella Saphira dengan suara nyaring dan penuh kecemburuan."Aku tidak akan macam-macam pada mereka," balas James Arthur yang tertawa kaku. Kemudian meraih minuman yang di antarkan oleh Bella Saphira.Bella Saphira mendengus kesal akan sikap James Arthur yang masih melirik berapa wanita lain yang berjalan lalu lalang dengan pakaian minim."Aku tunggu kamu di dalam mobil," tawar James Arthur yang mencari aman karena perasaannya mengatakan hal buruk akan terjadi pada dirinya. Jika terlalu berlama-lama di dalam klub malam Norm.Ide James Arthur langsung di setujui oleh Bella Saphira. Dengan begitu ia bisa bekerja dengan tenang tanpa cemburu kepada para wanita yang di lirik oleh Jame
James Arthur yang malas berdebat. Ia memilih pergi dari dalam hotel daripada sakit kepala.Cintya yang tidak terima akan sikap James Arthur yang seperti ini. Ia berlari keluar dari dalam kamar untuk mengejar langkah kaki James Arthur."James... Jangan marah. Tadi aku hanya bercanda," seru Cintya yang berusaha menghentikan langkah kaki James Arthur.James Arthur tidak perduli akan tanggisan dan permohonan Cintya sepanjang lorong yang kini menjadi pusat perhatian orang yang lalu lalang."Aku muak dengan sikap manjamu," balas James Arthur yang mendorong Cintya menjauh darinya ketika akan memasuki lift.Cintya yang terdorong menjauh hanya bisa menatapi pintu lift yang tertutup rapat."Aku yakin ini pasti ulah Bella Saphira yang sudah mencuci otakmu," seru Cintya dengan kedua tangan di kepalkan. Lalu memilih untuk kembali ke dalam kamar.Cintya tidak langsung pulang. Ia masih bertahan di dalam kamar hotel untuk menikmati kemewahan dan kenyamanan kamar hotel mewah."Aku akan cek out besok d
"Badan babi dengan wajah babi mau tidur dengan aku, jangan pernah bermimpi terlalu tinggi. Ngaca dulu di sana," cibir Bella Saphira yang menuangkan Vodka ke dalam gelas William Randolph secara kasar. William Randolph yang tidak terima di hina. Ia langsung meraih pinggang Bella Saphira untuk duduk di atas pangkuan. "Lepasin," pekik Bella Saphira yang merontah-rontah di dalam dekapan William Randolph. William Randolph memaksa kedua kaki Bella Saphira untuk terbuka lebar. Kemudian memasukkan kedua jemarinya ke dalam celah inti Bella Saphira. "Ahh..."jerit Bella Saphira dengan suara merdu ketika bagian bawahnya di masuki oleh jemari William Randolph yang gemuk. "Dasar jalang, begitu cepat kau terangsang oleh permainan jemari ini?" cibir William Randolph yang menambah kecepatan mengocoknya hingga Bella Saphira berulang kali mendesah merdu. "Hentikan... Ah hentikan..." pinta Bella Saphira yang memohon pilu dengan kedua tangan menahan satu tangan William Randolph yang memainkan bagian b
Ricky yang sudah mengeringkan wajahnya dengan sapu tangan. Lalu terkekeh renyah melihat keandaan William Randolph yang tersiksa dengan wajah suram dan satu tangan mengamankan bagian yang membengkak hebat. "Sepertinya ada yang lebih sial dari aku," cibir Ricky kepada William Randolph yang berwajah hitam kelam. William Randolph mendengus kesal. Ingin sekali ia membacok orang agar perasaan di dalam hati menjadi lebih baik daripada tersiksa seperti ini. Ricky masih terkekeh renyah dengan tatapan geli melihat ke arah barang William Randolph yang masih berdiri seperti pohon. "Jadi gimana?" tanya Ricky dengan wajah bodoh yang semakin memanasi suasana hati William Randolph yang masih belum sulut. "Keparatt," umpat William Randolph dengan suara murkah. Sebenarnya William Randolph ingin menghancurkan klub malam Norm untuk melampiaskan emosinya. Tetapi William Randolph sadar kekuatan dirinya tidak cukup kuat untuk menghancurkan klub malam Norm yang di beking oleh para mafia dan orang atas.
Bisa di bilang klub malam Norm merupakan klub malam yang terbaik yang bisa memenuhi semua permintaan pelanggan setia dan berdompet tebal. Tidak heran banyak CEO berdompet tebal tidak berani membuat keributan atau masalah di dalam klub malam Norm. Karena yang rugi adalah mereka semua. Belum lagi dampak yang di timbulkan oleh salah satu orang akan berdampak pada semua orang. Sehingga orang yang kena akan menyingkirkan orang yang berani cari masalah di klub malam Norm. Selain itu, orang yang di belakang klub malam Norm bukan orang biasa. Kebanyakan adalah gengster, mafia dan berapa penting politik yang ikut serta mengambil bagian. Sehingga susah untuk menghancurkan klub malam Norm atau sekedar membuat masalah berat dengan ancaman yang di pastikan akan berakhir menyedihkan. Jika tidak punya kekuatan besar untuk menekan pemilik klub malam Norm.William Randolph menenguk air di dalam gelas dengan satu kali tengukkan. Setelah otaknya cukup bekerja keras seharian."Aku pulang duluan," pamit W
"Baiklah," balas Bella Saphira yang akhirnya mengerti situasi yang kini di hadapi oleh James Arthur dan ia juga tidak akan menuntut banyak dari James Arthur. Daripada menghadapi situasi rumit pada akhirnya yang saling merugikan satu sama lain."Terima kasih atas pergertianmu," ucap James Arthur yang meraih badan Bella Saphira untuk di peluk. Di dalam hati, James Arthur masih mengumpat Bella Saphira yang menggagalkan rencananya.Bella Saphira memeluk James Arthur dengan pelukan kuat dan terasa sesak di dalam hatinya. Karena keluarga James Arthur begitu membenci dirinya tanpa sebab yang jelas."Aku pulang dulu," pamit James Arthur yang mengurai pelukkan Bella Saphira, kemudian mengecup bibir ranum itu sesat.Bella Saphira tidak berbicara, ia segera keluar dari dalam mobil James Arthur dengan wajah sedih dan hati tertekan.James Arthur tidak langsung menjalankan mobilnya, ia masih menatapi sosok Bella Saphira. Tepatnya mengawasi Bella Saphira benaran masuk ke dalam rumah.Setelah Bella S
Kedua jalang agak ragu untuk menolak tawaran James Arthur yang terdengar mengiurkan.James Arthur tertawa bodoh. Ia masih menenguk alkohol di dalam botol dengan memperlihatkan wajah mencibir kepada kedua jalang yang di anggap sebagai wanita rendahan."Baiklah," balas kedua jalang yang akhirnya setuju dengan permintaan James Arthur. Karena mereka berpikir di apertemen James Arthur pasti banyak barang mahal dan juga bisa di colong di saat James Arthur tertidur lelap.James Arthur berdiri dari tempat duduknya. Ia menguap secara besar-besaran. Bahkan terlihat ogah untuk membayar tagihan minuman."Ayo," ajak James Arthur kepada kedua jalang yang terlihat siap pergi ke apertemen dan tetiba kedua jalang memutuskan menolak tawaran James Arthur karena mereka melihat ada pria kaya raya yang bisa memberikan kepastian daripada janji manis kepada mereka berdua."Maaf.... Kedua wanita ini sudah menjadi milik aku," ucap pria itu dengan nada mencibir kepada James Arthur.James Arthur hanya bisa berd