Junior tergelincir ketika dia berlatih. Bahunya membentur lantai, dia berteriak seperti anak kecil yang kesakitan ketika merasakan tulang-tulangnya seakan bergeser dari tempatnya.Barry bilang dia harus segera berhenti, tidak boleh memaksakan diri karena itu hanya akan membuatnya sakit. Pertandingan tinggal beberapa hari lagi. Kalau dia malah cedera yang ada malah mengacaukan tim.Asih mengabarkan kalau Mahes dibawa pergi dengan Yugo. Katanya, perempuan itu sudah ada tanda-tanda mau melahirkan.Junior diminta untuk pulang. Mahes sebenarnya sangat berharap dia bisa segera datang. Istri kecilnya terus menanyakan keberadaan Junior.Tapi, buat apa dia pulang kalau yang dibutuhkan Mahes itu Yugo?Mahes tidak bisa berbohong. Dari sorot matanya menunjukkan kalau dia merasa nyaman dengan kakak Junior tersebut. Jika memang benar Mahes membutuhkan bantuannya, harusnya dia memohon pada Junior untuk ditolong. Dia bilang Junior adalah satu-satunya orang yang bisa menolongnya. Lantas, kenapa sekar
Kak Jun, tiga hari sudah berlalu. Anakku sudah lahir. Aku memberinya nama Angkasa. Sisanya akan memakai nama belakang dari keluarga Sudibja. Dia akan dapat nama yang bagus, bukan?Aku menyukai bayiku. Seharian ini, aku sudah ratusan kali menciumnya. Aku harap dia nggak bosan denganku.Kak Jun ....Aku nggak punya keberanian untuk bilang ini. Dibandingkan dengan siapa pun, aku hanya percaya Kak Jun untuk bersama anakku. Aku ingin, dia mengenali Kak Jun sebagai ayahnya seperti hari di mana kamu berjanji.Aku tahu ini menyusahkan, tapi aku sangat berharap.Aku kecanduan bergantung padamu ....Semua dimulai saat kita pertama bertemu. Seumur hidup, untuk pertama kalinya aku bisa melihat pria dengan wajah segar dan ceria sepertimu.Hari di mana kamu menjadi orang yang menerimaku di rumah membuatku merasa tenang.Di bawah hujan saat semua orang menyalahkanku, kamu berdiri bersamaku.Aku punya harapan besar suatu saat kita bisa bersama. Berada di bawah payung yang sama saat menikmati air hu
"Ayah, kenapa Siena punya ibu?"Kasa berdiri di tengah jalan, menghalangi Junior yang akan masuk ke kamar. Dia menatap ayahnya yang tinggi menjulang penuh harapan. Tubuhnya yang mungil membuatnya harus mendongak.Junior mengerutkan kedua sudut bibirnya saat sebentuk jejak kepahitan mulai merebak di wajah putranya.Dia jadi begini karena datang ke acara ulang tahun Siena akhir pekan lalu. Dia memiliki keluarga yang utuh. Ada ibu dan ayah. Mereka meniup lilin bersama. Yugo pernah bilang kalau Junior harusnya sesekali mengizinkan agar Kasa mengadakan ulang tahun di rumahnya. Supaya dia bisa merasakan bagaimana memiliki keluarga yang utuh. Walaupun bocah satu itu hingga detik ini hanya mengenali Yugo sebagai pamannya.Tawaran itu tidak pernah disetujui Junior. Sekalipun Kasa bukan anak kandungnya, dia sudah mengambil alih sepenuhnya untuk anak itu. Dan Junior tidak mau kalau sampai nanti Kasa lebh merasakan kasih sayang ayah dari Yugo."Kasa, ayah capek. Kerjaan ayah ini sudah banyak."
Semua yang dikatakan Asih, tidak ada satu pun yang disangkal oleh Yugo. Rasa sakit emosional Junior menjalar ke seluruh tubuh. Meski, kakaknya beralasan kalau dia melakukan ini demi Junior dan Kasa anaknya, ini tidak bisa dimaafkan.Yugo beralasan sebagai kakak harus ada satu hal yang dia korbankan dalam hidup ini demi membuat adiknya bisa berubah lebih dewasa dan jauh lebih baik. Yugo sengaja menjauhkan Mahes dari Junior karena perempuan itu akan membuatnya susah. Junior akan kehilangan banyak kesempatan baik hanya karena bertengkar dengan orang tuanya.Dia mengalah kalau sampai harus dutuduh sebagai orang yang paling kejam dan tidak punya perasaan. Demi melihat Junior yang sekarang.Junior sakit hati. Jika tidak ingat kalau ada kasa di antara mereka mungkin Junior makan memutus hubungan persaudaraan di antara mereka.🍒Junior masuk ke kamar Kasa. Dia memeluk putranya, mengecup kening anak kesayangannya."Kita akan cari ibu. Kita akan bawa pulang ibu ...."Kasa menggeliat. Dia lelap
Pernikahan mereka, Mahes tahu pada mulanya hanya atas dasar rasa kasihan Junior padanya. Seperti main-main, memang itu tidak bisa masuk dalam hitungan. Perempuan itu enggan meneruskan ini atas dasar nafsunya, sedangkan belum ada ikatan yang sah di antara mereka."Kamu tahu gimana status pernikahan kita, Kak." Dia berujar lirih.Junior memegang wajah Mahes. Ya, dia tahu soal pernikahannya dan pria itu memilih untuk menghargai wanita yang ada di hadapannya ini.Mahes menurunkan tangan Junior dari wajahnya. Dia mengusap perlahan tangan lelaki itu yang terasa dingin sekarang."Nggak ada buku nikah yang kita pegang. Kalau orang lihat kamu dan aku begini, mereka bakal bilang aku murahan."Junior menunduk, dia menghela napas berat. Sungguh yang terjadi barusan memang di luar kendali. Hasrat dan rindunya begitu besar sampai sulit dikendalikan."Kak Jun bakal nikahin kamu lagi. Kali ini aku bakal urus semuanya. Nggak akan ada lagi yang bisa menghina kamu!"Mahes menggeleng. "Jangan buru-buru."
“Kasa, kenapa kamu pulang nggak nunggu jemputan dari Ayah dulu?”Kasa yang ditegur ayahnya hanya menatap sembari menggigit bibir. Bocah itu pikir tidak ada salahnya karena dia tadi pulang bukan dengan orang asing. “Aku, kan, pergi dengan Om Yugo. Soalnya, tadi dia bilang mau sekalian antar pulang.”Junior memijat pangkal hidung. Dia berjongkok di depan putranya tersebut, sembari pelan-pelan merengkuh lengan Kasa. Dia ingatkan tentang kesepakatan mereka. “Kamu nggak boleh pulang selain pakai jemputan dari Ayah.”“Memangnya, kenapa kalau pakai jemputan dari Om Yugo?”Junior hanya tidak mau Kasa dekat dengan Yugo itu saja. Apalagi, kelihatannya laki-laki itu sayang pada Kasa. Sebagai ayah, Junior malah merasa ketakutan.“Pokoknya nggak boleh ulangi, oke?”Kasa berjanji.Jujur, tadi Junior sampai buru-buru dari kantor ketika sopir ditugaskannya mengatakan bahwa Kasa sudah pulang dengan Yugo. Dia sampai harus nekat memastikan bahwa kakaknya itu tidak akan membawa anaknya ke mana-mana.Juni
Asih terkejut bukan kepalang ketika dia melihat Junior ada di rumahnya dan juga seorang gadis yang menggigil, berwajah pucat ikut bersamanya. Pembantu itu sampai tidak bisa berkata-kata ketika dia menunjuk Mahes."Bi, tolong siapin air hangat buat Mahes.""I-iya, Den." Asih mengangguk, tapi dia masih bengong memperhatikan tuannya yang baru datang."Kamu di sini dulu, Kak Jun mau ke rumah sakit.""Nggak!" Ketika Junior akan pergi lagi, Mahes segera memegang tangannya. "Jangan tinggalin aku!""Nggak apa-apa, Hes." Junior paham. Setelah kejadian di mana Mahes memukul Yugo sampai laki-laki itu nyaris sekarat, wajar kalau dia ketakutan. Tapi, semua masalah sudah selesai. Junior segera membawa Yugo ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan dan dia baik-baik saja.Mahes harus berada di sini karena tidak mungkin lagi ditinggalkan di kontrakannya. Setelah Yugo tahu keberadaannya, pasti dia tidak akan diam saja. Yang berikutnya harus Junior lakukan adalah melihat bagaimana keadaan kakaknya. Kar
Junior pulang dan dia mendapati pemandangan yang sungguh tidak terduga, yaitu Mahes tidur di sofa.Asih berbisik ketika bicara padanya. "Tadi, Bibi sudah bilang supaya tidur di kamar, tapi Non Mahes mau nungguin Den Junior pulang.""Biarin, Bi." Junior melengkungkan bibir. Dia juga berbisik saat bicara karena tidak mau membangunkan wanita itu. Sebentar ke kamar mencari selimut, pria itu kembali lagi untuk menutupi tubuh Mahes. Padahal dia sudah melakukannya dengan sangat hati-hati, menjaga perempuan itu agar tetap terlelap, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dia bangun. Junior tersenyum padanya."Kok, udah bangun?" Lelaki itu meledeknya. "Padahal baru aja mau diselimutin."Mahes memperhatikan ke arah pintu, seperti sedang mencari siapa orang yang ikut dengan Junior saat ini.Asih sudah kembali ke dalam karena tidak enak memperhatikan obrolan majikannya. Sementara, Kasa sudah tidur."Nggak ada siapa-siapa, cuma kita berdua di sini.""Kenapa pulangnya malam banget?"Alih-alih menjawab