Share

Mengajari Xai

Aku berpura-pura tidak pernah mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Rati. Dia pun melakukan hal yang kurang lebih serupa, bersikap seolah tidak pernah menanyakan apakah aku benar-benar membencinya. Pagi ini, dia menyiapkan sarapan seperti biasa dan membangunkan aku dan Xai setelah semuanya selesai. Aku bersikeras masih ingin tidur, tapi Rati mengabaikan ucapanku. Dia sampai mengancam akan menyiramku dengan air kalau tidak segera bangun dari tempat tidur.

“Memangnya aku ini anak sekolahan!” gerutuku seraya berjalan ke dapur.

Sudah ada Xai di meja makan dan dia sudah selesai mandi dan memakai seragamnya dengan rapi. Rambutnya basah. “Pagi amat siap-siapnya?”

“Sekarang aku enggak harus nungguin Ayah lagi, jadi aku bisa berangkat lebih pagi dan jemput temanku.”

“Teman apa pacar?”

Sindiranku tidak ditanggapi oleh Xai. Dia lantas menatapku dengan ekspresi memohon. “Aku mau belajar nyetir, Yah. Boleh?”

Aku balas mengabaikannya dan Xai ti

irbatkO

Mohon maaf, saya baru sadar kalau kemarin saya salah membagikan bab.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status