Share

Seni Air Mancur atau Air Seni Mancur

“Jujur saja, awalnya aku merasa terancam. Perhatian semua orang tertuju padamu sejak pertama kali kau datang ke sini. Tapi, semakin kuperhatikan, aku paham apa yang dilihat Bapak darimu. Kau punya sesuatu yang layak untuk dijual olehnya, menjadi wajah Daimen dan lain sebagianya. Kau juga pekerja keras, Bang. Dulu, waktu aku melatihmu untuk pertama kali, aku sempat meremehkanmu. Itu karena kau terlihat lemah dan kurang meyakinkan. Semakin hari, melihat kemajuan yang terjadi pada tubuhmu, aku percaya kau sama sepertiku. Butuh kesempatan kedua dan Bapak melihat hal itu. Karena itulah aku tidak pernah sekalipun merasa iri Bapak memilih Abang sebagai wakilnya di Daimen.”

Ucapan Cahyo hari itu terngiang di dalam kepalaku. Sialan. Karena memikirkan bagaimana aku mendapat bahan onani di telepon genggamku, aku malah memikirkan dia.

Aku segera berbenah dan menyingkirkan kondom bekas ke wadah sampah. Namun, sebelum melemparnya ke wadah itu dan bergabung bersama sampah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status