“Hati-hati di jalan, Bu …,” kata pak Setiawan di saat langkah Rena membawanya menjauh.Rena menoleh ke belakang untuk melambaikan tangan kepada pak Setiawan.Ketika mengembalikan pandangannya ke arah depan, Rena melihat sesosok pria sedang berdiri menatapnya. Seketika langkahnya terhenti, jantungnya langsung berpacu kencang.Hampir saja Rena memekik terkejut, bahkan tangannya sudah hampir dia angkat untuk mengucek matanya meyakinkan indera penglihatan bahwa yang dilihatnya tidak salah. Tapi saat pria itu tersenyum, Rena yakin kalau dia tidak salah melihat karena senyum itu lah yang selalu menulari Rena semasa sekolah dulu.“Kak Edward,” ucapnya tanpa suara.Edward melangkah mendekati Rena yang sudah pucat pasi dengan buliran bening membasahi pelipisnya.Entah karena udara malam ini terlalu panas atau karena dia terlalu gugup bertemu kembali dengan sang mantan kekasih yang sangat dicemburui suaminya itu.Saat ini juga Rena berharap dia seperti Jinni yang tiba-tiba bisa mengh
Andra menggeliat meregangkan otot-otot di tubuhnya, sudah seharian ini pria itu mematuti layar pipih di atas meja untuk menyelesaikan semua pekerjaan agar sore nanti bisa langsung terbang ke Batam menemui Rena.Janjinya untuk berkunjung dua minggu lalu pada sang istri baru bisa dia penuhi akhir minggu ini karena akhir minggu kemarin harus menemani tuan Kurota-kliennya dari Jepang yang sedang berkunjung ke Indonesia.Ketika Andra mengungkapkannya kepada Rena, tentu saja wanita paling pengertian sedunia versi Andra itu memintanya untuk lebih mementingkan tuan Kurota.Lagi-lagi Rena berpidato dalam sambungan telepon beberapa hari lalu, mengatakan bahwa Andra adalah penanggung jawab atas kesejahteraan puluh ribu karyawan beserta keluarganya, maka dari itu sebagai Presdir harus mempertahankan bahkan memajukan perusahaan dengan sebaik-baiknya.Mungkin kalau perempuan itu berada di sisinya setiap hari hidup Andra akan lebih mudah.Ketika Andra stress, akan ada belaian lembut di kepala y
“Pertama aku minta maaf ... karena sudah meninggalkanmu, membuat rugi perusahaan om Sonny dan juga membuat kamu susah dengan pemberitaan kemarin … aku tau kamu yang meminta Ricko untuk membawa aku menemui psikiater, makasih ya kamu masih baik sama aku.” Monica mengucapkannya dengan tulus tanpa berkedip.“Aku yang saat itu masih sangat muda dengan terpaksa mengkhianati kamu untuk menolong ayah, setelah itu berjuangan hidup sendiri selama tujuh tahun karena ayah enggak bisa di andalka … masih bagus aku hanya gila enggak bunuh diri!” Monica tertawa kering.Andra dan Ricko menatap wanita itu lekat ketika sedang menceritakan kisahnya, keduanya merasa kalau Monica sedang meminta belas kasihan atas apa yang telah dia perbuat.Tapi sekarang aku udah sembuh, setidaknya berusaha untuk sembuh dan aku mohon … kalau aku udah enggak punya tempat lagi di hati kamu, bisakah kita berteman, Andra? aku akan berusaha untuk enggak melewati batas.” Monica memelaskan wajahnya, berharap Andra akan memberi
Rena menjerit kegirangan ketika membuka pintu apartemen langsung menangkap sosok pria tampan yang dirindukannya sedang duduk di sofa masih memakai kemeja lengan panjang dengan dua kancing yang sudah terbuka, jas dan dasinya tersampir di sandaran lengan sofa.Wanita itu berhamburan memeluk Andra kemudian menciumi setiap jengkal wajah tampan suaminya.Andra tertawa geli lalu menangkup pipi Rena menggunakan kedua tangannya yang besar."Hey ... hey ... udah enggak sabar yaaa?" goda Andra sambil terkekeh.Rena mengangguk dengan wajah merona membuat Andra jadi gemas.Lelaki itu langsung menyambar bibir Rena lembut dan perlahan berubah menuntut seolah menjelaskan betapa besar rindunya kepada Rena. Dengan masih memagut bibir Rena yang kini semakin dalam dan seramoangan, kedua tangan Andra menanggalkan pakaian Rena begitu juga dengan Rena.Tanpa basa-basi tanpa mukadimah, Andra dan Rena langsung masuk ke acara bercinta di pertemuannya kali ini.Setelah tubuh Rena setengah telanjang, A
Perut Andra tiba-tiba berbunyi mencium harum masakan Rena yang menggugah selera.Seperti biasa Rena melayani suaminya dengan baik, memindahkan nasi dan lauknya ke piring kosong untuk Andra.Tidak lupa satu gelas air mineral dan satu cangkir kopi yang baru saja dia tuang dari coffeemaker disediakan untuk Andra.Sambil memasukan makanan ke dalam mulut, Rena fokus dengan ponselnya.Jempolnya sibuk menggulir layar pipih yang berhasil mengambil alih perhatiannya.Selain mencari cara bagaimana menghilangkan kissmark dengan cepat, Rena juga menghindari matanya bersitatap dengan Andra.Andra merebut ponsel dari tangan Rena secara tiba-tiba dan sontak membuat Rena melototkan matanya.Tanpa memperdulikan sorot mata tajam itu, Andra membalikan layar ponsel Rena dan melihat apa yang membuat Renanya teralihkan.Pria itu menahan senyum setelah melihat apa yang sedang Rena cari di mesin pencari dalam ponselnya.Tatapannya beralih pada leher jenjang Rena yang terekspose karena hanya memakai
Setelah permintaan maafnya kepada Andra beberapa waktu lalu, Monica bangkit kembali.Monica memilih jalur bisnis di dunia entertainment selain karena dia sudah mengenal betul dunia tersebut juga karena segmen agency model cukup mudah dilanjankan dan bisa diandalkan menjadi pundi-pundi penghasil uang.Dalam suatu event atau media promosi, kontribusi seorang model sebagai duta tidak dapat dinafikan.Kehadiran para model ini adalah untuk membangun cintra yang baik terhadap produk atau program yang akan dijual perusahaan.Sebagai mantan model, nama Monica cukup diperhitungkan dalam dunia entertainment, dengan merekrut talent-talent model, pergerakan Monica dimulai dengan merangkul klien yang umumnya perusahaan, terutama yang tengah membangun image.Tapi nama besarnya membawa Monica tidak hanya dipercaya oleh perusahaan baru saja, perusahaan raksasa yang sudah lama malang melintang didunia bisnis pun mempercayakan pemasaran produknya kepada Monica.“Ricko,” sapa Monica ketika baru sa
“Apa jadwal saya siang ini?” Andra yang tengah memindai beberapa berkas di tangannya bertanya kepada Santi yang baru saja masuk.“Hari ini ada makan siang dengan dokter Alfred membicarakan mengenai alat kesehatan pesanannya … Ada beberapa hal yang beliau akan sampaikan,” jawab Santi sambil menatap iPad berisi schedule sang bos.“Oh ya, saya hampir lupa … kita pergi sekarang ya! Kamu ikut, bawa proposal kerja sama yang telah disepakati,” titah Andra, pria itu kini merapikan berkasnya dan memasukan ke dalam map.“Sudah Pak, semua sudah siap … mobil juga sudah di depan loby,” sahut Santi cepat.“Kita pergi sekarang.l Andra beranjak dari kursi kebesarannya kemudian menderapkan langkah keluar ruangannya diikuti Santi menuju lift.Ting…Terdengar suara tanda pintu lift akan terbuka.Andra terkesiap ketika melihat Monica ada dalam kotak besi yang hendak dia masuki, wanita itu begitu anggun berpakaian menunjukan kelasnya. “Hai Ndra,” sapanya memberikan senyum manis yang dulu Andra k
Jaman memang sudah canggih, jarak ribuan kilo meter bukan penghalang untuk mengetahui kabar satu sama lain.Dalam seminggu bisa beberapa kali Rena melakukan panggilan video call dengan keluarganya seperti yang dilakukannya saat ini.Bapak bercerita kalau sekarang keadaan jantungnya sudah membaik.Dan janji Andra beberapa waktu lalu terbukti, ketika mengunjungi klien bisnisnya di Bandung, sang suami lebih memilih tinggal di rumah mertuanya dari pada di hotel.Kemudian bapak juga memberitahu kalau menantu kesayangannya telah membeli tanah di belakang rumah bapak dan berniat untuk memperluas rumah bapak.“Pak … tapi itu bukan Bapak yang maksa, kan?” Rena menunjukkan tampak skeptis.Walau tidak sebesar rumah orang tua Andra, tapi menurut Rena rumah orang tuanya cukup untuk menampung keluarganya apalagi setelah renovasi besar-besaran yang dibiayai suaminya.“Nggak Kak, kata nak Andra … nanti nak Andra mau memberikan ibu cucu yang banyak dan nanti kamar akan ditambah juga, akan ada t