Share

Bab. 99.

"Huzh! Reza kamu jangan dengarkan apa kata Opa kamu! Belum tentu, dan kamu tidak boleh berharap terlalu banyak. Bukankah berteman dengan Om tampan sudah cukup membuat kamu senang?"

Reza mengangguk lemah berharap bisa lebih dari sekedar berteman dengan Om tampannya.

"Kita berdoa saja semoga Tuhan memberi jodoh yang baik untuk Ibumu! Ya sudah, kita berangkat sekarang."

Di saat pak Susanto keluar menggandeng Reza hendak ke sekolah, terlihat mobil Satya yang berhenti di depan rumah.

Entah dari mana laki-laki itu, pagi-pagi dia sudah di luar rumah.

"Reza!"

"Pakde Satya..." Reza berlari menghampiri Satya yang menunduk sambil merentangkan tangannya.

"Selamat pagi, Yah."

"Pagi, Satya. Kamu sendirian? Mana Kezia?" Pak Susanto menoleh ke kanan dan kiri namun tidak ada putri sulungnya.

"Oh iya, aku sendirian, kebetulan mampir ke sini. Kezia ada di rumah! Dia bersama Papan dan Papaku di sana." Pak Susanto mengira k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status