“Apa jadwal saya siang ini?” Andra yang tengah memindai beberapa berkas di tangannya bertanya kepada Santi yang baru saja masuk.“Hari ini ada makan siang dengan dokter Alfred membicarakan mengenai alat kesehatan pesanannya … Ada beberapa hal yang beliau akan sampaikan,” jawab Santi sambil menatap iPad berisi schedule sang bos.“Oh ya, saya hampir lupa … kita pergi sekarang ya! Kamu ikut, bawa proposal kerja sama yang telah disepakati,” titah Andra, pria itu kini merapikan berkasnya dan memasukan ke dalam map.“Sudah Pak, semua sudah siap … mobil juga sudah di depan loby,” sahut Santi cepat.“Kita pergi sekarang.l Andra beranjak dari kursi kebesarannya kemudian menderapkan langkah keluar ruangannya diikuti Santi menuju lift.Ting…Terdengar suara tanda pintu lift akan terbuka.Andra terkesiap ketika melihat Monica ada dalam kotak besi yang hendak dia masuki, wanita itu begitu anggun berpakaian menunjukan kelasnya. “Hai Ndra,” sapanya memberikan senyum manis yang dulu Andra k
Jaman memang sudah canggih, jarak ribuan kilo meter bukan penghalang untuk mengetahui kabar satu sama lain.Dalam seminggu bisa beberapa kali Rena melakukan panggilan video call dengan keluarganya seperti yang dilakukannya saat ini.Bapak bercerita kalau sekarang keadaan jantungnya sudah membaik.Dan janji Andra beberapa waktu lalu terbukti, ketika mengunjungi klien bisnisnya di Bandung, sang suami lebih memilih tinggal di rumah mertuanya dari pada di hotel.Kemudian bapak juga memberitahu kalau menantu kesayangannya telah membeli tanah di belakang rumah bapak dan berniat untuk memperluas rumah bapak.“Pak … tapi itu bukan Bapak yang maksa, kan?” Rena menunjukkan tampak skeptis.Walau tidak sebesar rumah orang tua Andra, tapi menurut Rena rumah orang tuanya cukup untuk menampung keluarganya apalagi setelah renovasi besar-besaran yang dibiayai suaminya.“Nggak Kak, kata nak Andra … nanti nak Andra mau memberikan ibu cucu yang banyak dan nanti kamar akan ditambah juga, akan ada t
Suksesnya acara launching produk yang di keluarkan perusahaan AG Group tidak lepas dari keberhasilan model yang bernaung di bawah manajemen Agensi Model Monica.Dengan professional, para model yang memasarkan produk berhasil menarik minat para konsumen untuk membeli produk tersebut.Klien yang hadir malam itu terang-terangan memuji pilihan Ricko yang pintar memilih model untuk pemasaran produk.Karena dalam bisnis, pemasaran atau marketing adalah ujung tombak dari majunya suatu perusahaan.Tidak salah Andra memilih Ricko menjadi Direktur pemasaran di perusahaannya, selain sesuai dengan sikapnya yang ramah mudah bergaul juga lugas dalam berbicara, Andra akui insting Ricko selalu tepat dalam mengambil keputusan.Walau sering bercanda dan nyeleneh, tapi Ricko begitu concern mengenai pekerjaannya dan termasuk pria pekerja keras.Sekali lagi Adra merasa beruntung memiliki pria itu sebagai sahabat dan tangan kanan di perusahaannya.Para klien pun begitu senang melihat antusiasme masy
“Gombal kamu, bilang kangen tapi enggak pernah datang ke rumah.” Tante Mery misuh-misuh.“Loh … bukannya Tante lagi di London beberapa bulan kemarin?” tukas Ricko sambil mengernyit.“Iya sih.” Tante Mery menyengir membuat Ricko terkekeh.“Andra ada?” tanya Tante Mery.“Ada Tante, di ruangannya.” Ricko mengarahkan telunjuk ke ruangan Andra.“Tante ketemu Andra dulu ya.” Tante Mery berlalu meninggalkan Ricko dengan gaya centilnya.Ricko tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah sang tante itu dan mengenai kedatangan tante Mery ke kantor Andra sudah pasti karena ada urusan mendesak.Pria itu tidak perlu mencari tahu urusan mendesak apa yang membawa tante Mery sampai mengunjungi perusahaan keponakannya, apalagi kalo bukan hubungannya dengan Monica dan Rena.Ricko yakin sahabat tapi bosnya itu pasti akan di cecar habis-habisan oleh tante Mery karena mengijinkan Rena pindah ke Batam.Biarlah pria itu tau rasa, sesungguhnya bilamana Andra sudah membawa Rena kepada om Bim
Presentasi Monica di kantor AG Group beberapa hari lalu memberikan kabar baik membuat Agensi Model milik Monica berhasil dipinang oleh perusahaan Andra.Ternyata Ricko cukup puas dengan apa yang Monica tawarkan tanpa mengetahui ada maksud terselubung yang membuat wanita itu membuat presentasi sekeren mungkin untuk memikat Ricko.Apalagi kalau bukan agar bisa berdekatan terus dengan Andra, mungkin sulit membuat Andra berpaling kepadanya tapi dengan Rena yang berada jauh dan Monica yang pastinya akan sering bertemu Andra membuatnya yakin kalau lama-lama Andra akan membuka hati untuknya lagi,Ricko memberitahu keputusan ini kepada Andra juga mengumumkannya ke beberapa klien yang langsung mendapat antusias positif dari mereka.Berbeda dengan Andra yang mewanti-wanti Ricko, dia bersedia menerima Monica kembali di dalam hidupnya yang kini berperan sebagai partner bisnis, tapi Andra menegaskan adanya batasan agar Monica tidak berharap atau berbuat lebih.Ricko sudah mengatakan hal itu s
Suatu malam setelah meeting dengan klien dan memenangkan tender yang cukup besar, Ricko, Monica dan Andra merayakannya di sebuah night club."Aku enggak usah.” Andra menarik gelas yang akan Monica isi wine."Loh ... kenapa? Kita ‘kan sedang merayakannya,” tukas Monica heran .Andra menggelengkan kepala, dia tidak ingin kesadarannya hilang hingga bisa dimanfaatkan orang lain seperti kejadian beberapa waktu lalu yang hampir saja dia menghamili Lisna-sang asisten rumah tangga genit yang selalu berusaha menggodanya.Namun dalam kasus ini, sesungguhnya hati kecil Andra masih belum bisa percaya kepada Monica."Udaaaah … gue aja Mon." Ricko menyodorkan gelas kosongnya kemudian Monica menuangkan wine dengan hati-hati ke dalam gelas tersebut."Bagaimana keadaan Rena? Apa dia betah di Batam?" Monica membuka pembicaraan seraya menenggak cairan pekat beralkohol tinggi.Tentu saja hal ini sudah diketahuinya dari Ricko sebelum memutuskan untuk menjadi partner bisnis Andra."Baik ... gue lag
“Andra mana?” tanya Monica sambil mengedarkan pandangannya.“Udah balik dia! Ayo gue anter lo pulang!” seru Ricko jangan seraya mengangsurkan tas tangan berwarna gold milik wanita itu.Monica menghembuskan nafas kasar, sambil menghentakan kakinya dia mengikuti langkah Ricko menuju parkiran.Lagi-lagi misinya tidak berhasil, Andra bukannya menolong malah melarikan diri, jelas-jelas dia masih melihat Andra tadi ketika sedang berdebat dengan pria kurang ajar yang menyentuh tubuhnya.***“Bu Rena … jadi ikut ya!” ajak Fira memaksa, anak dari seorang RCEO itu baru saja diangkat menjadi pegawai tetap dan dia akan merayakannya dengan mentraktir seisi kantor di salah satu restoran yang berada di dalam Mall tidak jauh dari kantornya.Rena mendongak dari nota-nota yang berserakan di atas meja yang sedang dia periksa. “Enggak bisa Fira, maaf ya … suami aku datang malem ini,” tolak Rena secara halus.“By the way, selamat ya atas pengangkatannya,” tambahnya lagi tulus.“Yaaaa … ajak aja su
Aura Andra yang mendominasi membuat semua salah tingkah, pesta perpisahan tersebut tidak berjalan sesuai rencana karena mereka lebih memilih diam menghabiskan makan malam gratisnya.Hanya pak Santoso yang berani berbincang dengan Andra dan yang lain hanya sesekali melirik suami tampan dari supervisor cantik di kantor mereka.Cara makan Andra yang begitu elegan pun tak luput dari perhatian teman-teman Rena, mungkin orang kaya punya sekolah sendiri yang mengajarinya bagaimana cara berjalan, cara makan bahkan cara tersenyum karena sedari tadi Andra begitu elegan melayangkan senyumnya ketika berbicara dengan pak Santoso.Acara makan itu tidak berlangsung lama, tanpa banyak bicara membuat mereka dengan cepat menghabiskan semua hidangan di atas meja.Tidak ada yang berani menggoda Rena seperti biasanya, bahkan Fira dan Irni pun enggan walau sekedar membisikan sesuatu.Banyak yang ingin mereka tanyakan kepada Rena tapi dengan sabar menyimpannya hingga hari senin besok.Mereka akan mela