Andra sedang melakukan meeting tertutup dengan jajaran Direktur di bawah kepemimpinannya, Ricko juga hadir dalam meeting tersebut.Mereka membacakan laporan tengah tahunan kepada Andra, pencapaian selama setengah tahun dan membahas strategi juga target untuk akhir tahun.Presdir tampan itu tampak kurang puas dengan hasil yang dicapai perusahaan hingga pertengahan tahun ini walaupun profit yang didapat sudah lima kali lipat dari tahun sebelumnya.Memiliki pimpinan dengan jiwa muda dan idealis yang tinggi sungguh merupakan suatu tantangan yang besar bagi para Direktur tersebut termasuk Ricko.Andra sengaja mencari orang-orang yang masih muda dan memiliki semangat yang tinggi untuk memajukan perusahaan, ada juga beberapa yang sudah paruh baya tapi masih memiliki kemampuan yang tidak kalah hebat dengan mereka yang masih muda.Beberapa jam kemudian meeting selesai dan para Direktur kembali keruangan masing-masing."Ko ... ada yang mau gue omongin!" Andra berujar saat Ricko hendak kel
Masih dengan kemeja dilapisi blazer dan rok span juga rambut yang diikat bun, Rena sibuk memasak menyiapkan makan malam. Tak lupa dia memakai apron untuk menghalangi stelan kerjanya agar tidak terkena cipratan minyak. Pemandangan sang istri yang sedang memasak sambil menggunakan stelan kerja seperti itu mampu menggetarkan hati Andra.Barulah pria itu sadar ternyata Tuhan sangat baik memberikan gadis luar biasa seperti Rena untuk menjadi istrinya dan sudah sepatutnya Andra bersyukur.Andra memberi kode dengan tangan kepada para asisten rumah tangga yang sedang membantu Rena memasak. Tanpa Rena sadari, satu persatu para asisten rumah tangga keluar dari dapur kembali ke paviliun atas perintah Andra.Sang Presdir tampan melangkah pelan mendekati Rena, menyandarkan sisi tubuhnya di pintu lemari es sambil melipat tangan di dada.Sang istri masih sibuk dengan spatula dan wajan. “Bi … tolong garamnya.” Tangan terjulur ke belakang dengan posisi terbuka.Andra meraih botol kaca deng
Andra yang duduk menghadap pintu seketika terbelalak saat netranya dengan netra Rena bertemu bertepatan ketika Rena membuka pintu ruangan pria itu.Dengan kasar sang Presdir tampan melepaskan pagutan, matanya masih membulat sempurna ketika bangkit dari sofa membuat wanita di atas pangkuannya nyaris tersungkur.Pria itu dengan cepat menarik langkah menghampiri istrinya yang membatu di ambang pintu.Rena bisa melihat senyum puas dan melecehkan dari wanita yang kini sedang merapihkan pakaiannya yang sebenarnya terlihat masih rapih.Lutut Rena melemas, masih jelas dalam ingatannya ketika tadi malam Andra menciumnya mesra.Dan sekarang dia harus melihat bibir itu terpagut dengan bibir wanita lain.Hatinya tersakiti, ada marah, kecewa bercampur menjadi satu.Ingin menangis sejadi-jadinya, ingin marah hingga melempar sesuatu ke arah mereka berdua.Tapi Rena tak kuasa, dia hanyalah istri kontraknya Andra karena hingga kini pria itu hanya bersikap manis dan mesra tanpa mau memperjelas
"Monica! Sudah hentikan!!kamu tahu ‘kan aku udah punya istri? Apa kamu enggak bisa menghargai statusku sebagai seorang pria yang sudah menikah?” bentar Andra sembari mundur beberapa langkah."Apa kamu udah enggak mencintai aku lagi? Coba tanya hati kamu! Apa kamu lupa dengan semua yang pernah kita lakukan? Kamu selalu bilang enggak ada yang bisa memuaskanmu selain aku. Apa istri kamu udah bisa menggantikan posisiku? Andra … coba ingat-ingat lagi hal indah tentang kita ... cium aku ... rasakan ... apa masih ada getaran? Kalau memang udah enggak ada getaran, aku akan meninggalkanmu,” bisik Monica sensual di telinga Andra.Monica mendorong tubuh Andra sampai pria itu duduk di sofa tunggal kemudian perlahan duduk di atas pangkuan pria tampan yang masih sangat dia cintai itu.Monica mendekatkan wajahnya lantas mencium bibir Andra lembut dan di saat bersamaan Rena membuka pintu.Tok...Tok...Ceklek...FLASHBACK ENDAndra kembali ke ruangannya setelah mengantar Rena ke ruangan Ricko.
Ricko merangsak masuk ke ruangan Andra bersama gusar melingkupi hati, sebetulnya sudah sejak tadi pria jangkung itu ingin menegur Andra tapi dia urungkan karena tidak ingin bersitatap dengan Monica.“Ndra … Bisa jelasin ke gue apa yang terjadi tadi? Lo liatkan Rena terpukul banget? Nih liat kemeja gue, kalo dia enggak cinta sama lo dia enggak akan sampe nangis kaya gini!” seru Ricko sambil menunjuk kemejanya yang masih basah oleh air mata Rena. Andra tidak bisa menjawab, pria itu menyandarkan tubuh di kursi kebesarannya sambil mengusap wajah.“Tadi dia bilang akan bertemu om Bimo untuk membatalkan kontrak ini dan nggak akan menuntut sepuluh Triliunnya … Dia akan membebaskan lo yang penting bercerai!” Ricko menatap Andra lurus, belum pernah Andra melihat Ricko semarah ini. Pria jenaka itu selalu tertawa namun kini wajah jailnya hilang berubah sangar hanya karena seorang Rena. Andra menyadari kesalahannya, dia akan meminta maaf dan melakukan apapun agar Rena tidak membatalkan ko
Andra meminta pak Syam mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sialnya mereka terjebak macet jam pulang kerja, berkali-kali pak Syam membunyikan klakson.Andra tampak gelisah tidak bisa duduk dengan tenang di kursi penumpang belakang, pria itu menyugar rambutnya kesal. Beberapa jam kemudian akhirnya mobil mewah itu membawanya sampai di rumah. Andra bergegas turun dari mobil yang berhenti tepat di depan pintu rumah, tanpa menutup kembali pintu mobilnya dia berlari ke dalam rumah kemudian memindai setiap ruangan tapi tidak ada Rena di lantai bawah.Kakinya melangkah menaiki anak tangga menuju kamar mereka di lantai dua, dan ketika tiba di sana tidak ada tanda-tanda keberadaan sang istri.Dengan kecepatan cahaya, pria itu berlari turun kembali ke lantai bawah menuju dapur menanyakan keberadaan istrinya pada asisten rumah tangga tapi menurut mereka sang nyonya rumah belum pulang dari pagi tadi.Berkali-kali Andra menghubungi ponsel Rena tapi masih saja tidak tersambung. Pria
Pagi itu Rena bangun dengan posisi membelakangi Andra, seperti biasa saat membuka mata dia akan mendapati tangan kekar melingkar di lekukan pinggangnya. Sambil mengumpulkan kesadaran Rena mengingat kejadian tadi malam, Andra memeluknya lebih intim setelah sebelumnya pria itu meminta maaf berulang kali..Hanya kata maaf tidak ada penjelasan lain padahal Rena sudah mengungkapkan perasaannya.“Haaiiisssss…..” Rena meringis, seumur hidup baru kali ini dia mengungkapkan perasaannya kepada seorang pria.Lalu bagaimana dia menghadapi Andra sekarang?Walau Rena merasa kalau suaminya pun memiliki perasaan yang sama tapi kata cinta belum pernah keluar secara langsung dari mulut pria itu.Dan bagaimana sebenarnya perasaan Mas Andranya kepada Monica?Masih haruskah Rena mempertahankan pernikahan ini?Atau masih bisakah dia berharap dan menititpkan hatinya pada Andra?Rena melirik jam yang tergantung di dinding, dia harus membuat sarapan pagi.Meski hari ini hari sabtu tapi Rena tidak
Rena memejamkan mata merasakan sinar matahari pagi menerpa tubuhnya.Dia terhenyak saat seorang asisten rumah tangga datang membawakan satu gelas orange jus dan potongan buah-buahan siap makan.Ternyata seperti ini rasanya menjadi orang kaya, Rena tersenyum tipis kemudian tatapannya tidak sengaja mengarah lantai dua bangunan rumah itu.Ruangan berdinding kaca tersebut merupakan ruang gym, baru Rena sadari kalau Andra sedang menatapnya dari atas alat treadmill yang mengarah langsung ke kolam renang.Sedari tadi Andra mengawasi Rena yang sedang berenang menggunakan swimsuit one peace yang sangat menggoda dan mata Andra sulit mengedip saat Rena berjemur di atas sun lounger dengan lekukan yang membuat posisi tubuh Rena semakin terlihat seksi.Sekarang pria itu sudah melesat menuruni anak tangga menuju kolam renang sambil mengelap tubuhnya yang basah karena keringat menggunakan handuk.Jantung Rena menggila dan matanya melebar sempurna saat melihat Andra seperti gerakan slowmotion me