"Duh, Mas Roni kenapa ke sini lagi sih?" gumam Mosa yang masih berdiam di kamar.Sedangkan Roni masih memanggil-manggil Mosa di depan pintu.Mina kemudian menghampiri Mosa. "Itu Roni ngapain sih kok ke sini lagi?""Entah, Bu. Dasar orang aneh memang. Sudah jelas pisah dan sekarang sudah ada istrinya malah ke sini," balas Mosa.Sementara itu di rumah makan, Andre dan Ayahnya sedang menunggu kabar dari Mosa."Mosa kok lama sekali ya, Dre? Coba kamu hubungi!" titah Ayah Andre."Sebentar! Aku kirim pesan saja dulu," sahut Andre lalu mengirim pesan kepada Mosa.[Mosa, apakah kamu sudah siap? Aku dan ayah menunggu.]Send.Mosa membuka pesan dari Andre. Ia baru ingat jika Andre dan Ayahnya akan datang untuk melamar. Tetapi ia lupa sejak menabrak orang di jalan. Dan di rumah ada Roni juga. Lalu Mosa membalas pesan dari Andre. [Maaf, Dre. Aku lupa, karena tadi sampai rumah ada Mas Roni. Sampai sekarang juga masih ada Mas Roni yang berteriak-teriak di depan rumah. Bagaimana sebaiknya ini?]Sen
"Mungkin ini terlalu mendadak, Pak. Mosa masih belum lama bercerai. Apa nanti kata orang kalau sudah menikah lagi?" balas Mina."Tetapi Mosa kan sudah habis masa iddahnya. Jadi apa masalahnya kalau Mosa akan menikah kembali, Bu?" tanya Ayah Andre."Saya hanya ragu, Pak. Saya tidak ingin keluarga saya yang rumah tangganya selalu hancur. Dari saya kemudian Mosa. Jujur saya kasihan dengan Mosa, Pak. Sebenarnya harapan saya Mosa bisa menikah tanpa bercerai seperti saya. Tetapi apalah daya, ternyata Mosa memiliki suami yang seperti itu. Kalau pun saya mempertahankan artinya saya membiarkan anak saya teraniaya," jawab Mina."Saya bisa menjamin anak saya bisa bertanggung jawab, Bu. Saya sudah mengenal anak saya. Baru kali ini dia benar-benar menyukai perempuan sampai langsung mau melamar. Andre ini tidak pernah dekat dengan perempuan apalagi dikenalkan kepada saya. Sebetulnya saya sendiri yang memperkenalkan pertama kali Mosa dan Andre. Tetapi sepertinya anak saya ini sudah terlebih dahulu m
Andre juga merasa sedih melihat orang yang disayanginya menangis. Tekad untuk bisa membahagiakan Mosa makin kuat. Dirinya tidak mau membuat Mosa menangis sedih, tetapi ingin membuat Mosa menangis bahagia. Tetapi saat ini cinta Andre masih terhalang restu ibunya Mosa. Ia juga tidak bisa memaksakan kehendak karena ia tahu ibunya juga sangat menyayangi anaknya.Ini hanya masalah waktu. Kalau memang Mosa adalah jodohnya tentu ke depan akan dipermudah, bukan malah dipersulit. Begitu batin Andre."Tapi, Bu," ucap Mosa."Sudah, Mosa. Apa lagi?" tanya Mina."Maaf, Bu. Saya kemari tidak ingin membuat Mosa menangis. Jujur melihat Mosa menangis hati saya ikut sedih. Saya ingin membuat dia menangis bahagia bukan karena tangisan sedih," sahut Mina.Mina menghela nafas panjang. Tak ada ucapan suasana menjadi hening."Kapan kalian akan menikah?" Tanya Mina.Semua mata tertuju pada Mina. "Maksud Ibu?" tanya Mosa."Sejak awal sebenarnya Ibu sudah suka sama Nak Andre. Hanya saja memang ada trauma di
Saat itu Roni merasa sedikit bersalah. Tetapi perasaannya saat melihat ibunya terbaring di rumah sakit seperti tidak bisa memaafkan Laila.Tetapi apa yang dikatakan Laila juga tidak bisa dibenarkan. Karena sudah memukul Laila kemudian Laila membalas hingga membuat ibunya masuk rumah sakit.Roni kemudian duduk di kursi tak jauh dari dirinya. Ia memikirkan apa yang harus dilakukan saat ini. Ia merasa berat kepada Ibunya dan anak yang ada di kandungan Laila.Sejenak Roni melupakan Mosa yang sebenarnya sedang dirindukan. Ia masih bergeming memikirkan apa yang sedang ingin ia lakukan saat ini. Mengingat ia sedang bingung.Pekerjaannya terbengkalai akhir-akhir ini. Meskipun ada panggilan dari luar kota untuk pengiriman tidak dilakukan oleh Roni. Pikiran Roni benar-benar kacau. Dimulai dari ulah Laila dan juga rindu yang salah pada Mosa. Sarni juga selalu memberikan nasihat pada Roni untuk terus mendekati Mosa dan bisa menjadikan Mosa sebagai istri kembali.Sehingga Roni sepertinya tidak la
Seorang satpam yang tidak jauh dari Roni duduk mendekat."Pak, ini rumah sakit. Tolong jangan berteriak di sini! Sangat mengganggu pasien yang sedang beristirahat. Kalau memang Bapak tidak bisa silakan meninggalkan rumah sakit ini!" usir satpam tersebut."Maaf, maaf, Pak. Saya tidak mengulangi," sahut Roni.Perasaannya semakin berkecamuk. Ia tidak tahu tempat yang terbaik untuk mengutarakan. Ibunya sedang terbaring di rumah sakit. Istrinya di rumah bermusuhan dengan ibunya. Sedangkan perempuan yang saat ini ia rindukan sepertinya sudah tidak memperdulikannya lagi.Andre yang bisa diajak komunikasi justru saat ini sedang tidak bisa dihubungi. Hari semakin malam membuat Roni mengantuk. Tetapi ia bingung ingin tidur dimana. Roni kemudian merebahkan dirinya di kursi panjang yang ada di gazebo. Mencoba memejamkan matanya.*Di rumah Mosa. Pukul 8 malam.Andre dan Ayahnya sudah pulang. Kini Mosa sedang berbunga sembari memperhatikan cincin yang disematkan oleh Andre. Ia merasa bahwa taman
"Memang apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Andre."Sebenarnya aku mengharapkan mantan istriku kembali. Jujur, aku menyesal dengan apa yang pernah aku lakukan sama dia. Tapi aku sudah mencoba berkali-kali untuk minta maaf tapi katanya dia sih sudah memaafkan. Tapi kalau untuk kembali katanya tidak," jawab Roni.Andre menelan saliva. Ia tidak ingin menceritakan bahwa dirinya sudah melamar Mosa. Ia tidak mau ada salah paham."Mungkin kamu memang tidak berjodoh sama dia, Ron. Sekarang coba kamu perbaiki saja dengan istrimu yang Sekarang! Jangan sampai kejadian masa lalu akan terulang lagi!" Andre memberikan saran."Iya, Ron. Cuma aku juga masih bingung saja apa yang harus aku lakukan saat ini. Istriku sedang getol berpacaran. Lalu ibuku tahu saat dia sedang menelpon pacarnya. Terus ibuku memukul istriku berkali-kali, istriku yang merasa membela diri akhirnya mendorong ibuku. Aduh aku nggak ngerti lagi harus bagaimana saat ini. Padahal juga aku sebenarnya sayang sama mereka. Aku cuma bi
Setelah bertemu dengan Andre, Roni memilih untuk pulang. Rumah tidak dikunci membuat ia mudah masuk ke dalam rumah. Ia melihat Laila sudah tidur pulas. Ia juga melirik jam sudah pukul 12 malam.Roni kemudian masuk ke rumah dan menjalankan kewajiban empat rakaat yang belum sempat Ia jalankan. Roni kemudian menengadah meminta kepada Tuhan agar bisa memberikan jalan keluar terbaik untuk masalah keluarganya. Ia juga tidak ingin terus menerus merasa bahwa tidak bisa menjadi imam yang baik.Seperti yang dikatakan Andre, Roni harus bisa berubah menjadi diri yang lebih baik. Mengingat saat ini keluarga kecilnya juga masih dalam kesemrawutan.Setelah selesai, Roni kemudian masuk ke kamar dimana Laila sedang beristirahat. Sudah sangat lama mereka tidak pernah tidur satu kamar. Roni kemudian merebahkan dirinya di samping Laila. Sontak Laila langsung terbangun dan duduk."Kamu, ngapain di sini?" tanya Laila. Meskipun masih mengantuk Laila merasa suaminya aneh. "Aku hanya ingin tidur di sini, La
Hari ini Roni sudah selesai pindah rumah. Barang-barang yang dibutuhkan semua sudah ada di rumah barunya. Saat ini ia melihat Laila masih tertidur pulas. Ia merasa bahwa istrinya sedang kelelahan.Roni mulai untuk memikirkan bagaimana pekerjaannya. Ia bertanya kepada bawahannya stok bawang di beberapa tempat yang biasa dikirim.Tetapi hasil yang dia terkejut. Menurut anak buahnya, karena cukup lama tidak ada pengiriman mereka beralih ke distributor lain. Hal ini tentu membuat Roni merugi. Bagaimana tidak, jika dalam satu bulan bisa menghasilkan 10-20 juta, bulan ini ia hanya menerima sekitar dua juta saja. Itu sudah dikurangi gaji para karyawan yang bekerja dengannya.Roni bingung. Ia mengingat pesan Andre kemarin ternyata benar. Ketika sedang ada masalah harus tetap bekerja agar pemasukan tetap berjalan stabil. Tetapi nyatanya tidak sesuai dengan ekspektasi. Hasil yang didapatkan sangat jauh.Hasil itu pun didapat dari pengiriman bawang yang dekat saja. Untuk luar kota masih terkenda