Share

479. Cahaya Dewa

Pasukan Bimantara tengah mendaki gunung Nun yang curam dan tajam itu. Peluh membasahi tubuh Bimantara, padahal hawa dingin sangat menusuk tulangnya. Pendekar Gunung Nun yang menguasai wilayah itu tampak memacukan kuda paling depan, sementara Pendekar Burung Merpati berada di belakangnya. Di tengah-tengah, Bimantara mengikuti pacuan kuda dua prajurit utamanya itu. Sementara para prajurit yang mengiringi pengembaraan mereka berada paling belakang.

Jalanan terjal dan lembab itu sedikit membuat kuda-kuda yang ditunggangi mereka kesusahan mendakinya. Di kiri kanan jalanan terjal itu tampak pepohonan purba yang sudah lama hidup di sana. Bimantara belum merasakan keanehan apapun di sana. Nalurinya untuk mendengar suara Bubungkala dan melihat wujudnya dalam bayangannya belum datang.

Puncak masihlah sangat jauh. Seketika Kuda yang ditunggangi Pendekar Gunung Nun berhenti. Pendekar itu heran.

“Ayo, perjalanan kita masih jauh,” ucap Pendekar Gunung Nun pada kudanya.

Kuda itu masih diam, seolah a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status